Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Eh, Nak…, kenapa masih di sini? Kamu belum tidur?” tanya Nenek yang sudah menyelamatkanku. Wanita tua yang baik itu, kemudian ikut duduk di sebelahku, di depan gubuk. Kami duduk menatap ke bibir pantai di kejauhan.
“Belum,Nek. Di kota, aku biasa tidur larut malam, begadang bersama temanku. Tapi, sekarang kami terpisah.”
“Bagaimana ceritanya?”
Aku mulai menceritakan apa yang sudah terjadi, seingatku. Nenek mendengar tanpa menyela sekali pun.
“Ah! Apakah yang berulah lagi itu monster Gramy, ya?” tanya Nenek setelah aku selesai menceritakan yang sudah kualami.
“Aku tidak tahu, Nek. Saat ini aku memikirkan nasib temanku yang disambar elang raksasa dan dibawa terbang entah ke mana.”
Tiba-tiba dari arah kejauhan aku melihat ada cahaya yang melayang dan turun sampai bibir pantai.
Apakah itu helikopter SAR? Ataukah cahaya dari makhluk raksasa lainnya? Ahhh…, kenapa semua di sini terasa tidak masuk akal? batinku mulai kesal sendiri.
“Ayo, Nek, kita masuk ke dalam. Sebaiknya kita istirahat agar besok bisa bangun dengan bugar,” ajakku mengakhiri perbincangan dan kami berdua melangkah masuk.
***
Gua Bolu - Nisty.
Sungguh tidak terduga, ternyata Agin dan Bolu adalah teman lama. Sedikit cerita mengalir dari mereka berdua tentang perkenalan dan kebersamaan keduanya berpetualang.
Perbincangan berakhihr ketika Bolu mengajak tidur. Dia dan Agin cepat sekali pulasnya. Aku pun mulai mengantuk. Tapi, aku meihat Claude yang tidur miring di paha Bolu, menatap jauh keluar mulut gua.
“Kenapa belum tidur?” tanyaku.
“Sudah berapa waktu yang kulewati? Sudah berapa lama aku di pulai ini? Bagaimana nasib temanku?”
Aku diam saja. Terkadang, diam memang lebih baik ketimbang memberikan jawaban palsu.
“Istirahatlah. Besok kita akan mencari temanmu dan melawan monster laut itu.”
Kulihat Claude mengangguk, lalu merapatkan jaketnya. Aku pun kemudian tertidur.
Sang surya kembali bangkit dari Timur, menggantikan tugas rembulan menyinari alam. Kami pun mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Tak lupa kami mengucaopkan terima kasih apdanya.
“Terima kasih, Bolu. Aku akan pergi melawan monster laut itu,” pamit Agin.
“Kau tidak akan meninggalkan teman lamamu ini, ‘kan?” Bolu tersenyum lebar ke Agin. Dia kemudian mengambil perlengkapannya juga senjata.
Kini kelompok kecil kami, bertambah satu anggota lagi, Bolu.
***