Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Raka. Ia terlahir dengan kondisi cerebral palsy yang membuatnya sulit berjalan dan berbicara. Sejak kecil, ia merasa bahwa keluarganya, terutama ayahnya, tidak pernah benar-benar menginginkannya. Ibunya memang menyayanginya, tapi sering kali hanya bisa menangis dalam diam ketika mendengar ejekan dari tetangga atau merasakan sikap dingin suaminya terhadap Raka.
"Kita ini keluarga miskin, bagaimana kita bisa merawat anak seperti dia?" keluh sang ayah suatu malam.
Raka tumbuh dalam kesepian. Kakak-kakaknya jarang mengajaknya bermain, dan di sekolah pun ia kerap dijauhi teman-temannya. Namun, ada satu hal yang selalu membuatnya bertahan: semangatnya untuk belajar. Meski sulit berbicara, Raka suka membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan desa. Ia selalu penasaran dengan dunia di luar sana.
Suatu hari, di desa mereka diadakan lomba melukis tingkat kabupaten. Raka yang sejak kecil gemar menggambar, diam-diam mengikuti lomba itu. Dengan tangan yang gemetar dan pergerakan yang tidak stabil, ia menuangkan segala perasaannya ke dalam lukisan. Ia menggambar matahari yang bersinar di balik awan kelabu—sebuah gambaran harapannya sendiri.
Tak disangka, lukisannya memenangkan juara pertama. Berita tentang Raka menyebar ke seluruh desa, bahkan hingga ke kota. Banyak orang yang kagum dengan bakatnya dan mulai mendukungnya. Ayahnya yang selama ini mengabaikannya, perlahan mulai melihat anaknya dengan cara berbeda.
Saat Raka menerima penghargaan di depan banyak orang, ia hanya berkata singkat, "Terima kasih, aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku juga bisa berarti."
Sejak hari itu, pandangan keluarga dan warga desa terhadapnya berubah. Ayahnya mulai mendampinginya belajar, kakak-kakaknya menjadi lebih perhatian, dan ibunya tak lagi menangis dalam diam, melainkan tersenyum bangga.
Kehadiran Raka yang dulu dianggap sebagai beban, ternyata membawa berkah bagi keluarganya. Ia bukan sekadar anak yang "tidak diharapkan," tapi cahaya yang menerangi keluarganya di saat senja kehidupan mereka.