Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Detik Jari Di Era Tiktok
0
Suka
1,404
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Di sebuah kota yang dipenuhi oleh cahaya neon dan suara riuh, terdapat seorang pemuda bernama Arif. Ia adalah seorang konten kreator yang menghabiskan sebagian besar harinya dengan menelusuri tren terbaru di TikTok. Setiap detik, ia merasakan tekanan untuk menciptakan konten yang menarik, yang dapat menarik perhatian ribuan, bahkan jutaan penonton.

Suatu hari, saat sedang merekam video tarian di taman kota, Arif melihat seorang nenek tua duduk di bangku, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. Nenek itu mengenakan baju sederhana, dan wajahnya dipenuhi kerutan yang menceritakan kisah hidup yang panjang. Arif, yang terfokus pada kamera, tidak menyadari bahwa kehadiran nenek itu adalah sebuah momen berharga yang terlewatkan.

Setelah beberapa kali mencoba, Arif merasa frustrasi. Video yang ia buat tidak kunjung mendapatkan perhatian. Dalam keputusasaannya, ia memutuskan untuk mendekati nenek tersebut. "Nenek, apakah Anda ingin ikut menari?" tanyanya dengan nada ceria. Nenek itu tersenyum, meskipun ragu.

Mereka mulai menari bersama, dan Arif merekam momen tersebut. Dalam sekejap, tawa dan kebahagiaan nenek itu mengubah suasana. Video yang dihasilkan bukan hanya sekadar tarian, tetapi sebuah kisah tentang generasi yang berbeda, saling terhubung melalui gerakan dan tawa.

Ketika Arif mengunggah video tersebut, ia tidak mengharapkan banyak. Namun, dalam waktu singkat, video itu menjadi viral. Ribuan komentar mengalir, banyak yang terinspirasi oleh keindahan momen sederhana antara dua jiwa yang berbeda usia.

Dari situ, Arif menyadari bahwa di tengah hiruk-pikuk konten yang cepat dan instan, ada keindahan dalam momen-momen kecil yang sering kali terabaikan. Ia mulai mengubah pendekatannya, tidak hanya berfokus pada tren, tetapi juga pada cerita yang dapat menghubungkan orang-orang.

Dengan demikian, Arif tidak hanya menjadi seorang konten kreator, tetapi juga seorang pencerita yang mampu mengingatkan dunia akan pentingnya hubungan antarmanusia, bahkan di era digital yang serba cepat ini.

Penutup: Dalam dunia yang dipenuhi dengan konten instan, terkadang yang terpenting adalah momen-momen sederhana yang dapat menyentuh hati dan mengingatkan kita akan nilai-nilai kemanusiaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Buku Harian Winter
Meilan
Skrip Film
OSPEK
Nadya Wijanarko
Flash
Detik Jari Di Era Tiktok
Tino Perdiyansya
Novel
Menanti Kepulangan Amirrudi
Fatmawati
Novel
Namaku CINTA
Mutiara indah kamuning
Skrip Film
Rock 'n Roll Ballerina
Ahmad Ikhwanul Muslimin
Flash
Motivasi
Nurai Husnayah
Flash
Bronze
Lima Cangkir Kopi dan Satu Rahasia
sabrina
Novel
Gold
Perfect Mistakes
Bentang Pustaka
Novel
Ada Cerita di Sekolah
Awal Try Surya
Novel
Bronze
Tak Sambat
Nuel Lubis
Komik
Your Pierrot
Meira Eve
Flash
MONYET DI POHON SAWIT
Miley Ann Hasneni
Cerpen
Ayah
ASRUL AZIZ SIGALINGGING
Novel
SARJANA RUMAH TANGGA
Lail Arrubiya
Rekomendasi
Flash
Detik Jari Di Era Tiktok
Tino Perdiyansya
Flash
Bronze
Seutas Benang Merah
Tino Perdiyansya
Cerpen
Bronze
Senja Di Ujung Jalan
Tino Perdiyansya
Novel
Aku Bereinkarnasi Bersama AI di Dunia Lain
Tino Perdiyansya
Cerpen
Bronze
Sehelai Benang Emas
Tino Perdiyansya