Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Apa kabar ayah hari ini?
0
Suka
57
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Ayah, ayah apa kabar hari ini? Ayah disana sedang apa? Apakah ayah kedinginan? atau ayah sedang ketakutan?? Ayah.. aku rindu ayah!!. Sekarang,.aku baru mengerti bahwa menghargai orang tua ketika masih ada adalah hal yang indah.

Sering kali aku berbuat dosa kepada ayah. Tetapi ayah tidak pernah sekalipun marah padaku. Ayah adalah orang yang sangat baik hati dan sangat pendiam. Kadang aku gatau ayah maunya apa? Tapi ayah selalu memahamiku dengan caranya.

Ayah tidak mudah berkomunikasi aku bahkan sampat canggung ingin berbicara dengannya. Sampai satu hari aku memberanikan diri untuk berbincang kecil membahas tentang diriku. Sejak kecil impianku berubah-ubah sesuai bertambahnya usia. Sampai satu dimana aku melihat ayah dengan badannya yang ringkih masih bersemangat untuk melukis.

Dari saat itu aku memberanikan diri untuk bertanya apa itu seni? Dan ayah menjelaskan padaku bahwa "seni adalah bukan apa yang kamu suka tetapi tentang apa yang kamu cintai". Mendengar kata kata itu aku menjadi tersadar dan terbuka akan dunia seni lukis. Tetapi semuanya terlambat. Ayah sudah menghadap sang Pencipta saat aku mulai mendalami dunia seni.

Saat itu aku bertanya pada diriku. Aku dulu sangat cuek dan bahkan sering membantah ayah, aku tidak perduli bahkan tidak tahu ayah menghasilkan uang lewat karyanya. Yang aku tau aku adalah anak yang tidak tahu diri karena aku hanya meminta uang dan meminta saja kepada ayahku.

Tapi sekarang semuanya berubah, aku sadar aku salah. Bahkan belum sempat meminta maaf. Mendalami seni akhirnya aku tahu bagaimana rasanya menjadi Seniman. Berkarya lewat gambar mengekspresikan yang kita rasa ternyata sangat menyenangkan. Jika saja aku menyadarinya lebih awal mungkin ayahku lebih bahagia.

Aku iseng main ke gallery ayahku yang ada di lantai bawah rumahku. Ibuku berkata ini adalah karya yang tidak ingin ia jual dan ingin ia simpan untuk kenang-kenangan. Ku pelajari setiap goresan tanganya, bentuk karyanya dan bahkan warna yang di gunakan.

Semuanya... Tentang aku...

Aku terdiam sepi, air mata mengucur di mataku tak kusangka ayah begitu sayangnya kepadaku. Ayah maafkan aku. Aku menyesal tidak menjadi anak yang baik untukmu di dunia. Tunggu aku ya ayah, kita akan bertemu lagi disana aku janji akan meneruskan legacy-mu sebagai seorang seniman.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sandaran Hati
Dine Safitry
Novel
Gincu Merah Perempuan Penimbun Lada
Noor Cholis Hakim
Skrip Film
Suamimu itu bullshit, mbak!
agita vanesa m
Flash
Apa kabar ayah hari ini?
Syaif Cahyo
Novel
Bronze
Anak kolong
Eko Hartono
Novel
Bronze
Cloud Walker
Gemi
Novel
Dibalik Peluh Ibu
Mahliana
Novel
Percayalah, Kasih
ayyy
Skrip Film
Bahagia Untuk April
Yennie Soekanta
Skrip Film
A Farewell to Blooms
Fajar Riyanto
Skrip Film
SOULMATE
Cassandra Reina
Cerpen
Kabur!
Ariny Nurul haq
Cerpen
Bronze
Lyra Dunia Penuh Warna
Kemal Ahmed
Novel
Bronze
Yang Terbuang
silvi budiyanti
Novel
TINTA YANG TERTULIS DARI JARIKU
Rizky F Rhamadan
Rekomendasi
Flash
Apa kabar ayah hari ini?
Syaif Cahyo
Novel
Endless Turtore
Syaif Cahyo