Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Lav, dengar. Aku tahu kau ingin menghilang setiap kali merasa dirimu mulai hancur."
Menghilang? Kalau bisa, lenyap saja sekalian! Tidak, tidak. Lebih bagus lagi jika dari awal eksistensiku di dunia ini dikoreksi. Gantikan saja dengan nyawa lain yang lebih mampu dan pantas menjadi manusia.
"Itu sebabnya kau selalu berusaha keras untuk mengasingkan diri dari semua orang."
Ranji! Semua orang lah yang pada awalnya menolakku! Siapa pula di semesta ini yang bersedia kesepian? Ah, tapi kau pun tidak salah. Akhirnya memang aku yang mengasingkan diri dengan sengaja. Karena, ya ... menurutku, mengasingkan diri tidak lebih menyedihkan dari diasingkan.
"Tapi aku juga tahu, jika itulah saat di mana kau sedang berharap—sangat berharap—untuk ditemukan."
Benar. Kau benar. Lucu, ya?
"Tidak apa-apa, Lav. Menghilanglah."
Baiklah, Ranji, aku akan menghilang sebentar saja. Satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan , satu tahun, selamanya, tanpa ada yang menemukan. Haha.... Lagipula, siapa yang dengan bodohnya sudi membuang waktu untuk menemukan si gila ini?
"Aku ... aku akan menemukanmu."
Bohong! Kau berbohong! Ranji pembohong! Jangankan mencari, kau bahkan tidak bersedia menatapku!
"Sekarang aku bersungguh-sungguh, Lav. Aku janji, aku akan berusaha—tidak, aku pasti menemukanmu ... tak peduli di manapun kau berada."
Ranji, tahu kah? Betapa sejak dahulu aku sangat berharap, selalu berharap agar kau dapat berpikir ulang sebelum mengecewakanku.
Kemudian, debam keras terdengar. Disusul alarm mobil yang berbunyi berulang kali. Dikelilingi pekik dan jerit beberapa orang yang kebetulan sedang berlalu-lalang.
Tak lama, sirine ambulan memecah terik tengah hari.
"Kali ini, aku tak mengecewakanmu, kan, Nak...?"