Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sebuah Gambar dan Sebuah Puisi Untuk Tahun Baru
0
Suka
157
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Hari itu, tanggal 31 Desember 2024, Risa menulis catatan di buku hariannya.

“Aku sudah melakukan apa saja, ya, selama tahun 2024?” gumamnya sambil memainkan penanya.

Risa memandang ke sekeliling. Dinding kamarnya penuh dengan kertas-kertas yang ditempel Risa. Anak itu memang suka menggambar dan menulis puisi. Tak heran dia selalu memenangkan lomba menggambar, atau lomba tulis puisi.

Risa bangkit dari kursinya, lalu menatap kertas-kertas yang ditempel di dinding. Setiap minggu, Risa selalu menyempatkan waktunya untuk menggambar dan menulis sebuah puisi. Dalam satu kertas, Risa membuat satu gambar, dan di bawahnya diberi sebuah puisi yang temanya sesuai dengan gambar itu. Setiap kertas mewakili kejadian-kejadian setiap harinya.

Gadis berambut pendek dan ikal itu lantas kembali duduk di kursinya. Diambilnya selembar kertas, lalu dia mulai menggambar.

Sayangnya, waktu sudah menunjukkan pukul 21:37. Risa tertidur di meja belajarnya, dengan pensil, kertas gambar, pena, dan buku harian berserakan di dekatnya. Lampu meja belajar lama-lama meredup, lalu mati.

Tok, tok, terdengar bunyi ketukan pintu. Risa tak menjawabnya, karena dia sudah terlelap di mejanya. Pintu itu terbuka, dan menampakkan ibunya yang sedang berkacak pinggang.

“Aduh, Risa, Risa. Bagaimana, sih, kamu ini? Lampu meja sudah mati, tapi kamunya malah ketiduran,” sang ibu memasuki kamar Risa.

Ibunya mengangkat Risa dan membaringkannya di atas ranjang. Tak lupa, sang ibu menyelimuti anaknya, kemudian membereskan barang-barang di atas meja. Kemudian sang ibu mematikan lampu kamar, kemudian pergi.

***

Risa terbangun esok harinya. Gadis itu duduk tegak, dan melihat matahari sudah hampir tinggi. Dia bergegas keluar kamar, lalu turun tangga.

“Bu! Ibu! Mana sarapanku?” tanyanya begitu sampai di dapur.

“Itu, Nak, ada di meja!” balas ibunya, yang rupanya sedang mencuci baju di kamar mandi.

Risa duduk di kursi. Dia pun makan telur dan ikan rebus, serta sayur bayam. Ibunya masuk ke dapur, dan merapikan lemari es yang berantakan.

“Kemarin malam kamu ketiduran di meja belajar, terus lampu belajarmu mati. Akhirnya Ibu yang mengangkatmu sampai ke tempat tidur. Lain kali kalau sudah di atas jam delapan, kamu jangan begadang, ya!” nasihat Ibu.

Risa tersenyum dan mengangguk. Dihabiskannya sarapannya, lalu dia mandi. Setelah itu barulah dia kembali ke kamar.

Ponsel Risa bergetar dan berbunyi nyaring. Risa segera mengangkat panggilan telepon itu, yang rupanya dari sahabatnya, Lilis.

“Ris, apa rencanamu buat merayakan tahun baru?” tanya Lilis.

“Tahun baru?” tanya Risa balik. “Kamu bilang tahun baru? Memangnya ini tanggal berapa, Lis?”

“Loh, Ris, kamu tidak sadar? Hari ini tanggal 1 Januari, tahu?! Kamu ini bagaimana, sih? Kamu baru bangun tidur, ya, makanya tidak sadar?!” ujar Lilis agak kaget.

Risa tidak kalah kagetnya. Matanya langsung beralih ke kalender gantung yang dimilikinya. Benar juga, sekarang tanggal 1 Januari! Tahunnya juga bukan 2024 lagi, melainkan 2025!

“Oh, iya, maaf aku lupa. Ternyata memang tanggal satu dan tahun baru, hehehe…”

“Dasar pelupa! Nah, terus kamu sudah memikirkan apa yang harus kita lakukan untuk perayaan tahun baru?”

“Hmm… apa, yaa? Bagaimana kalau kita pergi ke pantai, lalu membuat postingan di Instagram dan Facebook?”

“Bah! Itu terlalu sederhana, Ris! Aku mau suatu perayaan yang luar biasa, tapi hanya kita berdua yang melakukannya. Ayo, dong, pikirkan!”

