Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
04-04-2025 06:57
Kalau dibilang dia adalah boneka, mungkin memang benar. Seorang gadis, cantik seperti porselen, mukanya datar tanpa perlawanan, menyiratkan tipis-tipis kemirisan yang mendalam, suatu duka, suatu kesedihan. Diikat masing-masing pergelangan tangannya menggunakan tali yang tergantung dari atas kanan-kiri. Kepalanya sedikit terjatuh, miring, dengan mata tertutup.
Selalu.
Selalu.
Seperti halnya sejak dahulu kala.
Setidaknya sampai sebuah tangan besar nan kekar, tetapi lembut, menyentuh pipinya, bersama semua senyuman di wajah pria tua yang menatapnya dengan hangat.
Sangat hangat.
Seperti takut membuat boneka itu retak dan rusak.
“Kau bukanlah boneka.”
Ah, sungguh. Selalu ada. Selalu ada di sana. Untuk datang. Memberikan tangan. Memberikan kehadiran, yang palsu, tetapi setidaknya ada.
Andai….
Andai….
Satu ayunan pedang tepat pada tali-tali benar-benar dapat membuatnya putus dan melepaskan boneka, membuatnya jatuh, hancur, melepaskan seorang manusia kecil di dalamnya untuk terlahir.
Seandainya sungguh.
Namun, walau sulit untuk mengatakan.
Walau munafik dan masih saja berkata aku seperti boneka yang pura-pura tersenyum seperti manusia. Setidaknya, aku berjuang.