Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Senyap dalam Kepala
0
Suka
2,513
Dibaca

Aku duduk di ujung ranjang, memandangi dinding yang tak pernah menjawab. Sudah berapa lama aku begini? Entahlah. Waktu kehilangan bentuk sejak hari-hariku hanya berisi kelelahan yang tak bisa dijelaskan, tangis yang tidak pernah tumpah, dan senyum palsu yang semakin melelahkan untuk dipakai.

Orang bilang hidup itu anugerah. Tapi kenapa aku merasa ini lebih mirip hukuman?

Setiap pagi aku terbangun dengan perasaan hampa. Aku membuka mata hanya karena tubuh ini masih punya sisa tenaga. Tapi jiwaku? Sudah lama tertinggal di suatu tempat yang gelap, dingin, dan sunyi. Tidak ada yang tahu. Mereka lihat aku tertawa, bercanda, bahkan menyemangati orang lain. Tapi tak satu pun dari mereka melihat reruntuhan di dalam dadaku.

Aku lelah. Lelah berpura-pura. Lelah menjawab “baik-baik saja” saat semuanya terasa runtuh. Aku menjerit dalam diam, berharap ada yang mendengar, tapi dunia terlalu sibuk dengan kebisingannya sendiri.

Kadang aku berpikir, bagaimana rasanya jika aku tidak ada? Apakah mereka akan sadar? Apakah mereka akan peduli? Atau aku hanya akan jadi berita dua hari, lalu dilupakan seperti hujan yang tak sempat meninggalkan genangan?

Malam ini aku berdiri di balkon, menatap langit yang kelam. Angin menyapa dingin, seperti memelukku dalam kesunyian yang paling jujur. Aku menatap ke bawah. Satu langkah, hanya satu... dan semua ini bisa selesai. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi tangis, tidak ada lagi pura-pura.

Tapi kemudian, samar-samar, aku dengar suaraku sendiri.

“Kalau kau menyerah sekarang... siapa yang akan tahu betapa kuatnya kau sebenarnya?”

Aku terdiam. Kalimat itu menggantung di antara desir angin dan degup jantung yang mulai tak stabil. Entah kenapa, suara itu membuatku menangis. Untuk pertama kalinya, aku menangis tanpa menahan. Mungkin... itu suara dari bagian diriku yang belum mati. Bagian kecil yang masih ingin bertahan, meski hanya dengan satu helaan napas lagi.

Aku belum tahu apa yang akan terjadi esok. Tapi malam ini, aku memilih untuk tetap berdiri. Untuk mendengarkan suara kecil itu... yang mungkin adalah harapan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Novel
Rahasia Lintang
Pejandtan
Cerpen
Get Rich Overnight
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Flash
Lensa di Balik Tirai Dapur
INeeTha
Novel
Diary Bipolar
Farikha Salsabilla Putri
Flash
Kelakar Radith
T. Filla
Flash
Gadis Lentera
Alya Nazira
Flash
Jika Nanti
Rizki Mubarok
Flash
In His Memories
Lail Arahma
Cerpen
Bronze
Bawa Aku, Kemana Kau Pergi
angin lembah
Flash
Kisi-Kisi
Hans Wysiwyg
Flash
Bronze
Liminal Euphoria
Silvarani
Cerpen
Bronze
Dibalik Joran Pancingku
Bang Jay
Flash
Bronze
Akselerasi Politis Jakarta Bandung
Silvarani
Rekomendasi
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Flash
Rasa yang perlahan mati
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Mencintaimu Dalam Diam
Ika nurpitasari
Flash
Impian
Ika nurpitasari
Flash
Stairway To Heaven
Ika nurpitasari
Novel
First Love
Ika nurpitasari
Flash
Tangga menuju surga
Ika nurpitasari
Flash
Gelap
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Memories of love
Ika nurpitasari
Flash
Pintu
Ika nurpitasari
Flash
Secret Lover
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Admire
Ika nurpitasari
Flash
Kenyataannya masa mudaku tak seindah impian
Ika nurpitasari
Cerpen
Bronze
Journey
Ika nurpitasari
Flash
Hidup Setelah Mati
Ika nurpitasari