Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ada yang yang disebut penyelesaian sebuah penyesalan tanpa terlihat. Bukan ilmu hitam atau sejenisnya tapi dengan tulisan, ini adalah salah satunya. Tentang kota virtual di tahun 2020 yang menghilang di 2021 dan tentang pertemuan di kota bandung karena teh lemon yang mengesankan. Itu adalah penenang sesaat karena tak kunjung menemukan pria yang hilang saat itu.
Seperti mesin waktu, berharap kesempatan kedua akan datang. Aku akan menggunakan cara terakhir untuk menemukanmu. Hanya tersisa nomor ponselmu, aku sudah cukup mapan sekarang. Aku akan menggunakan jasa hacker untuk melacak keberadaanmu terakhir kalinya.
Jika pun semua tentangmu adalah sebuah kebohongan, tidak apa-apa. Aku manusia yang tidak bisa diberi rasa penasaran. Dan tidak butuh waktu lama, aku menemukan titik keberadaanmu di sebuah komplek perumahan mewah di kota bandung. Aku memutuskan untuk memesan tiket dan berangkat kesana.
Aku berdiri disebuah rumah yang dibilang cukup mewah atau bahkan sangat mewah. Pertemuan pertama kita melalui suaramu seolah menggambarkan dimana kamu duduk minum teh lemon atau menyaksikan hujan saat itu. Dan aku juga melihat motor yang kamu gunakan ketika pergi bersama temanmu.
Aku masih harus memastikan apakah ini benar rumah dan benar saja seseorang datang dengan mobil dan memanggil namamu. Seperkian detik aku hampir kehilangan kesadaran, tapi melihatmu keluar dari rumah menggunakan satu tongkat cukup membuyarkan fikiranku yang entah kemana.
Apa kau kecelakaan saat itu, apa kau kehilangan ingatan seperti sinetron kebanyakan atau bahkan kau tidak mau menghubungi gadis kecil ini lagi?
Kau bicara dengan temanmu dan kemudian melihat ke arahku yang berdiri di seberang jalan. Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan tapi sepertinya tentang aku yang terlihat seperti orang aneh menatap rumah orang lain.
“Apa kau mau bertemu haru?”
”Mmm … ya,”ucapku percaya diri namun sebenarnya cemas.
”Ada keperluan apa mencariku, dari banyaknya klienku aku belum pernah bertemu denganmu.”
Aku pura-pura mengeluarkan ponsel dan menerima telfon.
”Halo kak Dea, ya sepertinya aku salah alamat. Maaf, aku harus pergi.”
”Apa kau liana?”
”Bukan ..,”aku keluar dari rumah dan bergegas naik taksi.
Aku menemui kak dea di tempat yang sudah dijanjikan. Untuk pertama kalinya kami bertemu setelah akrab melalui aplikasi hear you.
”Oh, liana cantikku. Akhirnya kita bertemu.”
”Kak dea sangat cantik ternyata, apa kakak masih melihat awan tersenyum?”
”Sesekali,”tawa kecil kami pun meramaikan pertemuan pertama itu.
”Bagaimana dengan si kembar? Apa mereka akan datang?”
”Ya, sebentar lagi mereka datang. Kamu mau pesan apa?”
”Lemon tea,”senyumnya kak dea menyiratkan sesuatu yang aku pahami.
”Apa dia juga datang?”Ucapku dengan nada ragu.
“Entahlah, kami sudah lama tidak komunikasi.”
”Bukankah aplikasi hear you sangat bagus, aku jadi menemukan kak dea, si kembar, haru dan si keju.”
”Oh iya, si keju?”
”Dia sudah menikah, kemungkinan tidak akan datang.”
”Kak dea,”teriak dua orang yang baru saja masuk cafe.
”Ini kak liana.”
“Ya.”
”Akhirnya kita ketemu istrinya kak haru juga,”ucapan mereka membuatku canggung.
”Jadi cuma kita berempat nih?”Ucap si kembar.
”Tentu saja, kalian berharap siapa lagi yang akan datang?”
”Mr. H..!”
”Yap, Hadir.”
Liana yang baru hendak berdiri ingin memeluk si kembar, terkejut mendengar suara pria yang baru masuk pintu cafe. aku menatap sinis pada kak dea yang berbohong kalau haru tidak datang.
”Wah, haru akhirnya kami bertemu denganmu. Kamu benar-benar ganteng.”
”Kenapa kau pura-pura tidak mengenaliku, liana?”
”Aaaku, hanya ….”
”Sudah, kita duduk dulu dan makan. Liana cukup lelah dengan penerbangannya hari ini.”
”Apa kau menghindariku karena kondisiku saat ini?”
Aku menatap penuh pria itu, bagaimana dia bisa bicara seperti itu.
“Jangan gitu dong kak, kak liana nya mungkin punya alasan lain.”
”Apa?!”
”Kau ini kenapa sih?” ucap kak dea membentak haru.
”Aku merasa sudah lega melihatmu, itu saja.”
”Benarkah?”
”Ya,”liana mengutuk dalam hati, padahal dia berharap bertemu haru dalam perasaan yang menyenangkan bukan menegangkan seperti ini.
“Sepertinya kalian berdua ada kesalahpahaman, bicaralah dulu. Aku dan si kembar akan ke lantai atas untuk baca beberapa buku.”
”Aku terus meminum lemon tea yang sedari tadi sudah menatapku.”
”Apa kau tidak senang bertemu denganku?” ucap haru.
”Tidak, aku sangat senang.”
”Lalu kenapa kau tiba-tiba pergi ketika di rumahku.”
”Itu akan terkesan aneh karena tiba-tiba aku datang sementara kau tidak mengenalku.”
”Aku mengenalmu.”
”Benarkah? Tapi kita sudah 2 tahun tidak berkomunikasi.”
”Aku melihat media sosialmu, aku mengikutimu selama ini.”
”Tapi, kenapa tidak menghubungiku lagi?”
”Aku ingin kau fokus untuk duniamu sendiri, aku rasa pertemuan kita hanya jeda sesaat karena pandemi.”
”Menurutmu begitu?”
”Aku hampir gila mencari tahu tentangmu. Dan kamu fikir hanya jeda?”
”Maafkan aku, liana.”
Pria di depanku saat ini adalah pria yang hilang di kota virtual 2 tahun lalu. Ternyata kau tidak benar-benar hilang tapi bersembunyi dalam ketidaktahuanku sendiri.