Risa terdiam sejenak. Bola matanya berputar-putar.

“Aha, aku tahu! Bagaimana kalau kita mengadakan pesta barbeque, mau tidak? Kita ketemuan pukul… berapa, ya, enaknya? Terus, kita ajak teman-teman yang lain, untuk berkumpul di rumahmu atau rumahku. Kita makan barbeque bersama-sama. Setuju apa tidak?”

“Wah, keren sekali usulmu, Risa! Nyam, nyam… pasti enak makan sosis bakar sama daging sapi. Nanti kita suruh teman-teman kita untuk bawa makanan untuk acara barbeque bersama, ya! Eh, nanti ketemuan di mana? Jam berapa?”

“Jam satu siang saja, di rumahku! Kebetulan, ibuku punya grill pan buat masak makanannya. Aku tutup dulu, ya, Lilis! Bye,” Risa menutup pembicaraan.

Tak perlu berlama-lama, Risa minta izin kepada Ibu untuk memakai grill pan. Awalnya Ibu tidak mengizinkan, tetapi setelah dibujuk oleh Risa, akhirnya Ibu mengizinkannya asal jangan dipakai aneh-aneh.

Risa kembali ke kamarnya. Dia memandang ke arah kertas gambarnya.

“Oh, iya! Aku lupa menggambar dan menulis diary untuk tahun baru ini. Ah, sebaiknya aku cepat-cepat membuatnya, lalu memasangnya di Instagram!” gumamnya dalam hati.

Risa duduk di kursi, lalu mulai menggambar. Dia menggambar wajahnya sendiri dan menulis sebuah puisi.

 

Awal tahun yang menyenangkan

Terasa hampa bagiku

Namun, hari-hari tak kalah menjemukan

Kecuali satu hari bagiku

 

Hari itu

Seorang tahun menangis kehilangan sahabatnya

Sahabatnya itu

berjanji akan selalu menjaga temannya

Namun, tahun itu tetap sedih

Tak menyukai orang-orang yang bergembira pada awal tahun

 

Tak ada gunanya perayaan tahun baru

Riang gembira orang-orang itu menyambut hari itu

Meskipun aku ikut merayakannya

aku tetap sedih memikirkan tahun itu, yang kehilangan sahabatnya

 

Risa selesai menulis puisinya. Dia memotret gambarnya itu, lalu memajangnya di media sosial. Tak peduli berapa banyak orang yang menyukai fotonya. Yang penting, Risa tetap bisa berbagi momen di tahun baru.

Acara barbeque itu berlangsung dengan gembira. Teman-teman Risa menikmati daging sapi dan sosis bakar mereka. Risa menatap langit biru yang luas.

“2024, bahagialah kamu di sana. Dan kamu, 2025, tetaplah tabah dan jalani hidup ini dengan tersenyum,” bisiknya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Warna-Warna Mirna
Dimarifa Dy
Flash
Sebuah Gambar dan Sebuah Puisi Untuk Tahun Baru
Kiara Hanifa Anindya
Novel
A Little Hope
Triyanti Fitri
Novel
School : Begin
A. Hadi
Novel
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
Lilis Alfina Suryaningsih
Cerpen
Pemakaman Seorang Suami, Bapak Dan Kekasih
Bramanditya
Novel
Di Ujung Senja Kau Sebut Namaku
Raida Hasan
Novel
Bronze
BETTER HALF
KUMARA
Novel
Bronze
The Pieces of Memories
Moon Satellite
Novel
Negeri Enam Musim
Putu Winda K.D
Novel
Dua Garis Luka
R Yulia
Cerpen
Hujan di Musim Panas
kecoa writer
Cerpen
Bronze
Sembunyi dibalikata Baik-baik Saja
Lilis Alfina Suryaningsih
Novel
Madeleine
Nurina Maretha Rianti
Cerpen
Bronze
Harmoni Pagi ditengah Kandang Ayam
Mochammad Ikhsan Maulana
Rekomendasi
Flash
Sebuah Gambar dan Sebuah Puisi Untuk Tahun Baru
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Kebahagiaan untuk Ninik
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Belanja
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Guru Marah
Kiara Hanifa Anindya
Novel
Dunia dalam Novelku
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Gosip yang Terhenti
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Trend
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Misteri Kertas Milik Tony
Kiara Hanifa Anindya
Flash
2024 dan 2025
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Isi Bekal Amel
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Bullying
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Di Sebuah Gua
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Kamu Mau Tahu Apa Tidak?
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Karyawan yang Malas Membaca
Kiara Hanifa Anindya