Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Perjalanan Ironi Ciptaan Kebanggaan.
0
Suka
7
Dibaca

Suatu ketika pada asal mula penciptaan manusia, agama belum diturunkan.

Mengapa?

Karena Tuhan begitu percaya dengan manusia, ciptaannya yang ia selimuti segenap kebesaran dalam diri mereka, manusia yang diberi serpihan nyawa seluruh jagat dalam jiwa dan raga mereka.

"Aku yakin, mereka bisa menemukan aku, karena aku menitipkan cahayaku pada setiap batin mereka dan seluruh pengetahuan tentang jalan pikirku sudah aku sebar penuh dalam aksara langit, alam, tanah , udara, bumi, jagat raya, hewan, tumbuhan bahkan diri mereka sendiri."

"Mereka Aku beri nalar untuk berpikir, hati untuk merasa, batin untuk terhubung denganKu, ego untuk menjaga, melindungi dan mengukuhkan kehormatan dirinya sendiri, Aku sebar seluruh petunjuk dan kode dalam bumi langit jagat raya begitupun seluruh pola perilaku mereka sendiri, pada kompas berpikir mereka dan para ciptaan yang lain."

"Mereka akan tahu dan bisa menemukan aku, Aku percaya pada ciptaan terbaikKu."

...

Lalu yang terjadi, hanya sedikit yang lolos seleksi, sebagian besar lainnya mengecewakan Tuhan yang telah menciptakanNya.

...

Tuhan pun memberikan jalan yang ia kehendaki untuk dibukukan sebagai petunjuk manusia berpijak dan mengendalikan segala kehebatan yang dititipkan pada diri mereka.

Buku pertama itu berisi tentang petunjuk yang didapat dari keselarasan alam dan segala aspek kehidupan, pembacaan langit bumi dan seluruh penciptaan yang bisa dilihat, didengar, disentuh dan dirasa dan diamati pola pergerakan.

Lalu yang terjadi, lagi lagi hanya sedikit yang lolos seleksi, sebagian besar lainnya mengecewakan Tuhan yang telah menciptakan dan membanggakanNya dengan penuh kepercayaan tinggi.

...

Tuhan yang Maha Pengampun dan Pengasih pun akhirnya kembali menyibak tabir lalu mulai menurunkan suaranya ke Bumi.

Hanya demi menuntun ciptaan yang paling dibanggakan namun banyak mengecewakanNya itu.

...

Suara suara itu diturunkan kepada bumi dan Ia kehendaki untuk ditulis sebagai panduan hidup para ciptaan yang paling ia cintai.

Kumpulan bait suara pertama turun, lalu lagi lagi yang lolos seleksi hanya sebagian kecil sedang sebagian lainnya masih belum penuh memeluk dan menjangkau inti cahaya Ilahi.

...

Diturunkanlah kumpulan bait suara kedua, lalu lagi lagi yang lolos seleksi hanyalah sebagian kecil.

Diturunkanlah kumpulan bait suara ketiga, lalu lagi lagi yang lolos seleksi hanyalah sebagian kecil.

Kumpulan bait bait suara Ilahi itu diturunkan penuh seperti hujan yang menghidupkan bumi.

Tapi lagi lagi, yang lolos seleksi dalam membawa amanah bait suara suci sekaligus menegakkan ajaran suci juga masih segelincir.

Sebagian besar masih buta arah, sebagian besar masih kelabakan, sebagian besar masih sibuk mempertanyakan tanpa sadar bahwa tanya itu adalah kondisi jiwanya yang rindu untuk diberi pengetahuan bait suci Tuhan.

Entah seberapa luas bait suci itu sebenarnya tersebar entah seberapa banyak bait suci yang dititipkan untuk ditegakkan dan entah berapa bait suci yang berhasil dikukuhkan dan berhasil mengantar ciptaan kebanggaan kepada yang selalu membanggakanNya.

Walau begitu, masih tetap saja yang lolos seleksi belum seberapa, belum sebesar yang Tuhan harapkan.

Ciptaan yang dibanggakan itu bertingkah dan mengunggulkan egonya saja padahal dirinya tidak sedang dalam bahaya, mereka terlarut, tergelincir, terperosok, bahkan kecerobohannya itu mulai mencemari Sang Kumpulan Bait Suara Ilahi.

...

Lalu sampailah pada kumpulan bait suci penyempurnaan bait bait yang belum sempurna yang sudah hidup dalam kandungan dunia.

Kumpulan bait suci terakhir itu ditata utuh sempurna dengan segala kata kunci keinginan dan harapan besar Tuhan terhadap ciptaan yang ia banggakan lalu disegel penuh perlindungan agung Tuhan agar ia tak pernah tercemar cahaya kesuciannya.

Dalam bait suci terakhir itu, ditegaskanlah semua tujuan, harapan, hal hal yang mengecewakan Tuhan, amanah Tuhan dan semua kode kode Tuhan yang sebelumnya belum disempurnakan.

