Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Rembulan bergaris dahan. Abdun melihatnya pada amben bambu di bawah pohon kersen depan rumah. Wujudnya yang purnama bersama benderang cahaya, menciptakan bayang-bayang segala yang dikenainya di permukaan tanah.
Memperhatikan bayang dedaunan digoyangkan angin, Abdun teringat pada rekaman pagelaran wayang kulit yang biasa ditontonnya melalui siaran televisi lokal. Dan tadi, “Jimat Kalimasada” adalah lakon yang baru saja ditontonnya. Kini, entah lakon apa yang dimainkan oleh bayang-bayang di pelataran rumahnya itu. Tak ada suara manusia—ki dalang—memainkan cerita. Hanya suara berulang jangkrik yang meng-krik di sunyi malam, serta desir angin menebar dingin.
Menyudahi imajinasinya mencari lakon dari bayang-bayang itu, Abdun pun tersenyum. Seperti menertawakan diri sendiri.
“Menungso… menungso…” katanya di sela dengus tawa. “Ah, ada-ada saja…”
Akan tetapi, agaknya memang demikianlah manusia. Makhluk yang suka mengada-adakan. Suka aneh-aneh. Suka dan selalu berusaha menafsirkan segala suatu yang disaksikan dalam hidupnya. Laiknya Abdun yang berusaha memaknai bayang-bayang dedaunan yang bergoyang.
Kalau saja apa yang dilakukan ini diketahui istrinya, pasti dia akan menertawakan Abdun. Mungkin juga akan berkata: “Kok aneh-aneh panjenengan. Yang pasti, bayang-bayang itu ada karena ada cahaya purnama, ada hembusan angin, ada daun-daun, dan ada permukaan tanah.”
Kemudian, barangkali Abdun akan menanggapinya, “Yah, kalau itu sudah tahu saya…”
“Lha, terus… apa?!”
“Itu membuktikan bahwa suamimu ini kreatip…”
“Kreatif apa mengada-ada?!” Istrinya tertawa. Menggodanya dengan canda.
“Lho, malah ngajak pringisan.” Abdun sebal dalam pura-pura.
“Nggih, sampun. Tapi, empun jeruh-jeruh… —Ya, sudah. Tapi, jangan terlalu dalam…—
“Enak jeruh. Lebih terasa.”
“Maksudnya…. biar nggak kesambet,” jelas istrinya tertawa nyekikik. Lantas ngelonyor masuk rumah.
“Wee…, ngajak gulat ini…”
Akan tetapi, tidak. Istri dan kedua anaknya telah tidur ketika Abdun memindah channel televisi untuk menonton wayang. Tadi, sekitar pukul sembilan malam. Dan kini, waktu telah jatuh dari tengah malam. (*)