Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Keyakinan
2
Suka
6,716
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Beberapa orang berbondong-bondong masuk ke sebuah bangunan besar, tinggi, nan megah. Kaki hendak melangkah masuk ketika aku menyadari sesuatu. Aku mulai mundur teratur menjauh dari tempat itu.

Pulang dari sana, aku mulai merenungkan satu hal. Tempat apa itu? Mengapa hati ini rasanya ragu untuk melangkah? Bukannya, bangunan tadi sama persis dengan bangunan lainnya yang biasa kudatangi? Tapi mengapa rasanya asing?

Esoknya, sekolah tampak kasak-kusuk. Beberapa siswa berlarian di koridor dengan penuh semangat. Para guru juga berlarian menuju aula. Kaki ini melangkah pelan, mengikuti orang-orang tadi, tapi tiba-tiba saja ada yang menabrakku. Aku menoleh dan menemukan seorang pria berbaju putih bersih sepanjang kaki. Apakah ia seorang ulama? Tapi mengapa sepertinya berbeda dari biasanya?

Pria itu menatapku lekat, membuatku menunduk seketika. Lalu, samar-samar terdengar suara teriakan dari seberang koridor, “Romo.. Romo...”

Ketika aku hendak membuka mulut, pria yang dipanggil ‘Romo'itu sudah menjauh pergi bersama orang yang memanggilnya tadi. Tepukan di bahu membuatku terkejut, “Ayo kita ke aula, acara akan mulai sebentar lagi.”

Kutolehkan kepala sekali lagi ketika sampai di ujung anak tangga—menuju aula. Tapi, belum sampai aku melangkah mundur, seseorang menarikku masuk. Disana, aku melihat dengan jelas isi dari ruangan tersebut. Sebuah salib, patung Bunda Maria, dan beberapa lilin di atas meja. Di tempat yang yang tak begitu kelihatan, aku bisa melihat sebuah kotak berisi kue berwarna putih dan sebotol anggur beserta cawannya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika suara koor menggema di ruangan. Lagu puji-pujian dan kidung suci yang membuat semua orang tertunduk dalam dan khidmat. Lalu, dilanjutkan suara dari pengkotbah—orang berbaju putih tadi yang memimpin. Setelah Romo memakan kue dan meminum secawan anggur, hampir semua orang yang ada disana mengantri di depan Romo. Dibukanya kotak tadi, kemudian diangsurkannya kue berwarna putih itu kepada orang-orang seraya mengucap ‘kristus’.

Lalu, aku pun tersadar bila keyakinan ini memang berbeda dengan keyakinanku. Karena aku adalah seorang muslim. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Keyakinan
C R KHAN
Novel
Bronze
Malaikat Bermata Hazel
iqbal syarifuddin muhammad
Novel
Bronze
Akulah Sity Maryam Indonesia
Donto Hade
Novel
Bronze
Istri yang Tak Dirindukan
Morina
Novel
Bronze
Manusia Yang Telah Ditakdirkan
Relung Fajar Sukmawati
Novel
Gold
Allah Tidak Cerewet seperti Kita
Noura Publishing
Novel
Bronze
IYYAAKI HUBBII
Daud Farma
Novel
Bronze
Kelana
ahmad kholil | @KholilAhmad
Novel
Anak anak Adam
me_filyas
Novel
Bronze
Kang Santri Love story
Safitri
Novel
Bronze
A Miracle (Luka Hati Faris)
Zainur Rifky
Novel
Bronze
Di Bawah Langit Granada
Noficha Priyamsari
Novel
Gold
KIAI UJANG DI NEGERI KANGURU
Noura Publishing
Novel
PEREMPUAN YANG MELINTASI WAKTU DENGAN LUKA
Aldi A.
Novel
Bronze
Temaram: Ada Cinta di Balik Cinta!
Khairul Azzam El Maliky
Rekomendasi
Flash
Keyakinan
C R KHAN
Novel
Baby Without Parent
C R KHAN
Novel
Bronze
Still Waiting For You
C R KHAN
Novel
Bronze
DUA LAMARAN
C R KHAN
Novel
Bronze
30 Age
C R KHAN
Novel
ANYA & ANREZ : JHS LOVE STORY
C R KHAN
Flash
Melepas Pergi
C R KHAN
Flash
Menuduh Tanpa Bukti
C R KHAN
Skrip Film
Cinta Sepupu
C R KHAN