Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Yellow #2
4
Suka
5,222
Dibaca

"Hati siapa yang tidak terenyuh melihatnya? Apakah kau tidak? Anak sekecil itu dicat silver lalu berlarian di tengah hujan jalanan yang dipadati lalu lalang kendaraan untuk mengemis uang. Bukankah mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan, kemana orang tuanya?"

Adalah di sebuah perempatan Buah Batu kota Bandung, sebuah persimpangan besar yang menyatukan dua nama jalan besar, Buah Batu dan Soekarno- Hatta. Perempatan ini seolah-olah tak punya penghalang apapun dengan langit, jika musim hujan akan tumpah ruah begitu saja, dan jika musim panas akan membara tanpa ampun. Tapi bagi beberapa orang yang dilihat Karen siang itu , tempat itu justru adalah rumah, sama sekali tidak nyaman tapi memberi mereka sambungan hidup.

"Karen, bayangkan kalau kau tidak pernah ada? Apa yang bisa kau perbuat?"

"Maksudmu?"

"Sesekali cobalah merenungkan ini, bayangkan kau tidak ada, tidak pernah ada, apakah bisa terbayang? Apa nilai dari ketiadaan?"

"Tidak ada, kosong."

"Jadi, sebejat apapun orang tuamu, tapi berkat mereka kau ada. Apakah itu tidak cukup alasan untuk mencintai?"

"Tapi orang tua yang menghadiahkan kehidupan yang kejam, apakah perbuatan itu bisa diterima?"

"Seburuk apapun hidupmu di dunia ini, Kau tetap akan punya peluang untuk hidup bahagia selamanya kelak. Dan syarat mutlaknya cuma 1, kau harus dilahirkan. Berapa? 60, 80, bahkan 100 tahun itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan selamanya, Karen. Sekarang Ayah tanya sekali lagi, apakah itu tidak cukup untuk alasan mencintai?"

"Aku tidak tau Ayah, ouhhh ... betapa beruntungnya aku punya orang tua yang menyayangiku."

"Dari mana kau berpikir itu sebuah keberuntungan? Hal-hal besar justru lahir dari penderitaan, perjuangan bangkit dari kemiskinan misalnya, jika dilakukan dengan cara-cara yang baik akan membuatmu begitu mulia dimata Tuhan dan makhluk."

"Tapi itu sangat sulit, terlebih kita tinggal di negara yang lebih dari separo masyarakatnya adalah oknum."

"Jika itu mudah, namanya bukan perang."

Karen lalu terdiam, merenung dan separo mengerti, sembari ia mengingat-ingat tentang peristiwa-peristiwa lain yang serupa. Dunia adalah wujud konstan yg tidak bisa dipengaruhi, berjalan sesuai kaedah penciptanya, kejam bagi sebagian orang, kebahagiaan semu bagi sebahagiannya, lalu apa sebenarnya tujuan kita hidup?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Yellow #2
Adel Romanza
Novel
Cancer "Si Pengingat Ulung yang Ceplas-ceplos"
Winda Azhari Pasaribu
Novel
Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au
Christina Septi
Flash
Satu Hati yang Patah
Amanda Chrysilla
Flash
Reuni
Diana Dia
Novel
Dear, diary
Liepiescesha
Novel
Andai Kisah ini Tiba di Mejamu
Serasa Sarasa
Skrip Film
36 Pertanyaan dan Hal-hal yang Tidak Kamu Katakan Seluruhnya
Ratih Mandalawangi
Flash
Jangan Maafkan Aku
Deasy Wirastuti
Cerpen
Bronze
Kontraktor
Fitri F. Layla
Cerpen
Bronze
Sahabat Kemanusiaan
Aqil Azizi
Skrip Film
Maaf, Sungguh Aku Tak Bermaksud Jatuh Cinta Padamu
Deasy Wirastuti
Skrip Film
Hello, Hello Again
Joshua Vincentius
Flash
Menerka Rindu
Fatma Fitriani
Flash
Pulang
SITI NUR AISYAH
Rekomendasi
Flash
Yellow #2
Adel Romanza
Cerpen
Bronze
Sesal
Adel Romanza
Flash
Yellow #1
Adel Romanza
Cerpen
Jus Apel
Adel Romanza
Flash
Elezier
Adel Romanza
Novel
Supermoon
Adel Romanza
Flash
Hati si Penyendiri
Adel Romanza