Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Bukan Malin Kundang
2
Suka
26
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Agama mengatakan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Agama juga mengatakan, "Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu." Namun bagaimana jika ibulah yang tidak pernah mengerti keinginan putrinya yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun? Bagaimana jika ibulah yang selalu ingin mengatur jalan hidup si anak dan calon menantunya? Apakah ia tetap disebut sebagai Malin Kundang?

Ketika sudah dengan kata-kata lembut Zizi mengutarakan isi hati dan keinginannya untuk masa depan, sang ibu tetap kokoh pada pemikirannya. Mengapa sangat sedikit topik yang membicarakan tentang hak-hak anak? Bukankah usia dewasa adalah usia dimana sudah melebihi usia tujuh belas tahun? Kalau tidak, pada usia berapakah seorang anak bisa melakukan sesuai kehendak hatinya? Ia tidak perlu sampai harus membunuh kedua orang tuanya. Ia tidak perlu sampai harus membunuh para tetua yang telah menghalangi jalannya.

Telah disepakati bahwa generasi orang tua dan anak sangatlah jauh berbeda. Maka seharusnya didikan orang tua mengikuti perkembangan zaman dan meninggalkan tradisi-tradisi yang kolot. Harus ada seseorang yang menyelamatkannya.

"Terkadang tidak harus memerlukan pintu untuk keluar. Jika pintu sedang dijaga (dikawal), kau bisa keluar melalui balkon atau jendela. Maka pada saat itu juga karpet ajaibku akan menangkapmu. Apakah kau percaya kepadaku, Azizi (kekasihku)?" kata laki-laki yang telah dikenalnya selama tiga tahun itu.

"Iya, aku percaya," Zizi menyambut tangan itu dan masuk kedalam kereta.

Dua sejoli itu sudah sepakat untuk kawin lari. Sedari awal mereka tidak mau melangsungkan pernikahan di kampung halaman Zizi dikarenakan para tetangganya yang toxic dan iri dengki. Zizi tidak mau mengorbankan pernikahannya dihancurkan oleh hasad. Terlebih lagi ada tetangganya yang suka memakai sihir. Lingkungan yang sangat tidak baik.

"Azizi, hasad adalah rasa dengki dari orang lain saat melihat kesuksesan kita. Hasad lebih berbahaya seribu kali lipat dari sihir. Hasad bisa mencelakakan dalam hitungan detik. Banyak orang Indonesia menyepelehkan hal itu. Bahkan sesederhana memposting foto di media sosial, itu bisa menimbulkan hasad dan membuat kesialan datang. Orang bisa mati dikarenakan hasad." Khabib mengelus lembut ubun-ubun Zizi.

Zizi sudah memberi pengertian kepada ibunya tentang hasad yang mungkin mereka akan dapat nanti. Zizi juga sudah memberikan contoh dari kejadian nyata. Sudah berulang kali Zizi membuka hatinya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan sang ibu. Tetapi sekali lagi, ibunya tetap menginginkan pernikahan diselenggarakan di kampung halaman, tidak di kota lain.

Terlebih lagi, ibunya menyarankan mereka untuk tinggal disini saja sesudah menikah. Tidak perlu untuk menyewa rumah di kota lain. Sampai tahap ini, Zizi merasa semua kata-katanya menjadi sia-sia bak debu yang menempel pada dinding putih, bertaburan kemana-mana. Percuma dia mengutarakan isi hatinya sampai mulut berbusa. Orang tua tetaplah orang tua. Seakan-akan memiliki hak penuh atas masa depan anak. Namun Zizi bukanlah anak belasan tahun lagi.

Maka dengan terpaksa Zizi harus menyembunyikan semuanya dari ibunya. Sudah tidak ada pintu untuk berdiskusi lagi. Ia seperti berbicara kepada tembok, dingin dan tidak bisa mendengar.

Didalam lubuk hatinya, ia sangat ingin menjadi anak yang baik. Ia tidak ingin menyembunyikan apapun dari ibunya. Tetapi apalah daya. Jika tidak, ia akan tetap mendekam didalam sangkar burung emas itu.

Kereta sudah melaju satu jam lamanya menjauh dari kampung halaman Zizi. "Tolong satu coklat panas," kata Khabib dengan pelafalan bahasa Indonesianya yang fasih pada seorang pramugari kereta. Setelah membayar dan menerima satu cup minuman coklat panas, Khabib memberikannya pada Zizi yang menatap kosong keluar jendela. "Azizi, ayo minum. Kamu suka coklat kan?"

Zizi kembali tersenyum riang seperti anak-anak dan meminumnya dengan hati-hati. Lagu yang diputar melalui speaker kereta mulai terdengar....

Pengenku siji, nyanding kowe selawase

Ra ono wong liyo sing iso misahake

Cukup sliramu gawe atiku tenang

Ra bakal ilang mergo kowe seng tak sayang

(Aku Tenang - Happy Asmara)

Keinginanku hanya satu, bersamamu selamanya

Tidak ada orang lain yang bisa memisahkan

Cukup kamu yang membuat hatiku tenang

Tidak akan hilang karena kamu yang aku sayang



أمنيتي الوحيدة هي أن أكون معك إلى الأبد

لا يوجد أحد آخر ليفصل

أنت الوحيد الذي يجعل قلبي هادئا

لن أضيع لأنك من أحب

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
Bukan Malin Kundang
Nurul Arifah
Flash
Hidupku
winda aprillia
Flash
Bronze
Tertakar
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Sang Guru
Anjrah Lelono Broto
Flash
Discount Friend
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
I Must Release You
Gita Karmani
Novel
Dunia Kecil; panggung & omongkosong
Syauqi Sumbawi
Flash
Bronze
Sang Penulis
AndikaP
Cerpen
Alasan Orang Indonesia Beremigrasi Keluar Negeri
Yovinus
Flash
NON FIKSI & MALAM
Bulan
Flash
JANGAN JADI GURU!
Hans Wysiwyg
Cerpen
Pemuda Di Kamar 17
Sucayono
Flash
PADA KORIDOR, KENANGAN DAN KEYAKINAN TERGAMBAR
Syauqi Sumbawi
Flash
Kuasa Uang
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Bronze
Kisah Simsim yang Pemarah
Lia
Rekomendasi
Flash
Bukan Malin Kundang
Nurul Arifah
Novel
Bronze
Laraku Pilumu
Nurul Arifah
Cerpen
Bronze
Tetangga Hingga Surga
Nurul Arifah
Flash
Bronze
Paman itu Dijuluki Abu Ubaidah
Nurul Arifah
Novel
Stadium Akhir
Nurul Arifah
Cerpen
Bronze
Izinkanlah Aku Memakan Hatinya
Nurul Arifah
Flash
Bronze
Kami Takkan Pernah DIAM
Nurul Arifah
Novel
Bronze
Vampir yang Kesepian
Nurul Arifah
Cerpen
Fall in Belgium
Nurul Arifah
Novel
Bronze
Menyisir Jalan Menjangkau Sang Surya
Nurul Arifah
Novel
Bronze
Surga yang Meleset
Nurul Arifah