Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
ONLY-- Sometime Truth is Cruel
1
Suka
2,487
Dibaca

Baby, if I could be your only one

I would give my everything

To be yours

Baby, if I could be your only one

I would love you endlessly

[Only by - Lee Ha Yi]

Suara lembut Lee Hi memenuhi ruangan kecil di sudut kafe Rosewood Retreat di sudut jalan Braga.

Karin menyandarkan kepalanya pada telapak tangan, matanya setengah terpejam, dan senyum kecil menghiasi wajahnya.

Entah yang keberapa kali hari ini lagu Only itu diputar. Tapi tetap saja bisa membuat Karin merasakan "bawang" di matanya.

Rio duduk di depannya, menyeruput es kopi dengan ekspresi yang selalu membuat Karin geli. Mata Rio menyipit, seolah minuman itu terlalu pahit untuk lidahnya.

“Kenapa kamu suka banget lagu itu?” Akhirnya Rio penasaran melihat Karin terus saja terbuai, bahkan meminta Rio diam jika lagu itu tengah mengalun.

Karin membuka matanya perlahan. “Aku nggak tahu. Lagu ini... kayak aku banget.”

Rio menyandarkan punggungnya, menyilangkan tangan di dada. “Berarti lagu ini bicara tentang aku juga. Karena kalau tentang kamu, otomatis tentang aku.”

Karin tertawa kecil, menggelengkan kepala. “Kamu itu ya...”

“Ganteng, perhatian, dan sangat layak untuk kamu cintai?” sambung Rio dengan nada serius.

“Bisa nggak sekali aja kamu nggak narsis?” balas Karin, menahan tawa.

Rio mengangkat bahunya. “Nggak bisa. Karena aku sadar, aku terlalu sempurna buat kamu.”

Karin mendengus pelan, tapi di dalam hatinya, dia tahu Rio benar. Kehadiran laki-laki itu seperti lembaran puisi yang tak henti-hentinya membuatnya terpesona.

Pagi itu, mereka berjalan menyusuri trotoar menuju Braga Citywalk. Matahari baru saja muncul dari balik awan, memancarkan sinar hangat yang menembus dedaunan. Karin memeluk lengannya sendiri, kedinginan karena lupa membawa jaket.

“Dingin, ya?” tanya Rio, yang sudah memperhatikan dari tadi.

“Lumayan,” jawab Karin, menggigil kecil.

Tanpa berkata apa-apa, Rio melepas jaketnya dan menyampirkannya ke bahu Karin. “Aku nggak mau pacarku kedinginan. Kalau kamu sakit, siapa yang bakal aku ganggu nanti?”

Karin tertawa kecil sambil mengenakan jaket itu. “Kamu selalu punya alasan buat jadi pahlawan.”

Rio berhenti sejenak, menatap Karin dengan senyum miring yang khas. “Bukan pahlawan, cuma cowok biasa yang kebetulan jatuh cinta sama cewek paling luar biasa.”

Karin merasa pipinya memerah, tapi dia pura-pura sibuk mengikat tali sepatunya.

“Sini aku bantuin?” ujar Rio setengah menunduk, tapi langsung ditolak Karin dengan gelengan.

Di kafe favorit mereka, Rio selalu punya kebiasaan yang sama. Dia akan memesan satu gelas kopi hitam, walau dia sendiri tidak terlalu menyukai rasanya.

“Kenapa kamu selalu pesan kopi kalau kamu nggak suka?” tanya Karin suatu hari.

Rio mengangkat bahunya. “Biar kelihatan keren aja.”

“Serius?” Karin menatapnya skeptis.

“Nggak juga. Aku pesan kopi supaya ada alasan buat lihat kamu sambil nunggu kamu selesai makan roti keju itu. Kamu lucu banget kalau lagi makan.”

Karin menelan roti di mulutnya dengan cepat. “Kamu selalu aneh, tahu nggak?”

“Tapi kamu selalu suka, kan?” Rio tersenyum penuh kemenangan.

Karin tidak bisa menyangkal. Setiap perhatian kecil Rio—dari mengusap remah roti di sudut bibirnya sampai memastikan payung mereka selalu terbuka di saat gerimis—membuat Karin merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia.

