Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Di Luar Jendela
3
Suka
3,925
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Malam hari, Pukul 23.18 WIB

Jendela rumah lantai dua tertutup, padahal udara di depan lumayan bagus. Angin berembus cukup kencang, tidak dingin, tapi cukup untuk menyapu keringat.

Awan sedikit kelabu, mungkin hujan akan turun, meskipun kemungkinannya sangat kecil. Tidak ada bintang satu pun, entahlah, mereka sering bersembunyi belakangan ini. Mungkin mereka juga takut terguyur hujan.

Mungkin sebenarnya cahaya bintang terbuat dari gabungan besi, kabel, dan timah. Teknologi canggih yang pasti rusak terkena air. Ya ... pasti itu sebabnya bintang selalu bersembunyi ketika hujan hendak turun.

Oh, omong-omong, meskipun jendela tertutup, pintu belakang terbuka lebar, tidak ada yang mau menyia-nyiakan udara sejuk malam ini. Bahkan seekor kucing abu-abu keturunan Persia yang tak bosannya rebahan di ambang pintu. Tertidur nyenyak, padahal buntutnya terus bergoyang. Namanya Hazel jika kalian ingin tahu. Bisa juga dipanggil Hajel, Hajal, Acel, atau Hajelita. Tahu sendiri-lah lidah orang Indonesia agak sukar menyebut Z.

Malam ini pun tidak sunyi. Oh, jangan harap ada kesunyian di rumah lantai dua bernuansa modern ini. Televisi, ponsel, musik, orang bicara, bahkan air dari wastafel menyala bersamaan, menciptakan bising tiada tara. Suasana baru akan sunyi ketika semua orang sudah berhenti beraktifitas, mengunjungi pulau mimpi masing-masing.

Entah apa yang bisa dilakukan ketika saat-saat sepi itu datang, terkadang dunia menjadi terlalu sepi, padahal penghuninya ada miliyaran. Mungkin kita hanya berada di tempat yang berbeda, mungkin kita hidup di zaman yang berbeda.

Bumi begitu luas, dan kita baru bisa benar-benar mengeksplorasi sedikit. Banyak pertanyaan belum terjawab, tapi manusia sudah kepalang bosan, sehingga mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu. Berharap suatu saat akan terjawab sendiri.

Malam yang sejuk, meskipun jendela tertutup, pintu terbuka lebar. Namun, tidak akan ada tamu yang diperkenankan masuk. Bukannya sombong, tapi ini sudah nyaris tengah malam. Bukankah kita selalu diajarkan tata krama bertamu. Semoga malam kalian menyenangkan.

Selamat tidur.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Malam Pertama Riana
Mario Matutu
Flash
Sabtu pagi di utara Jakarta
Jafri Hidayat
Flash
Erika
Lucky
Flash
Bronze
Sengaja Mengaku
Anisah Ani06
Flash
Di Luar Jendela
Impy Island
Novel
Bukan Rumah untuk Pulang
Naa Ruby
Novel
Bronze
Kisah Antarkita
Susi Idris
Skrip Film
Growth: Story of the Inner Child
Azkiatunnisa Rahma Fajriyati
Flash
HAMPARAN SAJADAH TERAKHIR UNTUK BAPAK
Siraru
Flash
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
Silvarani
Flash
Ruang Belajar
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Hari Bertengkar dengan Ibu
Husni Magz
Novel
We Need Shelter
winda aprillia
Skrip Film
SKETSA JODOH
Kim Hakimi
Flash
Bronze
Sebuah Kisah yang Tertinggal
Nabil Bakri
Rekomendasi
Flash
Di Luar Jendela
Impy Island
Flash
12
Impy Island
Novel
Impy Island
Impy Island
Flash
Kebiasaan Buruk
Impy Island
Flash
Image dan Gengsi
Impy Island
Novel
Saturday Class
Impy Island
Flash
Berlayar di Danau
Impy Island
Novel
After Fair Ending (Phillip and Lillian)
Impy Island
Flash
Jamuan Makanan
Impy Island
Flash
Ikan
Impy Island
Flash
Siapa Gadis Itu?
Impy Island
Novel
The Rugrats Theory
Impy Island
Flash
Year '39
Impy Island
Flash
Persekongkolan Roh dan Malam
Impy Island
Flash
Orang Menyebalkan
Impy Island