Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
PADA KORIDOR, KENANGAN DAN KEYAKINAN TERGAMBAR
2
Suka
232
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Sebuah koridor bagian depan gedung itu mulai ditinggalkan orang-orang. Resepsi wisuda telah usai. Tak ada lagi kerumunan. Hanya perayaan kecil bersama keluarga dengan foto bersama. Juga ucapan selamat yang beredar dalam selang-seling ungkapan kegembiraan lainnya.

Duduk dekat sebuah tiang koridor, Abdun diam mengamati yang tergelar di hadapannya. Membayangkan suatu hari nanti. Menghadiri acara ketika anak-anaknya diwisuda. Entah wisuda apa, yang jelas pendidikan tinggi setelah madrasah aliyah atau SMA. Baik sarjana, magister, maupun doktor. Mungkin juga pengukuhan gelar guru besar atau profesor.

Wah, ngelindur opo maneh iki?! gumamnya. Kemudian tertawa. Seperti menertawakan diri sendiri. Menghentikan panjang angan-angan. Sebelum semuanya jadi tak karu-karuan.

Opo jare wis?! gumamnya lagi. Berusaha menenangkan gejolak diri terkait harapan dan kenyataan atas hidup kedua anaknya kelak.

Abdun mengarahkan matanya pada keluarga Pakde Banjir yang sedang foto bersama. Mbak Mila, putri ragil Pakde Banjir, baru saja diwisuda. Itu berarti, kelima anaknya telah jadi sarjana. Abdun berbahagia untuk itu. Kemudian teringat keluarganya. Terutama kedua anaknya, yang memberikan harapan besar pada dirinya. Teringat pada keberadaannya di sekitar gedung itu, yang tak lain sebagai sopir yang mengantar Pakde Banjir dan keluarganya.

Kembali Abdun mengedarkan matanya. Tak jauh di sampingnya, dia melihat seorang laki-laki dengan pakaian wisuda. Di bawah bayang-bayang remang sebuah tiang, laki-laki itu berdiri menghadap ke arahnya. Menatap ujung koridor yang sepi.

Abdun tak tahu apa yang dipikirkan oleh laki-laki itu. Namun lebih seksama memperhatikan di kedua matanya, dia seperti menemukan serangkaian pengalaman mengendap kuat dalam ingatan. Sebagai kenangan yang tidak mudah dilupakan. Membentuk persona.

Laki-laki itu mengalihkan matanya ke udara terang. Tersenyum saat kedua matanya bersiborok dengan mata Abdun. Tampak kikuk bersama anggukan keramahan, sebelum kemudian melangkah pergi. (*)

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
PADA KORIDOR, KENANGAN DAN KEYAKINAN TERGAMBAR
Syauqi Sumbawi
Flash
Kuasa Uang
Adam Nazar Yasin
Flash
JANGAN JADI GURU!
Hans Wysiwyg
Skrip Film
Segunting Ranting
Alya Nazira
Novel
Setelah Hujan, Ada Pelangi
Penulis N
Cerpen
Alasan Orang Indonesia Beremigrasi Keluar Negeri
Yovinus
Cerpen
Bronze
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Tiket Sekali Jalan ke Diri Sendiri
Penulis N
Cerpen
Pemuda Di Kamar 17
Sucayono
Flash
Menikmati Takdir
Husein AM.
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Flash
Tuhan, Botol & Babi Hutan
Alysya Zivana Pranindya
Cerpen
Bronze
Kisah Simsim yang Pemarah
Lia
Cerpen
Bronze
FOCUS GROUP DISCUSSION
Ardian Agil Waskito
Flash
Gadis Lentera
Alya Nazira
Rekomendasi
Flash
PADA KORIDOR, KENANGAN DAN KEYAKINAN TERGAMBAR
Syauqi Sumbawi
Cerpen
Bronze
Kado Spesial
Syauqi Sumbawi
Cerpen
Laki-laki dari Pulau Salju
Syauqi Sumbawi
Cerpen
Di Ombak Pasir Papuma
Syauqi Sumbawi
Flash
NING NONG NING GUNG
Syauqi Sumbawi
Novel
Bronze
Waktu; di pesisir utara
Syauqi Sumbawi
Flash
Ayat-ayat Kopi, yang pekat lagi nikmat
Syauqi Sumbawi
Flash
TAFSIR POHON CEMARA
Syauqi Sumbawi
Flash
ZIARAH LORONG ASING
Syauqi Sumbawi
Flash
REMBULAN BERGARIS DAHAN
Syauqi Sumbawi
Flash
GERAK DALAM KABUT
Syauqi Sumbawi
Flash
SETEGUH POHON DI SEPANJANG TEPIAN SUNGAI
Syauqi Sumbawi
Flash
LANGGAR MBAH MAD
Syauqi Sumbawi
Novel
9
Syauqi Sumbawi
Novel
Bronze
Dunia Kecil; panggung & omongkosong
Syauqi Sumbawi