Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Tutorial Melawan Begal
4
Suka
17
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Sepatu kanvas Rindu Asmarandah bergesekan dengan aspal. Ia menyusuri jalan pulang bersama kedua sahabatnya, Ais dan Ella. Siang ini, matahari rasanya membakar seragam putih biru mereka.

 Rindu jadi ingin cepat-cepat tiba di rumah. Tak sabar rasanya meneguk jus jeruk dan makanan spesial dari mamanya untuk hari ulang tahunnya yang ke-14 ini. Seperti biasa, Rindu akan menikmati makan siangnya sembari menonton video-video lucu TikTok.

 Bruuumm… brummmm….

 Tiba-tiba, terdengar raungan serak mesin motor 2-tak. Ais, Ella, dan Rindu spontan memandang titik yang sama. Sebuah motor bertangki merah meliuk-liuk di jalanan desa dalam kecepatan tinggi. Dinaiki dua orang dengan helm dan busana hitam, motor tersebut menghampiri Rindu dan teman-temannya.

 Kemudian, saat posisinya sudah demikian dekat, sang pengendara mengerem, mengeluarkan bunyi decitan ban yang menyayat keheningan desa.

 Seorang pria yang membonceng tergopoh-gopoh melompat turun. Sebelah kakinya tersangkut jok dan hampir membuatnya terjatuh. Rindu spontan tersenyum melihat kekonyolan itu. Namun, senyumnya langsung memudar saat pria itu menghunus sesuatu.

 Ya Tuhan, itu golok!

 “Uang!” bentak pria bermasker putih itu. “Cepetan serahin uang kalian!”

 Seolah mempertegas permintaan temannya, sang pengemudi memain-mainkan gas motornya yang cempreng. Asap knalpot segera mengepul, baunya sungguh memuakkan.

 Ella tampak terhuyung, sedangkan Ais pucat pasi seperti poster kampanye anemia.

 “Atau HP! Punya HP, kan? Buruan serahin, kalau kalian enggak pengin mampus di sini!”

 Tangan Ais dan Ella langsung gemetaran membuka ritsleting tas mereka. Saking paniknya, mereka sampai lupa tidak pernah punya ponsel.

 Sebaliknya, Rindu yang memiliki ponsel justru tampak tenang. Dalam benaknya, kejadian ini terasa janggal. Akting dan setting mereka terlalu Hollywood, terlalu absurd untuk terjadi di Desa Wufi. Ditambah lagi, rasanya ia mengenali postur mereka dan suara di balik masker itu. Rindu pun segera teringat, ini hari apa.

 Begal itu menghardik lagi. Ujung parangnya berayun-ayun hanya beberapa senti dari hidung Ais.

 Saat itulah, Rindu maju dan mengeplak helm sang penodong, hingga miring.

 Dengan gerakan kikuk, pria itu buru-buru membenahi helmnya. Merasa korbannya berani kurang ajar, ia mengangkat goloknya tinggi-tinggi. Bersiap mengayunkannya ke tubuh mungil Rindu.

 Namun, bukannya gentar, Rindu malah mendelik dan menantang. “Apa?! Mau bacok? Ayo, bacok aja!!”

 Ella dan Ais panas-dingin menyaksikan kenekatan Rindu.

 Akibat ribut-ribut ini, beberapa gelintir warga mulai keluar. Merasa situasi berkembang tidak menguntungkan, sang penodong buru-buru melompat ke jok motor. Lalu, temannya langsung tancap gas.

 BRUUUUUMM….

 “Begitulah,” Rindu berkacak pinggang, tersenyum puas, “tutorial melawan begal abal-abal!”

 Ais mendengus lemas. Ia lantas berjongkok. “Aku mau pipis, deh. Sumpah.”

 Rindu malah terkekeh-kekeh. “Lebai!”

 “Heh!” Ella mendelik, menegur teman sebangkunya itu. “Kalau kamu mau bunuh diri, terserah. Tapi jangan ajak-ajak kami, anjir!”

 Ais berdiri lagi. “Itu tadi kalau sampai dia beneran bacok, yang bakalan kena enggak cuma kamu…”

 “Golok mainan gitu, aku enggak takut!” sesumbar Rindu. “Udahlah, udahlah… di mana kameranya?”

 “Kamera apa, kocak?!” sahut Ella, kentara sekali wajahnya masih pucat dan dipenuhi peluh.

 “Ini prank ultahku, kan? Itu tadi Andre dan Bima, kan?”

 “Kamu ini sinting, ya?” Alis Ella mengerut. Matanya memelotot. Suaranya meninggi. “Itu begal asliiiii!”

 “Begal di siang bolong? Nice try, Guys. Hahaha….”

Ais memutar bola matanya. Sementara Ella menggeleng-gelengkan kepala pasrah. Mereka kemudian berjalan meninggalkan Rindu begitu saja.

 Rindu tertegun. Mematung. Samar-samar, ia masih mendengar percakapan kedua sahabatnya.

 “Dia kebanyakan nonton TikTok, sih….”

 “Iya. Dikiranya ada sandiwara-sandiwara kejutan buat ultahnya.”

 “Parah!”

 Rindu menatap punggung kedua kawannya dengan pandangan kosong. Setelah tertinggal tujuh atau delapan langkah, barulah ia merasa aneh sendiri. Buru-buru, ia menyusul Ais dan Ella. Wajahnya kini pucat. Bibirnya gemetaran ketika bertanya, “I-itu tadi… be-begal beneran?”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Tutorial Melawan Begal
Braindito
Komik
Gold
Benyamin Biang Kerok
Kwikku Creator
Komik
Bronze
Personal Inverse
Fahmi Maulana
Komik
Bronze
hana and the gals
adamas
Komik
Balada Budak Korporat
Jay Ryady
Komik
Duta Keadilan Nasib
Nafi'ardhani Firmansyah
Cerpen
Suatu Hari di Kampung Kalong
Nirmala Dara
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Mampir ke New York
Darryllah Itoe
Flash
Bronze
U P I L
John Baba
Cerpen
Bronze
Peduli Upil
Hekto Kopter
Komik
Bronze
KEMBAR SIAL
Agam Nasrulloh
Flash
Kado Ter Epik Untuk Joko
Rainzanov
Komik
Candra Tawa
Uniipia
Komik
Ubi Depresi
nanda putri diasshifatul karimah
Rekomendasi
Flash
Tutorial Melawan Begal
Braindito
Cerpen
Orang Tua Yang Tiap Idulfitri Selalu Minta Maaf ke Anaknya
Braindito
Cerpen
Sejak Study Tour Itu
Braindito
Cerpen
Mendadak Vin Diesel
Braindito
Flash
Istana Buah
Braindito