Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Senyap dalam Kepala
0
Suka
2,022
Dibaca

Aku duduk di ujung ranjang, memandangi dinding yang tak pernah menjawab. Sudah berapa lama aku begini? Entahlah. Waktu kehilangan bentuk sejak hari-hariku hanya berisi kelelahan yang tak bisa dijelaskan, tangis yang tidak pernah tumpah, dan senyum palsu yang semakin melelahkan untuk dipakai.

Orang bilang hidup itu anugerah. Tapi kenapa aku merasa ini lebih mirip hukuman?

Setiap pagi aku terbangun dengan perasaan hampa. Aku membuka mata hanya karena tubuh ini masih punya sisa tenaga. Tapi jiwaku? Sudah lama tertinggal di suatu tempat yang gelap, dingin, dan sunyi. Tidak ada yang tahu. Mereka lihat aku tertawa, bercanda, bahkan menyemangati orang lain. Tapi tak satu pun dari mereka melihat reruntuhan di dalam dadaku.

Aku lelah. Lelah berpura-pura. Lelah menjawab “baik-baik saja” saat semuanya terasa runtuh. Aku menjerit dalam diam, berharap ada yang mendengar, tapi dunia terlalu sibuk dengan kebisingannya sendiri.

Kadang aku berpikir, bagaimana rasanya jika aku tidak ada? Apakah mereka akan sadar? Apakah mereka akan peduli? Atau aku hanya akan jadi berita dua hari, lalu dilupakan seperti hujan yang tak sempat meninggalkan genangan?

Malam ini aku berdiri di balkon, menatap langit yang kelam. Angin menyapa dingin, seperti memelukku dalam kesunyian yang paling jujur. Aku menatap ke bawah. Satu langkah, hanya satu... dan semua ini bisa selesai. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi tangis, tidak ada lagi pura-pura.

Tapi kemudian, samar-samar, aku dengar suaraku sendiri.

“Kalau kau menyerah sekarang... siapa yang akan tahu betapa kuatnya kau sebenarnya?”

Aku terdiam. Kalimat itu menggantung di antara desir angin dan degup jantung yang mulai tak stabil. Entah kenapa, suara itu membuatku menangis. Untuk pertama kalinya, aku menangis tanpa menahan. Mungkin... itu suara dari bagian diriku yang belum mati. Bagian kecil yang masih ingin bertahan, meski hanya dengan satu helaan napas lagi.

Aku belum tahu apa yang akan terjadi esok. Tapi malam ini, aku memilih untuk tetap berdiri. Untuk mendengarkan suara kecil itu... yang mungkin adalah harapan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Cerpen
Tanah yang Ditinggalkan
Yovinus
Novel
Trilogi Trimatra: Cita Punca Prawira
elrena._
Cerpen
Bronze
Tentang Cinta
Bang Jay
Novel
Bronze
AKU TAK PERNAH MEMBENCI DIRIMU
Muhammad Abdul Wadud
Cerpen
Bronze
Sukses Berbudidaya Tomat
Putut Dwiffalupi Sukmadewa
Cerpen
Bronze
Kenapa Tidak Boleh?
Anggrek Handayani
Flash
Lelah Normal
imagivine
Flash
Tuhan, Botol & Babi Hutan
Alysya Zivana Pranindya
Flash
Musim Hazelnut
lidia afrianti
Cerpen
Pemuda Di Kamar 17
Sucayono
Cerpen
Bronze
Halte Kehidupan
Nuniek Sobari
Cerpen
Roti Manis dan Kenangan Ibu
Hasbullah
Novel
Berdiri Di Ambang Dunia
Asep Saepuloh
Cerpen
Hadiah Dari Nirwana
Sucayono
Rekomendasi
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Flash
Secret Lover
Ika nurpitasari
Flash
Cahaya Dibalik Senja
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Mencintaimu Dalam Diam
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Memories of love
Ika nurpitasari
Flash
Bronze
Rasa yang tak pernah hilang
Ika nurpitasari
Flash
Tangga menuju surga
Ika nurpitasari
Flash
Bronze
Persahabatan atau Cinta
Ika nurpitasari
Flash
Bronze
Rumah Bapak
Ika nurpitasari
Flash
Langit yang Tak Pernah Mendengar
Ika nurpitasari
Flash
Impian
Ika nurpitasari
Flash
Gelap
Ika nurpitasari
Flash
Pertemuan
Ika nurpitasari
Flash
Stairway To Heaven
Ika nurpitasari
Flash
Bronze
Kecewa
Ika nurpitasari