Hari ini mereka janjian lagi. Di Braga Citywalk lagi. “Rio,” panggil Karin, saat mereka duduk di bangku di sisi trotoar sambil menikmati senja.

“Hm?” Rio menoleh, ekspresinya tenang.

“Kenapa kamu selalu baik sama aku?”

Rio menatapnya lama, lalu tersenyum tipis. “Karena kamu, Karin. Kamu itu... tempatku pulang.”

Karin terdiam. Kata-kata Rio sederhana, tapi begitu merasuk ke relung hatinya.

Lagu Only tiba-tiba terputar di kepalanya, seolah semesta sedang mempertegas apa yang Rio baru saja katakan.

“Tempat pulang, ya?” gumam Karin, lebih kepada dirinya sendiri.

Rio mengangguk. “Iya. Kamu itu kayak rumah, tempat di mana aku selalu pengen kembali, nggak peduli aku pergi sejauh apa.”

Karin menunduk, menyembunyikan senyum yang tak bisa ia tahan.

“Aku terngiang lagu Only,” ujar Karin tiba-tiba.

“Kok bisa?”

“Lagu itu nggak bikin kamu bosen ya?” komentar Rio, meregangkan kaki.

“Karena lagu itu selalu ngingetin aku ke kamu,” kata Karin pelan.

Rio menoleh cepat, sedikit terkejut. “Masa?”

Karin mengangguk, menatapnya dengan mata yang penuh makna. “Liriknya... nadanya... semuanya kayak menggambarkan gimana perasaanku ke kamu.”

Rio terdiam sejenak, matanya menerawang ke bintang-bintang. “Rin, kalau ada orang yang lebih beruntung di dunia dari aku, aku nggak tahu siapa dia.”

Karin tertawa kecil, menggeleng pelan. “Kamu tuh...”

“Ganteng, perhatian, dan sangat layak kamu cintai,” potong Rio lagi, menyelesaikan kalimat yang sering ia gunakan.

Karin tertawa lebih keras kali ini, tapi matanya berkaca-kaca. Di dalam hati, ia tahu bahwa cinta Rio adalah hadiah terindah dalam hidupnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
ONLY-- Sometime Truth is Cruel
Hans Wysiwyg
Novel
Real
Rushi Mu'min Aziz
Skrip Film
Kembali
Chesar Kurniawan
Cerpen
Ruang Tersembunyi dalam Hati
Cheri Nanas
Novel
The Book of You
wpcassey
Skrip Film
RASA
Dyah Ayu Triswandani
Skrip Film
Seribu Matahari Pagi
Ana Hening
Flash
BULAN
NUR FARKAN
Novel
Sabina's Dream
Jennifer Halim
Novel
Gold
The Other Side
Mizan Publishing
Flash
Jika Musik dan Lagu Bisa Berbicara padamu...
Shabrina Farha Nisa
Novel
Sam & Mut
Muhammad Rifal Asyakir
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Novel
Lokasi Yang Tidak Diketahui
Moon
Novel
Bronze
Yang Terpilih
Kemala88
Rekomendasi
Flash
ONLY-- Sometime Truth is Cruel
Hans Wysiwyg
Flash
Cerita Baper
Hans Wysiwyg
Flash
Mimpi Teduh
Hans Wysiwyg
Flash
Tetangga Toko Sebelah
Hans Wysiwyg
Flash
CLBK Cinta Lama Belum Kelar
Hans Wysiwyg
Cerpen
SYURGA YANG DILELANG
Hans Wysiwyg
Flash
Gadis Kecil Di Trotoar
Hans Wysiwyg
Flash
Bangku Kosong di Baris Kedua
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
Lunatic
Hans Wysiwyg
Cerpen
Damar Senja
Hans Wysiwyg
Flash
DUNIA JUNGKIR BALIK
Hans Wysiwyg
Novel
TEDUH DALAM BARA Dua Perempuan Teluk Naga
Hans Wysiwyg
Flash
RUMAH SUNYI TANPA AKU
Hans Wysiwyg
Flash
Tertawan Hati
Hans Wysiwyg
Flash
SOULMATE
Hans Wysiwyg