Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
13
6
Suka
6,951
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mina memandang ke arah Arya. Resepsionis hotel yang cantik berambut panjang itu masih setia memasang senyum. Di belakang punggungnya tertera nama hotel tempat dimana mereka berada "Hotel Tenang Rindang." Nama hotel kelas melati ini sesuai dengan suasananya.

"Bagaimana Pak? Bu? Jadi kamarnya? Hanya tinggal nomor 13 itu yang tersisa. Di kawasan ini hanya ada hotel ini. Semua kamar penuh. Saran saya ambil saja. Terlebih ini sudah larut malam."

"Maaf Mbak. Setau kami angka 13 itu angka sial. Kalau kami ambil kamar itu, lalu tidur di dalamnya. Apa Mbak bisa jamin jika kami akan baik-baik saja?" kata Mina sambil mengerutkan dahinya.

"Bu. Angka adalah angka. Tidak lebih." Resepsionis itu tampak berusaha meyakinkan.

"Kita ambil saja Sayang. Aku tidak percaya dengan mitos angka 13. Tidak ada itu angka sial." Arya menengahi.

Mina menarik napas dalam-dalam, untuk kemudian mengangguk. Kunci kamar nomor 13 akhirnya pindah dari tangan sang resepsionis ke tangan Arya. Mereka berdua masuk ke dalam kamar dengan ukiran angka 13 di depan pintunya. Segera mereka tidur di dalamnya selama satu malam. Aman, damai, sentosa. Tidak ada gangguan apapun yang didapatkan oleh sepasang suami istri itu.

"Kau lihat Sayang? Semua baik-baik saja bukan?" Arya berkata sambil menenteng tas menuju ke arah luar hotel. Arya lalu memanggil tukang becak motor untuk mengantar mereka ke stasiun kereta api.

"Bulan puasa masih lama loh Mas. Nyekar sekarang apa tidak kecepetan?" Tukang becak motor itu bertanya pada Mina dan Arya sambil terus fokus berkendara.

"Nyekar? Maksudnya Pak?" Arya bertanya dengan nada heran.

"Loh, Mas sama Mbaknya emang habis ngapain tadi kalau tidak nyekar?"

"Kita nginep di hotel itu tadi Pak." Arya menjawab cepat.

"Apa? Hotel?"

Ciiiiit.....

Tukang becak itu mengerem mendadak. Wajahnya berubah menjadi serius.

"Mas! Mbak! Jangan bilang kalau di hotel itu kalian disambut resepsionis seorang wanita cantik dan rambutnya tergerai panjang. Lalu kalian diminta menginap di kamar nomor 13."

Mina dan Arya mengangguk cepat.Tanpa ba-bi-bu, tukang becak motor itu segera memutar arah.

"Loh, Pak! Kita mau kemana?" Arya panik. Mina lebih panik, wajahnya pucat.

"Ke tempat Haji Somad. Kalian harus dirukiah, segera. Sebelum dijadikan tumbal. Asal kalian tahu, di kawasan ini tidak ada yang namanya hotel."

"Maksud Bapak apa? Bukannya bapak tadi menjemput kami di depan hotel?" Arya kebingungan.

"Hotel dari Hongkong? Itu kompleks pemakaman."

Arya dan Mina saling tatap dengan wajah pucat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
serem. mau dijadiin tumbal. 😨
Iya Kak Awang. Memang hanya flash. Terima kasih sudah suka kak :)
Terima kasih Kak Choirunisa Ismia
Ceritanya asyik, sayangnya Flash, maunya lebih panjang ya, mbak Rahma?
Waduh, sampai sini deg-degannya, keren!
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Aku Sendiri
Kemal Ahmed
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Cerpen
Bronze
Teka Teki Pembunuh Misterius
Saputra
Novel
DAFTAR LIVE22
DAFTAR LIVE22
Novel
SITINGGIL PETILASAN KERAMAT
Heru Patria
Flash
Buka Pintu
BANYU BIRU
Flash
Kaya
Dark Specialist
Cerpen
Bronze
Nyawa Kesembilan
Glorizna Riza
Novel
Bronze
Derflow dan Delusi
White Blossom
Flash
Bronze
MAKAN ENAK
Lirin Kartini
Flash
Penunggu Jalan
Iwok Abqary
Novel
Gold
Rumah Teteh
Mizan Publishing
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Novel
Undercover(terbit)
Vaearen
Rekomendasi
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Bronze
Kembar dari Hongkong
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Kalian Seharusnya Suka Dengan Cerita Ini
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Bronze
Rasanya Seperti Mimpi
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Bom
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Kelinci Percobaan
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Tutup Botol
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Alat Pendeteksi Jodoh
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Skrip Film
Apa Kalian Takut Mati?
Rahma Nanda Sri Wahyuni