Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Come on, nggak ada lagi yang perlu lo perjuangin. Nggak perlu jadi orang lain. Lo harus bangkit, Sya. ambil kesempatan yang ada. Dunia harus tahu kalo sahabat gue baik-baik aja.” Ira meletakkan lima paper bag besar-besar, berisi pakaian dan makanan.
Sebenarnya aku merasa tidak nyaman, tapi aku tahu dia tulus menunjukkan empatinya. Bukan hanya manajer, dia sudah jadi sahabat terbaikku.
“Ini bukan tentang Tito, Ra. Ini tentang apa yang gue pilih.” Aku meneguhkan tekad.
“Please, Beb. Lo kehilangan banyak hal kalau hijrah. Apa sih yang lo cari?”
Ira meletakkan beberapa map kontrak pemotretan, itu menggiurkan.
Sebenarnya aku butuh pekerjaan juga uang. Aku segera mengernyitkan alis, menggelengkan kepala, menepis godaan. Aku tidak mau terjerumus lagi.
“Ra, apa gue salah kalau gue mau mencintai apa yang gue yakini?”
Ira membuang nafas panjang, semoga dia mengerti keinginanku. Aku ingin berhenti sebagai model majalah dewasa.
“Kita udah bahas ini berkali-kali,” suara Ira sekilas terdengar ngeri.
It’s oke, semoga lo istiqomah, Sya.” Ira tersenyum, dan memelukku erat-erat. Aku tercekat sekaligus terharu.
“Thank you, Ra.”