Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Mama menyiapkan bekal untuk Amel, putrinya. Usai menyiapkan bekal, Mama mencuci piring-piring, lalu memberikan kotak bekalnya pada Amel.
“Dimakan, ya, Mel. Itu bekalmu untuk hari ini. Pasti kamu suka sama menunya!” ujar Mama.
Amel mengintip ke dalam kotak bekalnya.
“Wah, Mama, semuanya terlihat lezat!” seru Amel. “Aku suka ikannya sama buah melon! Terima kasih, ya, Ma!”
“Iya, iya. Sudah, sana berangkat ke sekolah. Nanti keburu telat,” ucap Mama.
“Iya, Ma,” sahut Amel. Dimasukkannya kotak bekal ke dalam tas ransel, bersama dengan botol air minumnya.
Amel pergi ke garasi. Dia mengambil sepedanya dan mengayuhnya ke luar rumah. Sebelumnya, Amel sempat mencium tangan mamanya dan pamit pulang.
“Bye, bye, Mama. Aku berangkat dulu, ya!” kata Amel sembari melambaikan tangan pada sang mama.
“Hati-hati di jalan, Amel!” pesan Mama setengah berteriak.
***
Kotak bekal yang ada di dalam tas Amel berguncang-guncang. Di dalam kotak bekal itu, tersimpan berbagai macam makanan yang enak-enak.
Di sekat pertama, ada nasi putih yang dicetak dengan mangkuk, serta ada sepotong ikan nila goreng. Di sekat kedua, ada sayur kangkung tanpa kuah. Di sekat ketiga, ada kotak susu kecil rasa stroberi. Dan di sekat terakhir, ada buah melon yang dipotong kecil-kecil. Tak lupa, di dekat nasi ada sendok serta garpu untuk makan.
Makanan-makanan itu ikut terguncang. Untung saja tidak tumpah, karena terhalang oleh tutup kotak bekal. Namun, tetap saja makanan-makanan itu merasa mual karena bergoyang-goyang.
“Hei, Ikan! Geserlah sedikit, aku kesempitan!” ujar Nasi sambil bertahan pada posisinya.
Ikan pun menyahut dengan sedikit marah, “Apa maksudmu, Nasi? Kamulah yang seharusnya bergeser ke sana. Tubuhku bisa remuk gara-gara kamu!”
Nasi mendengus. Dia balas berkata, “Jangan banyak omong! Kamu tahu, akulah makanan yang paling penting! Aku ini mengandung karbohidrat! Tanpa aku, manusia bisa-bisa kelaparan dan tidak berenergi!”
“Kamu bilang kamulah yang paling penting? Cih! Justru akulah makanan paling penting! Aku ini protein. Tanpa aku, manusia akan kelebihan berat badan. Kamu hanya akan membuat manusia bertambah gemuk!”
Nasi menjadi marah. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya ke samping supaya Ikan tergeser ke samping. Ikan tidak mau mengalah, dan dia mendorong-dorong tubuh Nasi. Keduanya berhenti bertengkar ketika Sayur melerai mereka.
“Hoi, berheti! Jangan berkelahi terus, dong! Kita ini sama-sama dibutuhkan manusia! Berhenti!”
Gertakan Sayur membuat Nasi dan Ikan berhenti bertengkar. Mereka berdua menoleh ke arah Sayur.
“Jangan ikut campur, Sayur!” seru Nasi.
“Benar! Ini urusan kami. Kami sedang memperebutkan mana makanan yang paling dibutuhkan oleh manusia!” kata Ikan.
“Iya, iya, aku tahu. Tapi apa gunanya kalian terus bertengkar tentang hal sepele seperti itu? Kita ini sama-sama punya manfaat, kok. Amel, pemilik bekal ini, membutuhkan kita semua untuk bertahan hidup. Semuanya adil, kan?” kata Sayur.
“Kamu ini, ikut campur saja. Memangnya kamu dibutuhkan sama Amel?” Ikan berkata dengan sinis.
“Aku?” sahut Sayur dengan nada tinggi. “Aku? Oh, ya, sangat dibutuhkan! Kalau tidak ada aku dan Buah, maka manusia akan sakit terus, dan tidak kuat melawan penyakit. Kami berdua itu mengandung vitamin dan mineral!”
“Betul!” tiba-tiba Buah muncul. “Kami membentuk sistem kekebalan tubuh. Kami sangat berguna untuk menghalau penyakit-penyakit yang ada. Apa gunanya ada karbohidrat dan protein, kalau tidak ada kami berdua?”
