Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Keyakinan
2
Suka
6,766
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Beberapa orang berbondong-bondong masuk ke sebuah bangunan besar, tinggi, nan megah. Kaki hendak melangkah masuk ketika aku menyadari sesuatu. Aku mulai mundur teratur menjauh dari tempat itu.

Pulang dari sana, aku mulai merenungkan satu hal. Tempat apa itu? Mengapa hati ini rasanya ragu untuk melangkah? Bukannya, bangunan tadi sama persis dengan bangunan lainnya yang biasa kudatangi? Tapi mengapa rasanya asing?

Esoknya, sekolah tampak kasak-kusuk. Beberapa siswa berlarian di koridor dengan penuh semangat. Para guru juga berlarian menuju aula. Kaki ini melangkah pelan, mengikuti orang-orang tadi, tapi tiba-tiba saja ada yang menabrakku. Aku menoleh dan menemukan seorang pria berbaju putih bersih sepanjang kaki. Apakah ia seorang ulama? Tapi mengapa sepertinya berbeda dari biasanya?

Pria itu menatapku lekat, membuatku menunduk seketika. Lalu, samar-samar terdengar suara teriakan dari seberang koridor, “Romo.. Romo...”

Ketika aku hendak membuka mulut, pria yang dipanggil ‘Romo'itu sudah menjauh pergi bersama orang yang memanggilnya tadi. Tepukan di bahu membuatku terkejut, “Ayo kita ke aula, acara akan mulai sebentar lagi.”

Kutolehkan kepala sekali lagi ketika sampai di ujung anak tangga—menuju aula. Tapi, belum sampai aku melangkah mundur, seseorang menarikku masuk. Disana, aku melihat dengan jelas isi dari ruangan tersebut. Sebuah salib, patung Bunda Maria, dan beberapa lilin di atas meja. Di tempat yang yang tak begitu kelihatan, aku bisa melihat sebuah kotak berisi kue berwarna putih dan sebotol anggur beserta cawannya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika suara koor menggema di ruangan. Lagu puji-pujian dan kidung suci yang membuat semua orang tertunduk dalam dan khidmat. Lalu, dilanjutkan suara dari pengkotbah—orang berbaju putih tadi yang memimpin. Setelah Romo memakan kue dan meminum secawan anggur, hampir semua orang yang ada disana mengantri di depan Romo. Dibukanya kotak tadi, kemudian diangsurkannya kue berwarna putih itu kepada orang-orang seraya mengucap ‘kristus’.

Lalu, aku pun tersadar bila keyakinan ini memang berbeda dengan keyakinanku. Karena aku adalah seorang muslim. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Keyakinan
C R KHAN
Novel
Ruang
Aida Nabila
Novel
Gold
Psikologi Kebahagiaan
Noura Publishing
Novel
Gold
KIAI UJANG DI NEGERI KANGURU
Noura Publishing
Novel
Gold
Hidup Kadang Begitu
Noura Publishing
Novel
Gold
Ali ibn Abi Thalib
Mizan Publishing
Novel
Rumah Kedua
Dede Yusuf Iskandar
Cerpen
Bronze
Suara di Kuburan
Tin Miswary
Novel
Gold
Aku Bukan Siti Nurbaya
Mizan Publishing
Novel
Gold
Sedang Tuhan pun Cemburu
Mizan Publishing
Novel
Bronze
If You Believe That You Can
Andini Maulana
Novel
Aku dan Syawal
Siti Sarah Madani
Novel
Gold
Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (Republish)
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Sebuah Pengabdian
Anggrek Handayani
Novel
Bronze
Untukmu Imamku
Ardita
Rekomendasi
Flash
Keyakinan
C R KHAN
Novel
Bronze
DUA LAMARAN
C R KHAN
Flash
Melepas Pergi
C R KHAN
Flash
Menuduh Tanpa Bukti
C R KHAN
Novel
Baby Without Parent
C R KHAN
Novel
Bronze
Still Waiting For You
C R KHAN
Novel
ANYA & ANREZ : JHS LOVE STORY
C R KHAN
Novel
Bronze
30 Age
C R KHAN
Skrip Film
Cinta Sepupu
C R KHAN