Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Jalan yang Penuh Tantangan
0
Suka
210
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Namanya Ronssi, seorang bocah berusia 7 tahun yang memendam cinta mendalam pada sepak bola. Mimpi besar memancar dari matanya, ingin menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia.

Supaya menggapai mimpinya itu, dari usia 7 tahun itu ia telah akrab dengan bermain bola di lapangan rumput dan mengejarnya bagai bayangan yang tak pernah pudar. Dengan hati penuh semangat, dia menjalani latihan tanpa kenal lelah, mengejar bayang-bayang impian di setiap tendangan dan langkahnya.

Waktu terus berlalu, mengantar Ronssi ke usia 12 tahun. Saat itulah ia mengambil langkah besar dengan mengikuti seleksi masuk akademi klub sepak bola profesional. Empat tahun penuh latihan telah ia curahkan untuk mematangkan keterampilannya. Hasilnya, ia berhasil menembus seleksi ketat, menjadi salah satu dari 50 pemuda berbakat yang terpilih.

Tiba di Akademik sepak bola, para peserta tidak akan langsung dilatih mengenai teknik bermain sepak bola, melainkan mental dan pengokohan tujuan dalam hati. Maka dari itu, ketika baru memulai pelatihan di akademi, kepala pelatih memberikan semangat dan arahan yang tegas, "Kalian semua yang berdiri di sini, seperti bibit-bibit mentah yang menanti untuk diolah! Jadikan kerja keras sebagai kawan setia dalam meraih impian."

Ronssi tahu perjalanan ini tak akan mudah. Setiap hari ia harus berlatih lebih keras, melampaui batas yang ia pikir sebelumnya tak bisa ia lewati. Ada kalanya ia merasa lelah, ada saat-saat di mana ia nyaris menyerah.

Suatu hari, tim Ronssi mengalami kekalahan telak dalam pertandingan persahabatan melawan tim lain. Skor akhir menunjukkan perbedaan yang mencolok, dan semua pemain merasa kecewa. Di ruang ganti, pelatih masuk dengan wajah merah padam.

"Apa yang kalian lakukan di luar sana?!" bentaknya.

"Itu bukan sepak bola! Itu bencana!" tanpa ragu pelatih memarahi anak asuhnya.

Semua pemain terdiam, kepala tertunduk. Pelatih mengalihkan pandangannya ke Ronssi. "Dan kau, Ronssi! Kau melakukan kesalahan paling banyak di lapangan! Kalau kau tetap bermain seperti ini, aku tak ragu untuk mengeluarkanmu dari tim!"

Kata-kata itu menusuk hati Ronssi, Ia merasa malu, kecewa, sekaligus marah pada dirinya sendiri. Namun, karena sejak awal mimpinya adalah bermain sepak bola, ketika sedang termenung bukannya larut dalam kesedihan, ia justru menggunakan kemarahan itu sebagai bahan bakar untuk bangkit.

Keesokan harinya, Ronssi tiba di lapangan lebih awal dari siapa pun. Ia mulai berlatih sendirian, mengulang setiap kesalahan yang ia buat di pertandingan sebelumnya. Ia bekerja lebih keras dari sebelumnya, membangun kembali kepercayaan dirinya.

Setelah sesi latihan berat, ia duduk di bangku cadangan dengan napas terengah-engah. Salah satu rekan setimnya bernama Dario, menepuk pundaknya.

"Kau baik-baik saja, Ronssi?" kata Dario.

Ronssi mengangguk, tapi wajahnya menunjukkan keraguan. "Aku tak tahu apakah aku bisa bertahan. Latihan ini semakin berat."

Dario tersenyum, "Tidak ada jalan mudah untuk meraih mimpi. Tapi jika kau berhenti sekarang, semua kerja kerasmu akan sia-sia."

Kata-kata Dario menancap dalam hati Ronssi. Ia mengeratkan genggaman tangannya. Tidak, ia tidak akan menyerah.

Bertahun-tahun kemudian, setelah perjuangan yang panjang dan tak terhitung jumlahnya latihan, tiba hari pengumuman. Kepala pelatih berdiri di depan para pemain muda yang gugup menunggu hasil seleksi akhir. Dengan suara lantang, ia mulai menyebutkan nama-nama yang lolos.

"Ronssi!"

Jantungnya berdetak lebih cepat. Ia melangkah maju dengan mata berkaca-kaca. Pelatih menepuk pundaknya. "Selamat, kau telah menunjukkan kerja keras dan dedikasi yang luar biasa. Sekarang, kau resmi menjadi pemain profesional."

Hari-hari berlalu dengan penuh kerja keras. Ronssi tak berhenti berlatih, bahkan ketika ia telah mencapai tahap profesional. Hingga akhirnya, momen yang ia impikan tiba. Sebuah pertandingan besar di stadion penuh sesak dengan suporter. Ketika Ronssi memasuki lapangan, ribuan orang meneriakkan namanya.

"Ronssi! Ronssi! Ronssi!"

Ia menatap ke sekeliling, menghirup udara stadion yang dipenuhi gairah sepak bola. Hatinya menghangat. Semua kerja keras, semua tetes keringat, dan semua rintangan yang ia hadapi akhirnya terbayar.

Ia tersenyum. Mimpinya kini menjadi kenyataan. Tapi ini bukan akhir, ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar.

Tamat..

Mari jadikan membaca sebagai kebiasaan! Yuk, ikuti dan ramaikan netizenia.com dengan informasi menarik setiap harinya!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Jalan yang Penuh Tantangan
netizenia indonesia
Cerpen
Senggol Tonjok
Fern Jonathan
Cerpen
Bronze
Sayap-Sayap yang Saling Mencari
Rina F Ryanie
Flash
Bronze
Revenge
FS Author
Cerpen
Bronze
CADET, Ep. 1
Vin Sivastcha
Flash
First Meeting
Yue Andrian
Flash
iLeR Lu!
Zi Chaniago
Cerpen
Bronze
Bagaimana Makelar Suara Pilkada Bekerja
Habel Rajavani
Cerpen
BADRI BERHANTU dan Kisah-Kisah Pabrik Padi Syereem!
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
Perburuan Cabe di Negeri Pedas
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Bronze
100 Laskar Katak
JWT Kingdom
Novel
Kisah Para Penyamun dan Tujuh Pemberani
Dirman Rohani
Cerpen
Aksara dan Visual Dalam Desa
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Nyala Di Kota, Pijar Di Dada
Lily N. D. Madjid
Skrip Film
O2 (Our Own)
Ridar Kurnia Pratama
Rekomendasi
Flash
Jalan yang Penuh Tantangan
netizenia indonesia
Flash
Pelajaran dari Nelayan VS Badai
netizenia indonesia