Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rumah Ilusi
1
Suka
7,908
Dibaca

Aku berjalan pada kesepian dan berjuta harapan. Melangkah sambil terus merapal tanya, kapan aku tiba pada titik kenyataan yang ku damba? Beberapa kali, aku berhenti pada persimpangan, antara memilih pulang, atau terus melanjutkan perjalanan. Sekali waktu, aku kembali ke rumah. Berharap apa yang menjadi mimpi ku bisa ku dapatkan. Namun, mimpi itu menjelma menjadi nyata, sesaat, lalu kembali menguap.

Raga ku menetap pada rumah yang menjaga, memastikan aku aman dan nyaman. Namun jiwaku, berkelana mencari kebahagiaan yang ku impikan.

Lelah. Kecewa. Sakit. Ku hadapi sendiri. Hingga suatu ketika, aku berhenti pada rumah yang terbuka menyambut kehadiranku. Jiwaku merasa nyaman di sana. Ada kehangatan yang membuatku betah untuk berlama-lama di sana. Namun sayangnya, di saat aku nyaman dan jatuh cinta pada rumah yang singgahi, aku di paksa pulang oleh si tuan rumah. Aku di minta untuk kemabli pada ragaku yang menunggu pada rumah utama. Dengan sangat berat hati, kaki ku melangkah menjauh dari rumah itu. Mencoba kembali pulang pada ragaku yang masih setia dengan perannya. 

Sesaat. Ya! Hanya sesaat. Jiwaku kembali berkelana. Kembali ku jejaki langkah menuju rumah yang membuatku mampu mencipta bahagia. Sedihnya, rumah itu telah menutup pintunya. Ia tak membiarkan ku masuk seperti sebelumnya. Aku berdiri di pekarangannya. Berharap pintu itu kembali terbuka dan menyambutku sehangat dulu. Namun, tidak!

Langkahku terus terayun. Mencari kebahagiaan yang sama seperti yang ku dapatkan pada rumah itu. Ku singgahi beberapa rumah, berharap menemukan yang sama seperti sebelumnya. Tapi sayangnya, tak ada satu pun yang mampu mencipta nyaman, hangat, dan juga bahagia seperti rumah impian yang pertama ku datangi.

Rumah itu seperti memiliki magnet yang bisa kapanpun menarik kembali langkakhku untuk mengunjunginya. Meski ku tau, tak ada lagi pintu terbuka untukku. Namun aku bahagia. Meskipun hanya bisa berdiri di hadapannya dan menatapnya masih berdiri kokoh.

Aku tau, kebahagiaan yang ku dapatkan darinya hanyalah sebuah kebahagiaan ilusi yang hidup pada dunia imaji yang ku cipta. Ilusi yang ku impikan menjadi nyata suatu hari nanti. Ilusi yang ku harapkan mampu mengubah takdir, agar rumah itu menjadi tempatku berteduh mencipta bahagia yang paripurna untuk jiwa dan ragaku. 

Kini, jiwa ku terkunci pada rumah ilusi. Langkah ku terpaku di sana, sedangkan ragaku ada pada rumah yang menjaga, dan merasa memilikiku seutuhnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
USAI
Naia Novita
Flash
Rumah Ilusi
Rahmi Azzura
Novel
Gold
Olenka
Noura Publishing
Novel
Shooting Stars
Nina Ang
Flash
Bronze
Luka di Hari Pernikahan
Dewie Sudarsh
Novel
WARISAN
Dian Nangin
Novel
Bronze
Mr. Melancholic dan Subscriber-nya
Lady Mia Hasneni
Cerpen
Bronze
Meraih Cinta dan Asa
Topan Adiningrat
Skrip Film
We Were Ship In The Night
Lilly Amundsen
Novel
The Gift
Ayu Anisa Urahma
Skrip Film
Khayal
Felix Martua
Skrip Film
Airmata di Sujud Terakhir
Dani Manesah
Cerpen
Hujan di bulan Juni
Nurul Ainun
Novel
Aku Tidak Sedang Menulis Cerita Ini Saat Ia Tertembak Kepalanya
Restu Ashari Putra
Cerpen
Bronze
Pernikahan Kedua
Siti Nashuha
Rekomendasi
Flash
Rumah Ilusi
Rahmi Azzura
Cerpen
My Bi
Rahmi Azzura
Flash
Di Antara Altar dan Mimbar
Rahmi Azzura
Flash
Ombak Luka yang Tak Surut
Rahmi Azzura
Flash
Rumah Tanpa Pelukan
Rahmi Azzura
Flash
Sejak Kau Tak Ada
Rahmi Azzura
Flash
Bronze
Titik Kesia-Siaan
Rahmi Azzura
Novel
Deep Love; Berhenti Pada Satu Nama
Rahmi Azzura
Cerpen
Pertemuan Terakhir
Rahmi Azzura
Flash
Bronze
Labirin Kerinduan
Rahmi Azzura
Cerpen
Bronze
After 1550 days
Rahmi Azzura
Flash
Pamit
Rahmi Azzura