Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Kafe Diatas Langit
5
Suka
1,976
Dibaca

Kata orang bermimpi ketinggian itu seperti "mengecat langit". Bolehlah jika kalian beranggapan apa yang ingin aku tuliskan juga begitu.

Tapi setidaknya, kalian baca dulu apa cerita mimpiku. Sebelum bermimpi benar-benar dilarang karena bisa membuat orang halu.

Sore itu....

Meja-meja bundar dengan deretan bangku kayu mahoni memenuhi ruang dan waktu.

Dinding krem dipenuhi poster merah menyala. Disisi kanan dalam ruang berisi kotak-kotak monopoli koleksiku memenuhi dinding.

Berkali-kali aku memimpikan ruang itu, maksudku kafe itu. Aku semestinya tak peduli, apakah akan bernama coffe table karena kafeku dipenuhi meja-meja kopi bundar atau persegi.

Atau coffee terra, yang terdengar manis karena terra terasa tak asing, setidaknya bisa bernama seorang gadis kecil yang manis, atau dengan cepat mengingatkan pada kapasitas memori yang over high.

Atau boleh juga cocca coffee yang bisa ditafsirkan sedikit tabu karena seperti mengeja kokain dalam bahasa gaul, coca!. Aku tak akan ajak berdebat dan berlama-lama memilih namanya.

Aku terus bermimpi ruangan kafe itu dipenuhi kursi hitam putih, seperti gula dan kopi, atau hitam kuning yang mewakili dunia yang berbeda.

Aku begitu terobsesi, memikirkannya dengan beragam cara, berhari-hari menyita waktu, melamun, menyesap kopi di kedai langgananku.

Aku ingin ada sebuah sudut di kafe itu yang dipenuhi foto hitam putih koleksi huntingku.

Akan gila rasanya menikmati kopi panas ekpresso, disudut ruang berdinding klasik, dengan gemericik air menuruni kaca lima mili. Airnya terus mengalir turun seperti suara gemericik gerimis kesukaanku.

Seketika seluruh inspirasi berhamburan dari kepala, memenuhi kertas, layar note book yang terus berkedip dan jari tak lagi beraturan antara sepuluh jari dan dua jari tak ada bedanya. Aku cuma ingin menuangkan isi kepala, memenuhinya dengan ide-ide, dan melahirkan tulisan.

Betapa indahnya, menulis di kursi putih sendiri, di kafe sendiri, di dinding kaca gerimis kesukaanku. Dan dalam hitungan waktu aku akan melahirkan berbuku-buku tulisan.

Aku tak peduli apakah akan ada yang membeli, atau meminta tanda tangan, karena aku sudah punya tempat mengelanakan insipirasi.

Seperti terjaga, ternyata aku sedang termangu di rumahku sendiri, di beranda kecil di lantai atas, menghadap arah matahari jingga, yang sesaat lagi mengantar sore ditemani gerimis.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Kafe Diatas Langit
Hans Wysiwyg
Flash
Wizard Monk
Arba Sono
Flash
Dewasa, dari mulut ke mulut
Rizky aditya
Flash
Bronze
Hanya Mimpi
Fatma Fitriani
Novel
Bronze
Obituari Sang Mafia
Galih Aditya
Novel
Titik Balas
Muhammad Fajar Abdurohim
Cerpen
Bronze
Sesaat Sebelum Bom Itu Meledak
Habel Rajavani
Flash
TUJUH RAHASIA ALAM MALAKUT
Shina El Bucorie
Novel
DUA SISI
semburat lintang
Cerpen
Bronze
Banjar Banyu 3022
Agus Puguh Santosa
Flash
Jalan Bareng Bule Jerman
Luca Scofish
Flash
PSIKO
Muhammad Hendryan Alfarabi
Novel
Bronze
Para Joki
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Bronze
The Doomsday
Rama Sudeta A
Novel
Bronze
A MILLION WHO
Husnulispedia
Rekomendasi
Flash
Kafe Diatas Langit
Hans Wysiwyg
Cerpen
SUNYI SEKALI
Hans Wysiwyg
Flash
Kesempatan Kedua
Hans Wysiwyg
Cerpen
THE CHOICE
Hans Wysiwyg
Flash
Gadis Kecil Di Trotoar
Hans Wysiwyg
Flash
DUNIA JUNGKIR BALIK
Hans Wysiwyg
Flash
IBU, AKU DAN DIA
Hans Wysiwyg
Flash
Sebelas-Duabelas
Hans Wysiwyg
Flash
PARMIN DAN BURUNG MAJIKAN
Hans Wysiwyg
Flash
SUPERMAN IN-KUMBEN
Hans Wysiwyg
Flash
Laut Itu Luka
Hans Wysiwyg
Flash
CAFE LATTE MERAH
Hans Wysiwyg
Flash
BAJINGAN
Hans Wysiwyg
Cerpen
Terjebak Rasa
Hans Wysiwyg
Flash
Luruh Bersama Angin
Hans Wysiwyg