Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kembalikan
2
Suka
1,114
Dibaca

“Aimar, cepat lari! Truk itu nggak bakal berhenti!” teriak seseorang dari kejauhan, memecah kesunyian Lapangan Tanah, lapangan sederhana dengan papan tua bertuliskan nama yang sudah pudar. Aimar, pemuda 17 tahun, terpaku di tengah lapangan, masih mengenakan jersey Qatar Airways kesayangannya—hadiah dari kakaknya, Atep, yang bekerja di luar negeri. Ia adalah anak pendiam, tapi matanya penuh api. Ia bermimpi jadi pemain profesional, meski teman-temannya lebih suka menghabiskan waktu di warnet.

Sore, tanggal 27 September 1994, seperti yang tertera di foto kenangannya, Aimar menemukan bola tua di semak-semak dekat lapangan. Bolanya usang, kulitnya mengelupas, tapi anehnya terasa hidup. Ketika Aimar menendangnya, tendangannya melesat sempurna, seolah ada kekuatan yang membantunya. Aimar terus berlatih dengan bola itu, dan dalam hitungan minggu, ia terpilih masuk tim lokal berkat kemampuan luar biasanya. Tapi sejak saat itu, ia sering mendengar bisikan aneh di lapangan, terutama saat senja: “Kembalikan… atau kau akan kehilangan segalanya.”

Namun, malam sebelum pertandingan besar, Aimar bermimpi tentang seorang anak laki-laki kecil yang tewas tertabrak truk di dekat lapangan bertahun-tahun lalu. Dalam mimpi itu, anak itu menangis, memegang bola tua yang sama. “Kembalikan… atau kau akan kehilangan segalanya,” bisiknya. Aimar terbangun dengan keringat dingin. Ia menyadari bola itu milik anak itu—semangatnya terperangkap di dalamnya, membantu Aimar mewujudkan mimpinya, tapi dengan harga yang mengerikan.

Hari pertandingan tiba. Aimar membawa bola tua itu ke lapangan, berniat menguburnya di semak-semak untuk membebaskan semangat anak itu. Tapi saat ia melakukannya, ia melihat kakaknya, Atep, di kejauhan, baru tiba dari perjalanan jauh untuk menonton pertandingannya. Tiba-tiba, sebuah truk melaju kencang ke arah Atep—persis seperti dalam mimpinya. Aimar berlari, berteriak, tapi suaranya tenggelam oleh deru mesin. Ia melompat, mendorong Atep menjauh, tapi…

Adegan memudar menjadi hitam. Ketika debu reda, jersey Qatar Airways milik Aimar tergeletak di pinggir lapangan, ditiup angin senja. Bola tua itu telah menghilang dari semak-semak. Apakah Aimar berhasil menyelamatkan kakaknya? Atau apakah ia kehilangan segalanya demi mimpinya? Tidak ada yang tahu.

Di desa itu, orang-orang masih berbicara tentang Aimar. Beberapa bilang ia menjadi legenda sepak bola, yang lain bilang ia pergi mencari bola tua itu lagi. Tapi setiap senja, anak-anak di Lapangan Tanah bersumpah mereka mendengar bisikan di angin: “Jangan ambil yang bukan milikmu.”

-Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kembalikan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Sesosok Hantu karya Guy de Maupassant penerjemah: ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Flash
Malam dan Kesepian
anaibeterbangan
Novel
Bronze
DI BALIK KAMPUS (1998)
Embart nugroho
Cerpen
Mereka Ingin Aku Percaya
Riana Dewi
Flash
Hati Palasik
Aniqul Umam
Komik
Bronze
LIVESTREAMING
livestreamingwebcomic
Cerpen
Bronze
Poppok : Teror Makhluk Misterius
AndikaP
Novel
Penghuni Posko KKN
Chely Nizwar
Komik
Bronze
Medical Horror
Qonita Nur Qolby
Novel
Kisah Horor
Maghfira Izani
Cerpen
Bronze
Aku dan Hantu Fyodor Dostoevsky
Galang Gelar Taqwa
Flash
Legenda gunung Dalem
ocha novianti
Cerpen
Bronze
Firasat Mimpi
Jasma Ryadi
Flash
Bronze
Mereka Masih di Sana
Ron Nee Soo
Rekomendasi
Flash
Kembalikan
Ron Nee Soo
Flash
Padi yang Berbisik
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Mereka Masih di Sana
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Kekacauan di Pagar Sekolah
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Kembali
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Kenapa Dia tak Pernah Datang?
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Dua Tahun Lagi
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Rasa Kehilangan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Laut yang Menyimpan Kenangan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Apakah Saat Ini, Aku Sedang Patah Hati
Ron Nee Soo
Flash
Harapan Baru
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Ketika Musik Box Berhenti Bernyanyi
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Menangkap Senyum
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Kebaikanku, Tak Perlu Kau Bayar
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Nyanyian Kode
Ron Nee Soo