Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ketika hubungan didasari oleh sebuah cinta, pasti akan bahagia sekali. Itu menurut ku dulu sebelum mengenal cinta. Tapi setelah aku mengenal cinta ternyata tidak seperti itu karena aku sudah berhubungan dengan seorang laki-laki yang ku jalani selama tujuh tahun dan didasari dengan cinta ternyata putus juga. Akhirnya aku sudah menyerah karena aku tidak bisa melupakan laki-laki itu dan dibalik hati ku yang terdalam dia bisa kembali kepada ku. Di saat aku masih memikirkan dia tapi dia malah menikah dengan orang lain. Hatiku sungguh sangat hancur berkeping-keping seperti kaca pecah yang tidak bisa disambung lagi.
Setelah drama percintaan ku yang dramatis aku tidak pernah menjalani hubungan lagi dengan laki-laki lain karena hatiku terlalu sakit dan belum bisa sembuh sampai sekarang.
Sampai usia ku menginjak 30 tahun aku belum ada pasangan sehingga kedua orang tua ku bingung dan mengenalkan aku dengan seseorang laki-laki. Laki-laki itu bernama Faizal, dia anak dari teman ayahku kerja. Kita berdua sudah memasuki usia yang dewasa dan tidak perlu berlama-lama menjalani hubungan mengenal satu sama lain. Kita berdua cocok satu sama lain terus menikah. Kita berdua mengenal dalam waktu enam bulan saja terus menikah karena menurut ku percuma pacaran lama-lama bila akhirnya tidak dinikahi.
Setelah usia pernikahan kita satu tahun, aku melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik dan lucu. Aku beri nama faiza, perpaduan namaku Niza dan nama Faizal. Faizal orangnya tidak terlalu banyak bicara tapi perhatian sekali karena Faizal membantu ku merawat Faiza ketika masih bayi.
Tapi setelah Faiza berumur 4 tahun perhatian itu mulai hilang tinggal sifat pendiamnya yang membuat ku merasa kesepian dan sendiri. Aku seperti tidak mempunyai suami karena suamiku tidak pernah mengajakku keluar cuma untuk makan atau pun sekedar ngobrol di rumah. Faizal terlalu sibuk bekerja, tidak ada waktu sama sekali buat keluarga. Aku merasa sendiri, kesepian dan terabaikan. Dalam diam ku, aku memikirkan untuk berpisah dengan Faizal tapi aku masih memikirkan nasib anakku kalau orang tuanya berpisah. Tapi kalau bersama rasanya aku tidak kuat karena terlalu menyakitkan hati, pikiran dan perasaan ku. Aku sungguh dilema, apakah aku harus berpisah atau bersama tapi menyakitkan?