Di dalamnya memuat kasih, kecerdasan, estetika, peringatan, perlindungan, arahan, ketegasan, hukuman juga berbagai perumpamaan perumpamaan yang jelas tinggi tingkat bahasanya, yang jelas dalam tak tertembus pemaknaannya

...

Sungguh, sungguh Tuhan sudah dikecewakan dengan kecerobohan yang tak terkira banyaknya.

Maka lihatlahlah pada seluruh suara kitab suci itu, dengan hati dan pikiran yang paling suci, rasakan dengan lembut, maka akan kau temukan intisari.

Dan kau akan bisa menemukan jawaban dari pertanyaan ini.

"Dalam suara kemarahan dan ketegasan Tuhan ketika memberikan peringatan di sana, apakah kau menemui murka penuh dendam atau dalamnya kekecewaan Tuhan terhadap ciptaanNya yang selalu ia bangga banggakan kepada seluruh ciptaan agung lainnya?"

...

Lalu sekarang sebagian dari mereka bertanya tanya.

"Kalau memang Tuhan itu ada kenapa Tuhan ga turun aja biarin kita semua jalan ke arahnya?"

"Kalau Tuhan Maha Hebat kenapa harus menurunkan ayat dan agama secara perlahan dan berkala dalam penyempurnaannya?"

Kemudian tertawa terbahak bahak....

"Kalau Tuhan hebat kenapa agamanya sampai direvisi berulang ulang kenapa ga turun langsung sempurna?"

Lalu ada hal konyol memuakkan lainnya yang tak pernah kalah hinanya.

Yakni ucapan ucapan dari para pemegang bait suci terakhir yang merasa hebat dan paling benar, mereka memakai baju bertuliskan simbol kumpulan bait suci terakhir tapi tidak pernah benar benar mampu mengangkat dirinya sederajat sama tingginya dengan derajat bait suci terakhir yang mereka genggam.

Maka kumpulan bait suci terakhir itupun mulai tertutup cahaya murninya yang tinggi suci penuh kilauan, karena dia terbiasa dibawa kemudian diselimuti kegelapan pekat para penciptaan yang hanya sibuk menyucikan ragawi tapi lupa menyucikan hati,pikiran dan batin dalam menggenggam kumpulan suara dalam bait suci terakhir yang Tuhan turunkan.

...

Mereka tidak sadar, kalau bukan karena kasih lembut Tuhan yang menyelimuti dan membekap penuh semesta, mungkin saja semesta sudah meledakkan diri dan menghancurkan mereka semua karena muak mendengar ucapan orang orang yang menyombongkan kebodohan.

...

Lalu mungkin kini mereka sempat juga masih bertanya.

Kenapa Tuhan tidak langsung turun ke bumi dan meluruskan segalanya?

Tidakkah mereka lupa bahwa energi Matahari yang kecil itu saja bila didekatkan dengan tempat yang mereka tinggali itu, maka semua akan hancur luluh, lalu bagaimana jika energi Sang PenciptaNya? Tidakkah mereka berpikir sebelum menimbang? Mengapa mereka mencetuskan pertanyaan yang seolah tidak dilahirkan dari nalar yang dibalut pengetahuan ? Bukankah mereka pintar oleh karena itu mereka timbul pertanyaan? Kenapa mereka tidak memberikan kepala dan nalarnya itu makanan berupa pengetahuan terlebih dahulu padahal sudah jelas nalarnya memberikan peringatan bahwa ia kelaparan terhadap ilmu pengetahuan?

....

Mengapa nalar mereka hanya mampu melahirkan pertanyaan ? Bukan menemukan atau menangkap pola serta jawaban dan kode kode Tuhan yang sudah tersebar sebegitu banyaknya?

Kapankah mereka bosan menyombongkan kebodohan?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Perjalanan Ironi Ciptaan Kebanggaan.
Dinda
Flash
Fajar Menyingsing Di Palestina
Vitri Dwi Mantik
Flash
Bronze
KERASUKAN
sisibulan
Flash
Sekolah Berdarah
Agung Satriawan
Flash
Kesaksian Langit
Alita
Novel
WaroX
Handi Yawan
Novel
MUDRA
Mega Yohana
Flash
Pendingin ruangan
roma dhon
Flash
War Kingdoms
Rexa Strudel
Flash
GI : TELEPORTASI
Gemi
Flash
Bronze
Kopi Bintang
Silvarani
Flash
Bronze
Qitthun Realm
Raz Aka Yagit
Skrip Film
Let's Kill (Script)
Felis Linanda
Cerpen
Bronze
Sengkuni
Sri Wintala Achmad
Cerpen
BADRI BERHANTU dan Kisah-Kisah Pabrik Padi Syereem!
Hans Wysiwyg
Rekomendasi
Flash
Perjalanan Ironi Ciptaan Kebanggaan.
Dinda
Novel
Dancing in the Silence
Dinda
Novel
Kelana Ruang Sang Merpati
Dinda
Novel
From now to 1414 years ago
Dinda
Flash
Percakapan Lama
Dinda
Novel
Putri Cahaya Suci dan Penjaga Agungnya.
Dinda