Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sebentar lagi, kami akan lulus SD. Kami takkan bertemu lagi, karena berada di SMP yang berbeda. Maka dari itu, sebelum pengumuman kelulusan, kami berencana membuat lagu perpisahan.
“Kita bikin lagu versi kita sendiri, nggak boleh menjiplak,” usul Velincia.
“Betul. Kita harus punya ciri khas dan karakteristik lagu sendiri. Berpura-puralah ini adalah band, tapi nggak ada yang main musik, hahaha,” seperti biasa, Zamora memulai leluconnya.
“Oh, iya, yang pinter bikin lagu, kan, Kirana. Kita suruh dia aja bikin lagu, terus kita diskusikan gimana nadanya,” usul Zeline.
“Haah? A-aku?” tanyaku setengah kaget.
“Betul. Gimana, setuju, nggak?” tanya Zeline.
Velincia dan Zamora mengacungkan jempol. Aku akhirnya menyetujui meskipun terpaksa.
“Kita kasih waktu berapa, ya?” Zeline berpikir-pikir.
“Jangan cepet-cepet amat, loh, ya, guys. Dipikir, bikin lagu itu semudah membalik telapak tangan?” aku menunggu jawaban mereka.
“Tiga hari saja!” teriak Velincia.
“Tiga hari? Emang cukup? Cukup aja buat kamu, Vel. Buat seorang Kirana, bikin lagu selama tiga hari itu nggak cukup!” aku membantah.
“Seminggu ajalah. Gimana?” usul Zamora.
“Nah, yang ini oke buat aku,” kataku.
Baik Zeline maupun Velincia tidak keberatan. Aku diberi waktu satu minggu untuk menulis judul dan memikirkan lirik lagunya.
***
Di rumah, aku mondar-mandir saking bingungnya dengan lagu apa yang harus kubuat. Aku berusaha agar tidak mencontek lirik-lirik lagu dari artis terkenal. Bahkan, aku berusaha bertanya ke Meta AI, namun hasilnya malah tidak memuaskan.
Mendadak, aku punya ide. Aku menelepon teman-temanku satu per satu, untuk meminta satu kata.
“Satu kata buat laguku,” kataku saat menelepon Zamora.
“Bunga,” jawab Zamora.
“Satu kata buat laguku,” kataku saat menelepon Zeline.
“Jiwa,” jawab Zeline.
“Satu kata buat laguku,” kataku saat menelepon Velincia.
“Pelukan,” jawab Velincia.
Usai mengumpulkan tiga kata, aku berpikir lama di kamarku. Tiba-tiba, aku tersenyum. Tanganku bergerak lincah menuliskan lirik lagu yang kubuat.
***
Seminggu telah berlalu. Di sekolah, aku bertemu dengan Zamora, Zeline, dan juga Velincia.
“Nah, mana lagunya, Kir?” tanya Velincia.
Kuserahkan kertas berisi lirik lagu yang telah kukarang selama seminggu ini. Kubiarkan ketiga temanku membacanya dan mencoba menyanyikannya.
Renungkan hatimu
Renungkan dirimu
Kau mungkin bahagia
karena tlah lulus
Bagaimana dengan sahabatmu?
Kau lupakan mereka begitu saja
Kau lupakan jasa mereka
yang tlah menemanimu di sini
Biarpun aku tlah lulus
takkan kulupakan sahabatku sendiri
Dialah bunga yang selalu mekar
Di saat aku butuh
Cobalah tuk kenang dirinya
Jangan simpan saja dalam kertas
Mereka kan juga rindukanmu
Berilah maaf atas salahnya
Peristiwa itu tlah berputar di otakku
Ku teringat bagaimana pelukanmu
Senyummu
Saat kita bertemu
Jangan coba lupakan sahabatmu, wahai kawan
Merekalah yang duduk di sampingmu
Saat kau sedih
Merekalah yang mendukungmu
Saat kau senang
Cobalah senangkan hatinya
sebelum perpisahan ini
Biarpun aku tlah lulus
takkan kulupakan sahabatku sendiri
Dialah bunga yang selalu mekar
Di saat aku butuh
Cobalah tuk kenang dirinya
Jangan simpan saja dalam kertas
Mereka kan juga rindukanmu
Berilah maaf atas salahnya
(Oh, oh, oh, oh, jangan lupakan sahabatmu sendiri)
Aku takkan lupakan dirimu (oooooh)
Meskipun kau lupa, aku takkan lupa (takkan lupa)
Dirimu tlah lekat dalam diriku (oh ya)
Jiwamu tlah rasuki jiwaku
Sahabat selamanya (oh, oh, oh)
“Sumpah, lagu ini bagus banget, Kir,” puji Velincia, “beneran. Tanpa musik pun kita bisa. Gimana yang lain?”
“Ini… wah, kamu dapet kata-katanya dari mana, Kir? Baca liriknya aja aku udah mau nangis, nih. Ini akan jadi lagu perpisahan yang hebat,” kata Zeline.
“Betul. Ini khas karya Kirana. Pakai kata-kata pendek, tapi mengena. Eh, yang bagian ‘Peristiwa itu’ itu kalau nggak salah itu namanya rap, ya?” tanya Zamora.
“Yap. Itu khusus buat aku, karena aku suka nge-rap. Gimana, gimana, setuju, nggak, sama lagunya?” aku bertanya girang.
Semuanya setuju. Kami sepakat untuk berdiskusi soal nadanya dan juga menyanyikannya di depan kelas.
Kalau menurut teman-teman pembaca, kira-kira lagunya oke, nggak, ya?