Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Hati siapa yang tidak terenyuh melihatnya? Apakah kau tidak? Anak sekecil itu dicat silver lalu berlarian di tengah hujan jalanan yang dipadati lalu lalang kendaraan untuk mengemis uang. Bukankah mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan, kemana orang tuanya?"
Adalah di sebuah perempatan Buah Batu kota Bandung, sebuah persimpangan besar yang menyatukan dua nama jalan besar, Buah Batu dan Soekarno- Hatta. Perempatan ini seolah-olah tak punya penghalang apapun dengan langit, jika musim hujan akan tumpah ruah begitu saja, dan jika musim panas akan membara tanpa ampun. Tapi bagi beberapa orang yang dilihat Karen siang itu , tempat itu justru adalah rumah, sama sekali tidak nyaman tapi memberi mereka sambungan hidup.
"Karen, bayangkan kalau kau tidak pernah ada? Apa yang bisa kau perbuat?"
"Maksudmu?"
"Sesekali cobalah merenungkan ini, bayangkan kau tidak ada, tidak pernah ada, apakah bisa terbayang? Apa nilai dari ketiadaan?"
"Tidak ada, kosong."
"Jadi, sebejat apapun orang tuamu, tapi berkat mereka kau ada. Apakah itu tidak cukup alasan untuk mencintai?"
"Tapi orang tua yang menghadiahkan kehidupan yang kejam, apakah perbuatan itu bisa diterima?"
"Seburuk apapun hidupmu di dunia ini, Kau tetap akan punya peluang untuk hidup bahagia selamanya kelak. Dan syarat mutlaknya cuma 1, kau harus dilahirkan. Berapa? 60, 80, bahkan 100 tahun itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan selamanya, Karen. Sekarang Ayah tanya sekali lagi, apakah itu tidak cukup untuk alasan mencintai?"
"Aku tidak tau Ayah, ouhhh ... betapa beruntungnya aku punya orang tua yang menyayangiku."
"Dari mana kau berpikir itu sebuah keberuntungan? Hal-hal besar justru lahir dari penderitaan, perjuangan bangkit dari kemiskinan misalnya, jika dilakukan dengan cara-cara yang baik akan membuatmu begitu mulia dimata Tuhan dan makhluk."
"Tapi itu sangat sulit, terlebih kita tinggal di negara yang lebih dari separo masyarakatnya adalah oknum."
"Jika itu mudah, namanya bukan perang."
Karen lalu terdiam, merenung dan separo mengerti, sembari ia mengingat-ingat tentang peristiwa-peristiwa lain yang serupa. Dunia adalah wujud konstan yg tidak bisa dipengaruhi, berjalan sesuai kaedah penciptanya, kejam bagi sebagian orang, kebahagiaan semu bagi sebahagiannya, lalu apa sebenarnya tujuan kita hidup?