Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Minggu, 09 Februari 2025 | 12.08 WIB
Postingan video SDN 70 Ajaliyah tentang siswa-siswi yang tidur siang sambil berbungkus kain kafan sempat viral di media sosial. Dalam video beredar, terlihat beberapa siswa tidur seperti pocong bernyawa di atas lantai beralaskan tikar. Beberapa di antaranya juga diperkenankan untuk membawa peti sendiri agar bisa tidur lebih nyaman.
Kepala Sekolah SDN 70 Ajaliyah, Rinto Hawimau (20) menyatakan ini adalah terobosan baru dari sekolahnya. Dari program ini, Rinto dan guru-guru lain akan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaannya, seperti penambahan kapas pada lubang hidung siswa, disertai lantunan doa-doa agar dapat beristirahat dengan tenang.
Rinto berharap dengan adanya program ini, anak-anak bisa lebih fokus memikirkan masa depan mereka yang rentan akan kematian.
"Pada awalnya, banyak anak-anak yang menangis karena takut menjadi pocong. Bahkan beberapa ada yang sempat kabur karena ketakutan bakal dikubur hidup-hidup. Namun syukurlah, seiring berjalannya waktu, dengan adanya program ini, murid-murid jadi lebih ikhlas dan mencintai hidup mereka dibandingkan sebelumnya," ujar Rinto.
Seorang wali murid, Kenzo Alavaronso (74) menyikapi program ini dengan positif.
"Saya sangat mendukung program ini. Saya jadi tahu bagaimana nanti menyikapi kalau anak saya jadi poci. Putri saya pun senang. Dia bilang, Pa, kalau nanti aku jadi poci, baca doa yang ini ya," ujar Kenzo menirukan suara putrinya.
Begitu pula dengan respon positif dari Mayangsardi (43), siswa kelas 5 SDN 70 Ajaliyah.
"Sejak aku bobo siang pakai kain kafan, orang tuaku sering peluk aku sepulang sekolah. Yang tadinya aku cuma makan nasi sama jangkrik, sekarang makan nasi pakai telur mata sapi, 3 kali sehari lagi," ujar Mayangsardi dengan girang