Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bunga Tidur: (Bukan) Mimpi
11
Suka
7,432
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“I-ni ... mimpi... kan....” Elina terkejut melihat dirinya terbaring bersimbah darah.

Elina mencoba memikirkan apa yang terjadi. Tapi yang diingatnya hanyalah lengannya ditarik oleh seseorang dan seketika dirinya sudah berada di ruangan ini. 

“Dok, sudah ada persetujuan dari Ibu pasien,” ucap perawat yang baru saja berlari datang.

Mendengar itu, dokter dan petugas medis lainnya bersiap membawa Elina ke ruang operasi.

“Sus—” Elina menatap tangannya, tak percaya ia tidak bisa meraih perawat itu.

“Ini anaknya Dokter Andri, kan?!” 

Pernyataan itu berhasil membuat Elina menoleh. “Jeri…,” ucapnya membelalakkan mata.

Pria yang pernah diberikannya titel cinta pertama itu menoleh, dan mata mereka pun bertemu. Pandangan Elina beralih ke ranjang di depan Jeri. Elina pun tahu bahwa Jeri berada di situasi yang sama dengan dirinya.

+++

“Apa kita akan…,” Elina tidak sanggup mengatakan satu kata itu.

Jeri mengangguk.

“Setiap orang pasti akan mati, kan,” tambah Jeri karena Elina menatapnya sedih.

Elina tersenyum tipis.

“Kerja di Hanara?” 

Melihat Jeri terkejut, Elina menunjuk kartu pengenal yang menggantung di leher Jeri dengan matanya. Jeri lekas melepaskan dan memasukkan kartu itu ke saku jasnya.

“Tadi gue tes di sana.” Elina tersenyum pahit mengucapkan itu. “Mungkin ini pertanda gue nggak lolos...,” Elina membuang napas pelan lalu berbisik, “Tapi apa harus dengan cara ini?”

Mereka terdiam.

... sebuah truk yang hilang kendali menabrak para pejalan kaki di depan PT Hanara Bakti ... belum diketahui jumlah korban ...

Suara dari TV di ruangan itu memecah keheningan di antara mereka.

“Apa ini yang dibilang pepatah kalau kita harus menjadikan setiap hari seperti hari terakhir kita? Andai gue tahu waktu gue secepat ini... gue akan lebih giat cari kerja, lebih giat untuk bisa bahagiain ibu….” Elina terdiam kembali saat mengingat ibunya.

Jeri memandang Elina yang terlihat sama putus asanya dengan dirinya.

+++

Suara langkah kaki membangunkan Jeri dan ia melihat kedua orangtuanya pergi meninggalkan ruang tunggu. Rasa bersalah pun melingkupi diri. 

Merasa sebelah pundaknya berat, Jeri menoleh dan mendapati Elina tidur bersandar di sana. Jeri tersenyum.

“Banyak hal yang belum gue lakukan juga, Lin. Minta maaf ke orangtua, bersyukur atas pekerjaan gue... dan….” Jeri mengeluarkan sebuah scrunchie berwarna krem dari sakunya.

“Gue senang banget waktu lihat lo tadi di kantor…. Andai gue bisa bergerak lebih cepat untuk mengembalikan ini... berlari lebih cepat untuk menarik lo…. Gue berharap ada ruang lain untuk kita bisa memulai cerita.”

+++

Dengan tuntunan ibunya, Elina berjalan perlahan. 

“Turut berbelasungkawa, Dok.” 

Elina menoleh mendengar itu dan mendapati seorang perawat sedang memberikan sesuatu yang tak asing baginya kepada seorang dokter paruh baya. Refleks melepaskan tuntunan ibunya, Elina menghampiri dokter itu.

“Itu...,” ucap Elina menunjuk scrunchie krem yang terlilit ke sebuah kartu pengenal.

Dokter itu membiarkan Elina mengambilnya.

“Jeri...?” ucapnya lirih setelah melihat foto pada kartu pengenal itu.

“Kamu kenal mendiang anak saya?”

Elina meneteskan air mata dan jatuh terduduk. Ia meremas kepalanya yang terasa sakit. Potongan demi potongan yang dialaminya sejak kecelakan itu pun tersusun menjadi sebuah rangkaian utuh. 

“Jadi... itu semua bukan mimpi? Dan Jeri... Jeri....” Elina menangis sejadi-jadinya membuat orang-orang di ruangan itu bingung dan khawatir.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
makasih udah mampir :) @faridapane
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Coupl(ov)e
Bentang Pustaka
Flash
Bunga Tidur: (Bukan) Mimpi
kvease
Flash
Jalur Tiga
Martha Z. ElKutuby
Novel
Cinta di negara jam
Author WN
Novel
Bronze
Cinta di Balik Pesantren (Buku Kedua)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Dia Diantara Curhat Kamu.
anakucilibo
Novel
Forgetting her
SZA
Flash
Bronze
Epitaf
B12
Novel
Hujan dan Kenangan
Kaia Sari
Novel
Bronze
Darah dan Pankreas Abel
Silvia Oktaviani Puspandini
Flash
Bronze
Diriku Milikku
Silvarani
Novel
Gold
Perfect Mistakes
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Monokrom: Para Korban Keadaan
Sony Rurandaru
Flash
Penerimaan Rasa
Elysiaaan
Novel
Bronze
Makhluk Ruhis
Indah Puspitasari Suwandi
Rekomendasi
Flash
Bunga Tidur: (Bukan) Mimpi
kvease
Novel
that moment when you realized you're (not) in love
kvease
Flash
Langit Sore Itu
kvease
Skrip Film
My Last 20s
kvease
Novel
Langkah Hati
kvease