Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Selepas maghrib aku duduk di ruang tamu yang lengang dengan setoples kue mentega di hadapanku. Mulutku sibuk melahap wafer Tango sementara mataku memandangi kue mentega yang tertumpuk tanpa selera dalam toples kaca itu. Sembari mengunyah, aku memikirkan bagaimana rasanya menjadi kue mentega yang ditumpuk dalam toples kaca tertutup tanpa ada yang berniat menghabiskannya segera. Mungkin seperti menunggu sakratul maut.
Pemikiran itu berganti dengan cepat seiring dengan berlalunya seekor nyamuk di depan wajahku. Sekarang aku memikirkan mengenai apa yang ingin kulakukan di masa tuaku nanti. Kurasa aku ingin menjaga kesehatan mataku dengan baik dan menghabiskan masa tuaku dengan membaca dan menulis, memperbanyak ibadah sembari menertawakan tingkah konyol orang-orang, lalu tersenyum sembari menunggu kematian. Sayangnya adikku tiba dan mengganggu sebelum aku sempat sampai pada pemikiran "bagaimana caranya tetap bertahan hidup sampai tiba di masa itu."