Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ketika pagi menjelang, aku sibuk untuk berangkat kerja. Seperti biasanya aku selalu terburu-buru untuk berangkat kerja karena aku selalu bangun tidur kesiangan. Setelah sampai di stasiun kereta, aku bertemu dengan seorang teman.
"Halo apa kabar Rian?" aku menyapa terlebih dahulu.
"Kabar ku baik Nadia. Sudah lama kita tidak bertemu setelah lulus sekolah."
"Kamu kemana saja selama ini Rian. Katanya dulu kuliah di luar kota?"
"Iya Nadia, aku kuliah di luar kota. Setelah lulus aku kembali lagi untuk bekerja."
Setelah awal pertemuan itu. Kita berdua semakin dekat dan akrab. Kita berdua selalu bertemu di stasiun kereta setiap berangkat kerja. Stasiun kereta menjadi saksi awal pertemuan kita dan menjadi saksi hubungan yang terjalin di antara kita menjadi semakin serius.
Kita mempunyai impian untuk bersama selamanya sampai maut memisahkan. Impian ini terdengar seperti sebuah masa depan yang sudah terancang dengan indah. Tapi sebenarnya aku juga tidak mengetahui isi pikiran dari Rian. Selama menjalani hubungan dengan Rian selama tiga tahun. Kita berdua baik-baik saja. Kita berdua juga memiliki impian untuk menikah dan menatap masa depan bersama. Tapi kenyataannya tidak seindah impian kita.
Ternyata selama tiga tahun impian indah itu menjadi impian yang sangat menyakitkan dan menyedihkan karena impian kita dan rencana kita gagal dan salah. Rencana tuhan lebih dulu terlaksana dan benar.
Ternyata aku tidak mengetahui maksud Rian kepada ku. Rian dari dulu sudah mencintai ku tapi Rian takut untuk mengutarakannya. Sampai akhirnya kita dipertemukan kembali dan menjalin hubungan serius. Tapi kenyataannya Rian sudah sakit parah. Rian hanya ingin mewujudkan impiannya untuk bersama dengan ku. Rian hanya ingin bahagia sebelum dia meninggal. Tapi Rian lupa bahwa yang paling sedih dan terluka adalah mereka yang ditinggalkan bukan yang meninggal.
Impian itu terasa indah bila terlaksana tapi terasa menyedihkan bila tidak terlaksana. Kita berdua ingin mewujudkan impian kita tapi tuhan berkehendak lain dan pada akhirnya impian yang indah itu menjadi luka yang dalam buat ku sampai sekarang.