Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Hok Lo Pan untuk Tjen
7
Suka
6,887
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tjen, langit boleh saja semendung abu di tungku dapur ibu. Dan cuaca berkabut membuat pandanganku kalang-kabut pun tak jadi masalah. Bagiku, hari ini tetap membahagiakan sebab akan kubuat kamu tak mengulang tangis lagi di hari kelahiranmu seperti yang sudah-sudah– yang katamu mengenal sosoknya cuma menuai luka.

Kamu menerima kantong keresek putih yang baru saja kuangsurkan.

“Kenapa martabak? Padahal, hari ini aku ulang tahun?” protesmu usai membuka kantong kresek itu.

Aku menghela napas panjang. “Setahuku, kamu benci ritual potong kue atau pun tiup lilin.”

Kamu mengangguk. “Iya, sih.”

Aku ingat, kamu pernah marah besar cuma karena aku bawakan kue di hari kelahiranmu. Katamu, aku tak benar-benar mengenalmu dengan baik. Semenjak itu, aku tahu, hari kelahiran bagimu bukan tentang perayaan, tapi perenungan. Bukan pula tentang berfoya-foya mantraktir makan, tetapi tentang berbagi pada yang layak menerima.

“Jadi, Tjen ijinkan aku meminangmu dengan Hok Lo Pan ini saja,” ujarku spontan, tanpa basa-basi—berbekal nekat sekaligus rasa takut tak berkesudahan akibat penolakan beruntun yang dulu pernah kamu utarakan setiap kali aku ungkapkan perasaanku.

Kamu menahan hasrat untuk berkata. Meski, sekali lagi wajahmu menyiratkan gelagat teramat bingung.

“Seperti Hok Lo Pan makanan favorit keluargamu, aku ingin menjadi bagian dari adonan itu. Aku ingin menjadi pelengkap, selayaknya telor di dalamnya. Yang tanpanya bisa saja kue asal Bangka ini tak pernah tercipta. Sama sepertimu, yang tanpa diriku, kamu pun akan lupa cara tertawa dan bahagia.” Aku mengeluarkan rayuan ala kadarnya. Sebuah rayuan yang tersisa di kepalaku hanya itu saja sebab aku hampir kehabisan kata-kata saking tegangnya.

“Kamu bercanda, kan?” tanyamu, masih kebingungan. Seolah tak percaya ada orang yang nekat melamar anak orang, namun cuma dengan kue sederhana yang dibelinya di pinggir jalan.

“Aku tahu, ini aneh dan terlalu mendadak. Tapi, aku juga tahu kalau gadis Bangka sepertimu tak suka hal mewah. Jadi, ya sudah, tolong terima, ya?” kataku memaksa.

Aku melihat sudut matamu basah. Tapi gurat senyum masih tersisa di air wajahmu. “Re...”

Kamu memukulku pelan, sebelum akhirnya memelukku. Pelukan pertama setelah sekian lama cuma jadi pecundang yang tak pernah berani melamarmu. Yang cuma berbatas keberanian mengajakmu sekadar berpacaran. Pantas saja kamu menolakku berulang kali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ini mah bukan rayuan sederhana, aku pun kalo dirayu gitu kelepek-kelepek. 😂 ini great story, penulisan kata demi kata tersusun dan tertata apik baik plot maupun gaya bahasa. 💍💍💍💍💍/💍💍💍💍💍 alias 5/5 dari saya. 🤗🙏
@evenatka : Makasih kak 🙏😊
sweet kak
@zenera : Hehehe 🖤
Semanis hok lo pan lamaranny
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Hok Lo Pan untuk Tjen
Denik a nuramaliya
Novel
Peach For Lily
Auli Inara
Novel
Bronze
Hidup Tak Pernah Sederhana
Wiwit Widianti
Novel
Gold
Tidak Pernah Ada Kita
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Inestable
Mizan Publishing
Novel
Bronze
UNBELIEVABLE; Is Yourself
rossewoodz
Novel
Bronze
Heartache In Birmingham
Noficha Priyamsari
Novel
Bronze
Sampah Di Bulan Juni
Yuni Sarah
Novel
BLACKSWEET
Zaki septiyono
Novel
Gold
Brisbane
Mizan Publishing
Flash
MENUNGGU DI BANDARA EL-TARI
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
Malam, Hujan
Hary Budiarto Koriun
Novel
Not Proscenium
Rima Selvani
Flash
Namamu, Namaku
V.N.Lietha / Vica Lietha
Flash
Pesona Kakak Senior
Mufidah Raihana
Rekomendasi
Flash
Hok Lo Pan untuk Tjen
Denik a nuramaliya
Flash
Perihal Cinta di Bawah Pohon Eboni
Denik a nuramaliya
Flash
Sepotong Kenangan di Meja Makan
Denik a nuramaliya
Flash
Yang Tak Tertebak
Denik a nuramaliya
Flash
Di Balik Semangkuk Bawang
Denik a nuramaliya