Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perihal Cinta di Bawah Pohon Eboni
18
Suka
7,155
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Jika kau ingin menentang waktu, sama halnya kau ingin menggugat Tuhan. Ikuti saja alur hidupmu. Kenapa juga mesti sibuk merenggut kembali sesuatu yang telah usai kaulewati?

“Tak pernah mudah melupakan masa lalu, biar pun itu soal luka. Kau mestinya mengerti itu!” katamu, sore tadi.

Aku paham, itu caramu menolak cintaku. Menolak dengan cara paling halus, menurutmu. Tapi, kaulupa bila laki-laki sepertiku juga manusia, punya hati yang juga bisa terluka dan lelah menjadi penunggu. Setelah kupikir berkali-kali, aku bisa apa lagi untuk meruntuhkan sifat keras kepalamu selain merengkuh kembali hati yang telah aku coba berikan padamu.

“Sudahlah, sekarang aku paham cinta bukan lagi soal hati, tapi waktu,” timpalku. “Mau selama apa pun kita berteman dan saling mengenal, aku rasa tak akan pernah cukup membuatmu berpaling dari luka masa lalu.”

Kau masih terduduk dengan menekuri tanah yang dipenuhi daun eboni—tanpa berniat menyahut, yang seolah menyetujui perkataanku.

Aku pun mulai meninggalkanmu sendiri di bawah pohon eboni. Pohon yang selalu jadi saksi bisu perihal pengakuanku padamu. Bahkan, aku hampir lupa sudah berapa kali menyatakan hal bodoh itu dengan jawaban serupa; penolakan—hal yang menamparku pelan, perlahan, agak kasar, sakit dan berakhir mendekati kematian. Aku jadi percaya jika cinta tak melulu perihal rasa bahagia, tapi juga terkadang berujung luka.

Di bawah pohon dengan kulit luar yang beralur mengelupas dan berwarna hitam ini, sering kita habiskan waktu bercengkerama. Aku kira, selama ini senyum itu pertanda kau telah baik-baik saja. Kau telah bisa merelakan masa lalu, dan menerima apa pun yang layak kau terima di hari ini.

Dan aku salah besar.

Aku pun mengira, kau akan bisa belajar bahwa eboni pun pernah gagal hidup dalam usaha-usaha konservasi in-situ. Sama halnya dengan manusia, eboni dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri sebagai individu atau suatu kelompok tumbuhan yang terisolasi. Begitupun, kau yang tak akan terus bisa hidup bersama masa lalumu yang tak pernah kau coba lepaskan.

Tapi kekeras-kepalaanmu tak bisa begitu saja runtuh. Mau seberapa banyak aku bercerita perihal hebatnya pohon eboni untuk bertahan hidup, kau tak akan pernah menerima bila kisah hidupmu pun serupa.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
mantap. aku suka pemaparannya. mampir juga ke karya saya, ya. 🤗🙏
Move on aja mas, cari yang baru, tapi jangan keikutan lama move on dari dianya
@tidakadashinahariini : Move on nya lama ya, suka susah lepas sama kenangan masa lalu hehe
Sabar, Mas. Cewe emang gitu. *Eh
@evenatka : Haha tidak bisa! Saya yg sungkem. Makasih kak sudah sudi baca, senang dibaca sama penulis dan penerjemah hebat 🙏🙏
diksi kakak bagus sekali ... sungkem dulu saya.
@daunkembangsepatu : Terima kasih kak, 😊🙏 bisa baca juga flash fiction punya saya lainnya 🙏
Suka banget dengan jalinan katanya. Sip.!
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
JALAN BUNTU
KUMARA
Novel
Bronze
Tunggu Aku Pulang, Ayah
Rouzel Soeb
Flash
Perihal Cinta di Bawah Pohon Eboni
Denik a nuramaliya
Cerpen
Janji Berbalut Hazmat
Muhammad Naufal Monsong
Cerpen
Gadis Dibawah Payung
Arief Pramudya
Novel
Gold
KKPK Love Music
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Dokter dan Chef
Maria Goreti
Novel
Our Dreams Together
Emma N.N
Novel
Bronze
Buku Harian Alana
Nur Chayati
Novel
Mocca untuk Senja
Lea Effreta Immanuel
Novel
Bidak Catur
Bimasakti
Novel
Melukis Malam
Adira Putri Aliffa
Flash
Bronze
Jangan Pernah Percaya Gosip
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Cinta di Balik Pesantren (Buku Terakhir)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Ulang Tahun
Viky Aulia Safitri
Rekomendasi
Flash
Perihal Cinta di Bawah Pohon Eboni
Denik a nuramaliya
Flash
Di Balik Semangkuk Bawang
Denik a nuramaliya
Flash
Sepotong Kenangan di Meja Makan
Denik a nuramaliya
Flash
Yang Tak Tertebak
Denik a nuramaliya
Flash
Hok Lo Pan untuk Tjen
Denik a nuramaliya