Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Lontong Sayur
2
Suka
78
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

"Masih ada, Bu?" tanya Ardi, napasnya sedikit capek karena lari. Ibu Sari tersenyum, "Sudah habis, Nak. Alhamdulillah." Aroma lontong sayur masih tercium enak. Lontongnya lembut, kuahnya gurih, sayurnya empuk. Pelanggan selalu bilang, "Lontong Bu Sari ini seperti masakan ibu di rumah." Ardi senang dagangan ibunya laku, tapi sesekali hatinya sedih karena dia sendiri sering tidak kebagian.

Ardi tinggal dengan Ibu Sari dan adiknya, Lila yang masih sekolah. Kalau ibunya memanggil, "Ardi, Nak!", dia langsung cepat datang. Di rumah, dia selalu bantu ibu jualan lontong sayur. Usaha ini penting untuk keluarga mereka sejak ayah Ardi meninggal. Ibu Sari bangun pagi-pagi sekali untuk membuat lontong sayur yang enak. Ardi sering antar pesanan biar lontongnya tetap hangat. Lila suka bercanda, tapi Ardi bangga bisa bantu ibunya.

Ibu Sari punya harapan Ardi punya istri. Ardi sangat baik, selalu membantu ibunya. Ibu Sari ingin Ardi punya teman di rumah saat makan lontong sayur bersama. "Kalau Ardi punya istri, nanti Ibu ajari dia masak lontong," katanya. Ardi kadang membayangkan warung mereka ramai dengan keluarga baru.

Saat antar pesanan, Ardi ketemu Maya, pelanggan yang suka pesan kerupuk lebih. "Mas Ardi rajin sekali," kata Maya sambil tersenyum. Ardi jadi senang. "Coba ya, Mbak lontongnya. Kalau enak, bilang Ibu," jawabnya. Ardi jadi suka ngobrol sebentar dengan Maya. Malam itu, Ardi bilang ke ibunya, "Ibu, kalau aku bawa calon istri, Ibu ajari dia masak lontong ya?" Ibu Sari tertawa, "Tentu, Nak. Asal dia suka lontong Ibu."

Ardi membayangkan meja makan mereka lebih ramai. Tapi sekarang, dia hanya ingin besok bisa makan lontong sayur ibunya.

-Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Masker dan Kopi Literan
Mutiarini
Novel
Bronze
COMFORT IN SILENCE
Rina Setianingrum
Skrip Film
Tuhan Yesus Sembuhkan Luka Batinku (Skrip)
Asti Pravitasari
Skrip Film
CINTA SINTA KEPADA RAMA TAK TERGANTIKAN
Herman Trisuhandi
Flash
Lontong Sayur
Ron Nee Soo
Komik
BUKAN CINTA SEMUSIN
Kamalsyah Indra
Skrip Film
Panggil Aku Karti
TRI SUSANTO
Skrip Film
Kabut Cinta Syafitri
Awang Nurhakim
Cerpen
Bronze
JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
fileski
Cerpen
Si Overthinking dengan Kisahnya
Marina Citra W
Novel
Bronze
KENNIE
Asrina Lestari
Novel
Bronze
Tuhan, Mengapa Harus Alam yang Berbeda
ARYA SIDIQ
Flash
Bronze
Putus
B12
Cerpen
Bronze
AKU BENCI AKU MUAK AKU DENDAM
Iman Siputra
Novel
Segaris Waktu dan Mimpi Tengah Hari
Handi Namire
Rekomendasi
Flash
Lontong Sayur
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Setiap satu sendok bumbu kacang adalah satu kesempatan yang hilang
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Apakah ada Ruang Untuk Cinta yang Sama
Ron Nee Soo
Cerpen
Pendekar Bintang Satu
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Dua Tahun Lagi
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Ketika Musik Box Berhenti Bernyanyi
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Rahma, Warnaku Abadi
Ron Nee Soo
Cerpen
Kenapa Dia tak Pernah Datang?
Ron Nee Soo
Cerpen
Apakah Saat Ini, Aku Sedang Patah Hati
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Sttt... Jangan berisik. Kebenaran Bersembunyi dalam Sunyi
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Warna Cinta di Buku Saku
Ron Nee Soo
Flash
Monster
Ron Nee Soo
Cerpen
Kata Terakhir
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
ada cinta luar biasa yang engkau terima tanpa harus bersusah payah mencarinya
Ron Nee Soo
Cerpen
Ironi Kotak Amal Sekolah
Ron Nee Soo