Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
13
6
Suka
6,846
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mina memandang ke arah Arya. Resepsionis hotel yang cantik berambut panjang itu masih setia memasang senyum. Di belakang punggungnya tertera nama hotel tempat dimana mereka berada "Hotel Tenang Rindang." Nama hotel kelas melati ini sesuai dengan suasananya.

"Bagaimana Pak? Bu? Jadi kamarnya? Hanya tinggal nomor 13 itu yang tersisa. Di kawasan ini hanya ada hotel ini. Semua kamar penuh. Saran saya ambil saja. Terlebih ini sudah larut malam."

"Maaf Mbak. Setau kami angka 13 itu angka sial. Kalau kami ambil kamar itu, lalu tidur di dalamnya. Apa Mbak bisa jamin jika kami akan baik-baik saja?" kata Mina sambil mengerutkan dahinya.

"Bu. Angka adalah angka. Tidak lebih." Resepsionis itu tampak berusaha meyakinkan.

"Kita ambil saja Sayang. Aku tidak percaya dengan mitos angka 13. Tidak ada itu angka sial." Arya menengahi.

Mina menarik napas dalam-dalam, untuk kemudian mengangguk. Kunci kamar nomor 13 akhirnya pindah dari tangan sang resepsionis ke tangan Arya. Mereka berdua masuk ke dalam kamar dengan ukiran angka 13 di depan pintunya. Segera mereka tidur di dalamnya selama satu malam. Aman, damai, sentosa. Tidak ada gangguan apapun yang didapatkan oleh sepasang suami istri itu.

"Kau lihat Sayang? Semua baik-baik saja bukan?" Arya berkata sambil menenteng tas menuju ke arah luar hotel. Arya lalu memanggil tukang becak motor untuk mengantar mereka ke stasiun kereta api.

"Bulan puasa masih lama loh Mas. Nyekar sekarang apa tidak kecepetan?" Tukang becak motor itu bertanya pada Mina dan Arya sambil terus fokus berkendara.

"Nyekar? Maksudnya Pak?" Arya bertanya dengan nada heran.

"Loh, Mas sama Mbaknya emang habis ngapain tadi kalau tidak nyekar?"

"Kita nginep di hotel itu tadi Pak." Arya menjawab cepat.

"Apa? Hotel?"

Ciiiiit.....

Tukang becak itu mengerem mendadak. Wajahnya berubah menjadi serius.

"Mas! Mbak! Jangan bilang kalau di hotel itu kalian disambut resepsionis seorang wanita cantik dan rambutnya tergerai panjang. Lalu kalian diminta menginap di kamar nomor 13."

Mina dan Arya mengangguk cepat.Tanpa ba-bi-bu, tukang becak motor itu segera memutar arah.

"Loh, Pak! Kita mau kemana?" Arya panik. Mina lebih panik, wajahnya pucat.

"Ke tempat Haji Somad. Kalian harus dirukiah, segera. Sebelum dijadikan tumbal. Asal kalian tahu, di kawasan ini tidak ada yang namanya hotel."

"Maksud Bapak apa? Bukannya bapak tadi menjemput kami di depan hotel?" Arya kebingungan.

"Hotel dari Hongkong? Itu kompleks pemakaman."

Arya dan Mina saling tatap dengan wajah pucat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
serem. mau dijadiin tumbal. 😨
Iya Kak Awang. Memang hanya flash. Terima kasih sudah suka kak :)
Terima kasih Kak Choirunisa Ismia
Ceritanya asyik, sayangnya Flash, maunya lebih panjang ya, mbak Rahma?
Waduh, sampai sini deg-degannya, keren!
Rekomendasi dari Horor
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Manusia Kera
Areta Swara
Cerpen
Bronze
DADONG CANANGSARI
Citra Rahayu Bening
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland
Novel
Gold
Hell City
Noura Publishing
Novel
The Last Karta
Samuel Fetz
Flash
Parade Kunang-kunang
Ragiel JP
Flash
Uang berdarah
Bungaran gabriel
Novel
Drowning in Blood
Zhein24Art
Novel
Terror Mannequin
Devi Sri Mulyani
Novel
Bronze
KUNCEN
Deeta Pratiwi
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Paris
Mizan Publishing
Novel
Bronze
My Doll
SalsaShafa
Novel
Pesantren Warisan
Rexa Strudel
Skrip Film
SENGKOLO
Herman Sim
Rekomendasi
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Alat Pendeteksi Jodoh
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Bronze
Rasanya Seperti Mimpi
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Bronze
Kembar dari Hongkong
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Kelinci Percobaan
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Tutup Botol
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Kalian Seharusnya Suka Dengan Cerita Ini
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Bom
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Skrip Film
Apa Kalian Takut Mati?
Rahma Nanda Sri Wahyuni