Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di tengah riuhnya pasar loak yang berdebu, mata Nano tertumbuk pada kamera polaroid usang. Dibawanya pulang, rasa ingin tahu menari di benaknya. Saat memotret istrinya yang tersenyum, keajaiban terjadi: foto itu menangkap senyum tulusnya. Kamera itu rupanya hanya bersedia merekam kebahagiaan sejati. Nano, dengan kesabarannya yang teruji oleh waktu, menerima keunikan kamera itu sebagai sebuah misteri yang patut diungkap.
Esoknya, Nano berkeliling sawah, membidik senyum para petani di tengah hijaunya padi. Setiap jepretan menangkap kebahagiaan sederhana di balik kerja keras. Ia bagikan foto itu, dan tanpa diduga, viral di media sosial. Pesanan foto pun berdatangan, mengubah nasib Nano menjadi "fotografer yang selalu menangkap senyuman."
Malam itu, di beranda, Nano menggenggam kamera ajaibnya. Dari kehilangan pekerjaan, kini ia punya harapan baru. Seorang pemilik galeri bahkan menawarinya pameran. Nano tersenyum, menyadari bahwa kebaikan bisa datang tiba-tiba, seperti masalah yang tak terduga. Ia percaya, setiap senyum di tengah sawah adalah petunjuk jalan dari Tuhan. Dengan sabar, Nano menanti setiap langkah dalam perjalanan barunya, yakin bahwa waktu akan menunjukkan arah yang terbaik.
-Tamat