Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
SIMALAKAMA
14
Suka
17,742
Dibaca

SIMALAKAMA

Aku pulang.

Suasana hangat menjalar, aku merasa gerah seketika. Ku kendurkan sedikit syal hitamku agar udara masuk melewatinya. Aneh, padahal dari jendela kecil terlihat sedang gerimis diluar sana. Teriakan para porter yang menawarkan jasa angkut barang, menggema. Rombongan ibu-ibu berseragam ikut meramaikan suasana. Berjubel orang sibuk menanti panggilan keberangkatan. Belum lagi ramainya ibu-ibu muda lain yang kebingungan mencari barang. Kegaduhan ramai memekik. 

Tapi hatiku sepi.

Aku merasa mati.

Ku tarik koper hitam ku di atas lantai kumal terminal kota, dengan sebilah tanganku yang erat digenggam seseorang. Tiba-tiba sebuah avanza hitam berhenti, seseorang didalamnya menurunkan kaca.

“atas nama Ibu Kartika ?”

Seseorang disebelah ku mengangguk. genggaman itu terlepas. Aku merasa bebas. Lega, entah kenapa. Tangan kokoh itu beralih menarik koper hitamku, memaksanya berpindah. Letupan dalam dada kembali membuat sesak. Aku terus menahan, seakan tak rela koper itu berpindah tangan.

“Nadya? Sini koper nya, biar ditaruh di bagasi. Kita harus segera pulang”

Aku terdiam. Genggamanku mengendur. Koper itu berpindah dan di angkat ke bagasi mobil hitam di hadapanku.

“Ayo Nad, kamu pasti akan suka tinggal di Jakarta”

Tangan itu kembali mengait jemari ku, menarik dan menuntun ku agar mengikuti langkah panjang nya. Tanpa ku sadari setetes air mata ku jatuh. Sesak. Aku ragu akan pilihan ku sendiri. Mungkinkah aku salah menafsirkan bahagiaku?

“Nad, ayo.. Kita akan memulai semuanya dari awal lagi ya, Nadya gak akan kesusahan lagi..”

Damn!

Hatiku sakit tidak terima. Selama ini aku baik. Aku senang. Aku bahagia. Aku tidak kesusahan.

Detik itu juga aku tau, aku harus memutuskan. Genggaman erat ditanganku dengan perlahan ku lepas. Untuk pertama kalinya sepanjang 10 tahun penantian, aku memilih untuk melepaskan.

“Bu.. Maafin Nadya. Nadya gak bisa ikut ibu.”

Keterkejutan itu tergambar pada wajah wanita dihadapanku. Riak muka nya menunjukkan kekecewaan.

“Nad? Tapii...ibu....”

“Bu, Nadya akan tetap tinggal sama Ayah"

Aku lega usai mengucapkannya, sesak dadaku memudar meski tidak utuh seperti sedia kala. Kristal bening dalam kedua bola matanya pecah, mengalir membasahi pipi. Seketika ku bawa erat tubuhnya dalam pelukan. Pelukan hangat yang bertahun-tahun ku nantikan.

“Ibu tetap akan jadi ibu yang Nadya cintai. Ibu akan selalu ada di dalam do’a Nadya .Tapi Nadya ga bisa tinggalin Ayah bu. Sampaikan salam Nadya untuk De Bilqis dan Om Irwan ya bu. Nadya akan pulang”

Koper hitam itu kini kembali ku genggam, ku pegang erat agar tidak lagi ku lepas. Langkah kaki kembali ku susuri menuju rumah yang selama ini membesarkan ku, tempat yang menumbuhkan cinta dengan segala kesederhanaannya. Melepas segala angan dan harap untuk bisa utuh. Lalu menyadarkan aku bahwa ‘kembali’ hanyalah sebuah cita yang tak pernah bisa terwujud.

Aku akan pulang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (5)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sumki Berkedok Pseudo-Jeruk
Rana Permatasari
Flash
SIMALAKAMA
Siti Sarah Madani
Flash
Bronze
Tas Papa
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Sekuntum Mawar Berdarah
Imajinasiku
Novel
Bronze
My 25 Days Corona Diary
Eunike Mariyani
Komik
Depo via QRIS hanya 1 detik
Juwita Triyani
Skrip Film
Adaik Pambateh
Intan lastari
Skrip Film
Between two options
Rahmawati
Skrip Film
FRIEND OR LOVER
Aquariusang
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Flash
Bronze
SAHABAT DI MUSIM GUGUR
Christin Meirdhika
Flash
Langit Kita, Langkah Kita
Putri Rafi
Cerpen
Bronze
Mencintaimu Dalam Diam
Ika nurpitasari
Novel
DAYU
Jastien Christy
Novel
Bronze
love Mosquito
Herman Sim
Rekomendasi
Flash
SIMALAKAMA
Siti Sarah Madani
Flash
SANIA
Siti Sarah Madani
Skrip Film
BUS MALAM, COVID-19 DAN KAMU (Script)
Siti Sarah Madani
Skrip Film
DARING (Script)
Siti Sarah Madani
Novel
Aku dan Syawal
Siti Sarah Madani
Flash
MENJADI MANUSIA
Siti Sarah Madani