Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Cermin di Rumah Lian
1
Suka
22
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Di pinggiran hutan Desa Huluq Rangat, berdiri sebuah rumah tua yang dikenal oleh penduduk sebagai "Rumah Lian." Rumah itu sudah lama tak berpenghuni, tertutup oleh lumut dan tumbuhan liar yang menjalar di dinding-dindingnya. Warga desa jarang berani mendekat, terutama setelah matahari terbenam, karena cerita-cerita seram yang melekat pada tempat itu.

Konon, pemilik terakhir rumah tersebut adalah Nyai Lian, seorang dukun wanita yang dihormati sekaligus ditakuti. Nyai Lian dikenal mampu menyembuhkan orang sakit, tetapi juga diduga menggunakan kekuatan gaib untuk membalas dendam pada orang-orang yang merendahkannya. Suatu malam yang kelam, Nyai Lian ditemukan tewas di ruang tengah rumahnya. Matanya membelalak, bibirnya membiru, seolah-olah ia menyaksikan sesuatu yang mengerikan sebelum mati. Setelah kematiannya, desa dilanda rentetan peristiwa aneh—ternak yang mati mendadak, suara-suara tak dikenal dari hutan, hingga warga yang mengaku melihat bayangan Nyai Lian di sekitar rumahnya.

Cerita-cerita itu menarik perhatian Satria, seorang penulis dan peneliti muda yang tertarik untuk mendalami mitos dan kisah-kisah lokal. Ia datang ke Huluq Rangat untuk mencari inspirasi, berharap bisa menemukan bahan untuk risetnya mengenai kepercayaan dan cerita rakyat daerah tersebut. Meskipun beberapa tetua desa memperingatkan Satria untuk menjauhi rumah itu, rasa ingin tahunya tak dapat dibendung.

Sore itu, Satria berjalan menuju rumah di pinggir hutan. Langit mulai mendung, menambah kesan suram di sepanjang perjalanan. Rumah Lian berdiri di tengah semak belukar, seperti menunggu kedatangan seseorang. Udara di sekitarnya terasa dingin dan berat, membuat bulu kuduk Satria berdiri. Ia mendorong pintu kayu tua yang berderit pelan, dan aroma lembap bercampur bau melati langsung menyergap hidungnya.

Di dalam rumah itu, suasana begitu sunyi. Cahaya yang masuk melalui jendela yang pecah hanya cukup untuk menerangi sebagian ruangan. Perabotan tua berserakan, dan di sudut ruangan, ada sebuah cermin besar yang permukaannya terlihat terlalu bersih dibandingkan bagian rumah lainnya. Cermin itu tampak memantulkan lebih banyak daripada yang terlihat oleh mata telanjang.

Satria mengeluarkan kameranya dan mulai mengambil gambar. Namun, saat memeriksa hasil jepretan pertama, jantungnya hampir berhenti. Dalam foto itu, ada bayangan wanita dengan rambut panjang berdiri di belakangnya. Wajahnya buram, tetapi matanya bersinar tajam.

Satria segera berbalik, tetapi ruangan itu kosong. Ketika ia menatap kembali ke cermin, bayangan wanita itu kini tampak lebih jelas di dalam pantulan. Wajahnya pucat dengan senyuman menyeramkan, dan ia mulai bergerak mendekat, tetapi hanya di dalam pantulan.

Suara lembut yang serak tiba-tiba terdengar dari arah cermin.

"Satria... kau mencari cerita?"

Tubuh Satria terasa kaku, seperti ada sesuatu yang menahannya. Wanita itu menekan permukaan cermin, seperti mencoba keluar. Suara tawa melengking tiba-tiba memenuhi ruangan, membuat Satria menjatuhkan kameranya. Wanita itu berbisik lagi, lebih dekat dari sebelumnya.

"Cerita bukan hal yang kau cari. Kau telah membangunkanku..."

Tiba-tiba, cermin itu retak, dan gelap pun menyelimuti Satria.

Keesokan harinya, Satria ditemukan tergeletak di halaman depan rumah, pingsan dengan kamera yang rusak di tangannya. Warga desa yang menemukannya berkata ia mengigau tentang seorang wanita. Namun, malam itu, di dalam laptopnya, ia menemukan folder foto yang tidak pernah ia ambil. Dalam setiap foto, wanita di cermin itu tampak semakin mendekat, hingga di foto terakhir, ia tersenyum tepat di depan kamera.

Rumah Lian tetap berdiri di pinggir hutan Desa Huluq Rangat, tetapi Satria tahu ia telah membawa pulang sesuatu yang tak kasat mata—dan itu belum selesai dengannya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Cermin di Rumah Lian
Arsualas
Novel
Gold
Bird Box
Noura Publishing
Flash
Bronze
SE-ABAD
Deeta Pratiwi
Cerpen
Bronze
Tragedi Kampus yang Terlupakan
elfrida romaganti pasaribu
Flash
The Room 13
Ariq Ramadhan Nugraha
Cerpen
Bronze
Sandal Untuk Ibu
Erika Oktavian
Skrip Film
News Anchor Screenplay
Risna Pramesti
Flash
Bronze
Hei bro!
Bungaran gabriel
Cerpen
Bronze
Lukisan Terakhir
Ayub Wahyudin
Novel
Limit: Rahasia Si Pencuri
Syafira Muna
Skrip Film
Dear Granny
Febri Putra
Novel
Gold
KKPK Misteri Cermin Pengisap
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Novel
Gold
KKPK Friends Lullaby
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
UTI PUTRI & BANJIR YANG MENENGGELAMKAN IBUKOTA
Sri Wintala Achmad
Rekomendasi
Flash
Cermin di Rumah Lian
Arsualas
Flash
Hari-hari Tanpa Kamu
Arsualas
Flash
Penjaga Rahasia
Arsualas
Flash
Resonansi di Kedalaman
Arsualas
Flash
Panggilan Tengah Malam
Arsualas