Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rumah Ilusi
1
Suka
9,577
Dibaca

Aku berjalan pada kesepian dan berjuta harapan. Melangkah sambil terus merapal tanya, kapan aku tiba pada titik kenyataan yang ku damba? Beberapa kali, aku berhenti pada persimpangan, antara memilih pulang, atau terus melanjutkan perjalanan. Sekali waktu, aku kembali ke rumah. Berharap apa yang menjadi mimpi ku bisa ku dapatkan. Namun, mimpi itu menjelma menjadi nyata, sesaat, lalu kembali menguap.

Raga ku menetap pada rumah yang menjaga, memastikan aku aman dan nyaman. Namun jiwaku, berkelana mencari kebahagiaan yang ku impikan.

Lelah. Kecewa. Sakit. Ku hadapi sendiri. Hingga suatu ketika, aku berhenti pada rumah yang terbuka menyambut kehadiranku. Jiwaku merasa nyaman di sana. Ada kehangatan yang membuatku betah untuk berlama-lama di sana. Namun sayangnya, di saat aku nyaman dan jatuh cinta pada rumah yang singgahi, aku di paksa pulang oleh si tuan rumah. Aku di minta untuk kemabli pada ragaku yang menunggu pada rumah utama. Dengan sangat berat hati, kaki ku melangkah menjauh dari rumah itu. Mencoba kembali pulang pada ragaku yang masih setia dengan perannya. 

Sesaat. Ya! Hanya sesaat. Jiwaku kembali berkelana. Kembali ku jejaki langkah menuju rumah yang membuatku mampu mencipta bahagia. Sedihnya, rumah itu telah menutup pintunya. Ia tak membiarkan ku masuk seperti sebelumnya. Aku berdiri di pekarangannya. Berharap pintu itu kembali terbuka dan menyambutku sehangat dulu. Namun, tidak!

Langkahku terus terayun. Mencari kebahagiaan yang sama seperti yang ku dapatkan pada rumah itu. Ku singgahi beberapa rumah, berharap menemukan yang sama seperti sebelumnya. Tapi sayangnya, tak ada satu pun yang mampu mencipta nyaman, hangat, dan juga bahagia seperti rumah impian yang pertama ku datangi.

Rumah itu seperti memiliki magnet yang bisa kapanpun menarik kembali langkakhku untuk mengunjunginya. Meski ku tau, tak ada lagi pintu terbuka untukku. Namun aku bahagia. Meskipun hanya bisa berdiri di hadapannya dan menatapnya masih berdiri kokoh.

Aku tau, kebahagiaan yang ku dapatkan darinya hanyalah sebuah kebahagiaan ilusi yang hidup pada dunia imaji yang ku cipta. Ilusi yang ku impikan menjadi nyata suatu hari nanti. Ilusi yang ku harapkan mampu mengubah takdir, agar rumah itu menjadi tempatku berteduh mencipta bahagia yang paripurna untuk jiwa dan ragaku. 

Kini, jiwa ku terkunci pada rumah ilusi. Langkah ku terpaku di sana, sedangkan ragaku ada pada rumah yang menjaga, dan merasa memilikiku seutuhnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Would you be my queen
Nadilla Karisya agustin
Novel
unbroken
Hadley
Komik
Do you hate me ?
takatin
Skrip Film
Penantian dalam angan dan harapan
Ihsanul Essel Rusmiland
Flash
Bronze
Labirin Kerinduan
Rahmi Azzura
Flash
Rumah Ilusi
Rahmi Azzura
Novel
Belenggu Masalalu
Dinar sen
Flash
Bronze
Apa Aku Memang Selalu Begitu?
Anjrah Lelono Broto
Cerpen
Bronze
Pudar
Fataya
Novel
Like It
Jeni Hardianti
Novel
Bronze
Down To Earth
Siti Nur Holipah
Novel
Senandung Angin
rudy
Novel
Semoga Kita Bertemu Lagi
Diva Aelah
Novel
Menanti Hujan Teduh
Isti Anindya
Novel
PASUTRI SABLENG
dea antika purbasari
Rekomendasi
Novel
Deep Love; Berhenti Pada Satu Nama
Rahmi Azzura
Flash
Bronze
Labirin Kerinduan
Rahmi Azzura
Flash
Rumah Ilusi
Rahmi Azzura
Flash
Di Antara Altar dan Mimbar
Rahmi Azzura
Flash
Ombak Luka yang Tak Surut
Rahmi Azzura
Cerpen
Pertemuan Terakhir
Rahmi Azzura
Flash
Sejak Kau Tak Ada
Rahmi Azzura
Flash
Rumah Tanpa Pelukan
Rahmi Azzura
Flash
Pamit
Rahmi Azzura
Cerpen
Bronze
After 1550 days
Rahmi Azzura
Flash
Bronze
Titik Kesia-Siaan
Rahmi Azzura
Cerpen
Pelukan Yang Tertunda
Rahmi Azzura