Keempat jenis makanan itu mulai bertengkar lagi. Nasi melawan Sayur, dan Ikan melawan Buah. Tiba-tiba, datanglah Susu melerai.
“Kalian semua, berhentilah bertengkar!” katanya dengan suara yang keras.
Dalam sekejap, semuanya pun berhenti bertengkar. Semua mata memandang ke arah Susu.
“Kalian semua jangan bertengkar seperti itu lagi. Percuma saja, takkan ada hasilnya! Amel pasti akan sedih kalau bekal makanannya berantakan!” ujar Susu lagi.
“Diam!” seru Buah. “Apa yang dapat kamu lakukan, Susu? Tak perlu menasihati kami. Kami sedang mempeributkan mengenai makanan yang paling penting untuk manusia!”
“Kalau begitu, begini saja,” Susu menerangkan dengan santai. “Kita semua, kan, diperlukan oleh tubuh. Lihat saja nanti, siapakah makanan yang terakhir dimakan oleh Amel. Yang terakhir itulah, yang tidak berguna bagi tubuh!”
“Oke, siapa takut!” Ikan langsung menerima tantangan Susu.
“Aku juga ikut!” sahut Nasi.
“Kami juga!” kata Sayur dan Buah serempak.
“Baiklah! Kembalilah ke tempat masing-masing, dan jangan bertengkar lagi. Kita lihat nanti, siapa yang paling dibutuhkan oleh Amel,” Susu mengakhiri pembicaraannya.
Semuanya kembali ke tempat masing-masing. Semua jadi hening, tak ada suara sedikit pun.
***
Amel tiba di sekolah. Dia memarkir sepedanya di parkiran, lalu menggemboknya. Dengan wajah berseri-seri, Amel berjalan memasuki kelasnya.
“Hai, Amel! Apa kabar?” sapa Nana, sahabatnya.
“Baik, Na. Oh, iya, hari ini kamu bekal apa?” tanya Amel.
“Aku bawa roti lapis, buah apel, sama kentang goreng. Kalau kamu?” ujar Nana.
“Aku bawa nasi putih, ikan goreng, sayur kangkung, buah melon, dan juga susu stroberi!” sahut Amel sambil meletakkan tasnya di bangku.
“Wah, itu bekal 4 sehat 5 sempurna! Lezat sekali!” puji Nana.
“Terima kasih, Nana! Bekalmu juga pasti enak. Ayo kita main dulu sebelum waktunya masuk!” ajak Amel.
Mereka bermain congklak dan juga catur. Ketika bel masuk berbunyi, keduanya buru-buru membereskan kedua mainan itu, lalu kembali ke tempat duduknya. Setelah itu, barulah dimulai pelajaran.
Pikiran Amel tak sepenuhnya terarah ke pelajaran. Dia tidak sabar untuk memakan bekalnya. Akhirnya, waktu istirahat yang dinantikan pun tiba. Setelah berdoa bersama, Amel membuka bekalnya.
“Wah, aroma makananmu enak sekali, Mel! Ikan nilanya terlihat enak!” puji Nana sambil mengintip ke bekal Amel.
Mendengar seruan Nana, Bu Guru segera menghampiri meja Amel. Bu Guru ikut mencium bau makanan yang dibawa Amel.
“Wah, ini bekal sehat, Amel! Siapa yang membuatnya?”
“Mama, Bu.”
“Hmm… aromanya sedap sekali. Kamu suka sama menunya?”
“Suka, dong, Bu. Saya tidak pilih-pilih makanan. Yang penting, semuanya enak dan bergizi!”
Makanan-makanan itu pun tersadar. Mereka sama-sama tersenyum dan bersatu lagi.
“Aku pikir, hanya aku saja yang paling dibutuhkan oleh manusia,” kata Nasi.
“Aku pikir, hanya aku yang bisa membuat tubuh jadi sehat,” komentar Sayur.
“Nah, guys, kalian sudah tahu, kan? Semua makanan itu sama, tidak ada yang lebih tinggi derajatnya. Semua sama-sama dibutuhkan oleh tubuh demi kesehatan manusia,” nasihat Susu.
“Susu benar. Mari, kita bersatu untuk melawan sumber penyakit dan memberikan energi untuk tubuh manusia!” tekad Ikan.
“Setuju!” semua makanan tertawa.
Amel menyuapkan sesendok besar nasi, ikan dan sayur kangkung. Tak lupa, dia meminum susu stroberinya dan juga memakan buah melonnya.