Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Explore
Pilihan
Genre
Rindu
Gelap malam semakin melarut bersama gundah hati yang lama tiada bersambut. Ingin rasanya Andaru enyah saja, tidak ingin lagi peduli pada apapun yang membisik manja di dalam angan-angannya ...
Rindu
Rin

  Andaru diam di sudut kursi taman berwarna hitam di tengah malam yang hanya bercahayakan terang rembulan. Sisi hatinya sedikit beku, berharap seseorang yang dinantinya sekian lama muncul saat ini dan mencairkannya.

  Dersik angin menggerakkan dedaunan juga ranting-ranting kecil yang belakangan ini mulai bermunculan. Dalam benak perjaka yang sudah tidak lagi muda itu mulai terbersit kegelisahan. Siapa tahu, malam ini akan berakhir serupa dengan ratusan malam-malam sebelumnya, kering dan meranggas lalu mati untuk hidup lagi esok harinya.

  Dalam sahara yang luas ini, kadang sebentuk fatamorgana menipu Andaru dalam penantiannya. Bayangan semak dikiranya bayangan pujaan hatinya. Angin yang mengusik pohon-pohon dikira derap langkah si wanita itu juga. Namun, akhirnya Andaru menyadarinya bahwa terus menerus terpenjara rasa ini sama seperti memenjara jiwa. Raganya mungkin bisa terbang ke mana saja selayaknya burung yang mengangkasa. Namun, isi raga tetap saja duduk diam di dalam sangkar.

  Gelap malam semakin melarut bersama gundah hati yang lama tiada bersambut. Ingin rasanya Andaru enyah saja, tidak ingin lagi peduli pada apapun yang membisik manja di dalam angan-angannya. Andaru hendak mengabaikan semua dan pulang ke dalam rengkuhan bilik yang senantiasa menjadi tempat dirinya berkeluh kesah. Namun, percuma tidak sedikitpun tubuhnya mau diajaknya bekerja sama.

  "Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?"

  Andaru terperanjat. Matanya yang sehari-hari bersorot tajam bak mata elang itu kini seolah kehilangan kekuatannya. Andaru menunduk juga, membiarkan Nawang mengisi sudut kursi yang sedari tadi menanti.

  "Apa kabarmu?" tanya suara lembut itu lagi.

  Andaru masih diam saja. Bukan dia tidak mau menjawab, hanya saja hanya dengan kehadiran Nawang malam ini sudah cukup menjawab semuanya. Tanya hati juga kerinduan yang menggema ke seluruh jagat raya. Tidak ada lagi tutur kata, kecuali dekap erat yang menautkan segalanya. Malam juga dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Itu sudah sama seperti tanya, "Kekasih, dari mana saja kau selama ini?"

10 disukai 1 komentar 6.9K dilihat
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rin
Akhirnya ... aku kembali ... ❤️
Saran Flash Fiction