Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Detik Jari Di Era Tiktok
0
Suka
5,933
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Di sebuah kota yang dipenuhi oleh cahaya neon dan suara riuh, terdapat seorang pemuda bernama Arif. Ia adalah seorang konten kreator yang menghabiskan sebagian besar harinya dengan menelusuri tren terbaru di TikTok. Setiap detik, ia merasakan tekanan untuk menciptakan konten yang menarik, yang dapat menarik perhatian ribuan, bahkan jutaan penonton.

Suatu hari, saat sedang merekam video tarian di taman kota, Arif melihat seorang nenek tua duduk di bangku, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. Nenek itu mengenakan baju sederhana, dan wajahnya dipenuhi kerutan yang menceritakan kisah hidup yang panjang. Arif, yang terfokus pada kamera, tidak menyadari bahwa kehadiran nenek itu adalah sebuah momen berharga yang terlewatkan.

Setelah beberapa kali mencoba, Arif merasa frustrasi. Video yang ia buat tidak kunjung mendapatkan perhatian. Dalam keputusasaannya, ia memutuskan untuk mendekati nenek tersebut. "Nenek, apakah Anda ingin ikut menari?" tanyanya dengan nada ceria. Nenek itu tersenyum, meskipun ragu.

Mereka mulai menari bersama, dan Arif merekam momen tersebut. Dalam sekejap, tawa dan kebahagiaan nenek itu mengubah suasana. Video yang dihasilkan bukan hanya sekadar tarian, tetapi sebuah kisah tentang generasi yang berbeda, saling terhubung melalui gerakan dan tawa.

Ketika Arif mengunggah video tersebut, ia tidak mengharapkan banyak. Namun, dalam waktu singkat, video itu menjadi viral. Ribuan komentar mengalir, banyak yang terinspirasi oleh keindahan momen sederhana antara dua jiwa yang berbeda usia.

Dari situ, Arif menyadari bahwa di tengah hiruk-pikuk konten yang cepat dan instan, ada keindahan dalam momen-momen kecil yang sering kali terabaikan. Ia mulai mengubah pendekatannya, tidak hanya berfokus pada tren, tetapi juga pada cerita yang dapat menghubungkan orang-orang.

Dengan demikian, Arif tidak hanya menjadi seorang konten kreator, tetapi juga seorang pencerita yang mampu mengingatkan dunia akan pentingnya hubungan antarmanusia, bahkan di era digital yang serba cepat ini.

Penutup: Dalam dunia yang dipenuhi dengan konten instan, terkadang yang terpenting adalah momen-momen sederhana yang dapat menyentuh hati dan mengingatkan kita akan nilai-nilai kemanusiaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
KALANDRA JOHSON DESMOND
Fabriana Hanif😍
Flash
My Own Night World
Rexa Strudel
Flash
Detik Jari Di Era Tiktok
Tino Perdiyansya
Cerpen
Ami Sakit Perut
Rie Yanti
Cerpen
Bronze
Lelaki Kenangan dan Kupu-Kupu di Lampu Merah
Titin Widyawati
Cerpen
Bronze
COPET
Gie_aja
Novel
Dialog Sanubari
Clairo
Novel
Gold
Metamorfosa
Mizan Publishing
Novel
TAK SEKENTAL DARAH
mahes.varaa
Skrip Film
Rashid and Rani : Partner in Crime
Rahmatul Aulia
Flash
Bronze
Kalau bangun duluan, bangunin ya!
Reyan Bewinda
Flash
Kejar Woi, Kejar!
Yutanis
Flash
Back to My Childhood
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Jangan Berurusan dengan Polisi
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Jika Kamu Menjadi Aku
Muyassarotul Hafidzoh
Rekomendasi
Flash
Detik Jari Di Era Tiktok
Tino Perdiyansya
Cerpen
Bronze
Sehelai Benang Emas
Tino Perdiyansya
Flash
Bronze
Seutas Benang Merah
Tino Perdiyansya
Cerpen
Bronze
Senja Di Ujung Jalan
Tino Perdiyansya
Novel
Aku Bereinkarnasi Bersama AI di Dunia Lain
Tino Perdiyansya