Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Ditakuti Anak-anak
1
Suka
145
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Malam ini, aku pulang dari kantor bersama suamiku, Raka. Kami berdua kecapekan, dan sangat mengantuk. Ingin rasanya cepat tiba di rumah dan berbaring di ranjang.

Sampai di rumah, aku langsung membuka pintu. Raka mengikutiku masuk ke ruang tamu. Sampai di sana, kami langsung duduk di atas sofa.

“Ma, anak-anak mana, ya?” tanya Raka.

“Nggak tahu, Pa. Paling-paling mereka main di kamar,” jawabku.

“Panggilkan mereka. Suruh turun dan menyiapkan makan malam untuk kita.”

Walaupun capek, aku menuruti perkataan Raka. Aku bergegas menuju loteng. Ketika membuka kamar anak-anak, aku terkejut karena mereka ternyata tidak ada.

“Trisna, Edi, Nora? Di mana kalian?” panggilku.

Tiba-tiba, terdengar suara tawa seram dari belakangku. Aku menoleh, dan sesosok bayangan putih mendekatiku.

“Hyaaah! Apa-apaan ini? Kenapa ada hantu di rumah ini?” jeritku panik, sambil berusaha mundur.

Bayangan itu mendekatiku. Aku mundur terus, sampai membentur sebuah tembok. Aku nyaris tidak bisa bernapas, dan saking takutnya, aku sampai berteriak-teriak tidak jelas.

“Pa! Papa! Tolong aku… tolong! Ada hantu di loteng!”

Beberapa detik kemudian, Raka datang. Bayangan putih yang tadi mendekatiku, sekarang berbalik arah. Dia mendekati Raka.

“Awas kalau berani mendekat! Aku pukul nanti!” ujar Raka sambil mengambil sebuah tongkat.

“Pa, mana mungkin hantu bisa dipukul. Badannya, kan, tembus,” ucapku sambil mengumpul-ngumpulkan energi.

Tak disangka, pintu gudang dekatku terbuka. Kini, dua bayangan putih menyapaku dan tertawa seram. Aku sangat terkejut, dan buru-buru berlari.

“Ya, Allah! Kok, ada tiga hantu sekaligus di rumah ini, sih?!” omelku.

Bruk! Aku tersandung sesuatu dan akhirnya terjatuh. Sementara, hantu yang paling kecil mendekatiku, lalu tertawa. Kemudian…

“Mama! Ini aku, Nora!”

Bayangan kedua yang mengejarku segera menghampiriku. Dia berkata, “Mama, Papa, aku Trisna!”

“Dan aku, Edi!”

Semua hantu ternyata adalah anak-anakku sendiri! Ah, dasar anak-anak jahil! Sudah tahu orangtuanya capek sehabis pulang kerja, malah ditakut-takuti!

“Ngapain kalian cosplay jadi hantu?” tanya Raka kepada ketiga anak itu.

“Hahaha… nggak apa-apa, Pa. Kan, cuma iseng,” jawab Edi sambil mematikan suara tawa seram di ponselnya.

“Ide siapa, sih, bikin-bikin seperti ini? Mama tadi sampai jantungan, tahu!”

“Ya, biasalah, ide si Mas Edi.”

Kami semua tertawa. Raka pun menyuruh mereka bertiga mengambilkan makanan buat aku dan dirinya. Setelah menyantap mie goreng buatan anak-anakku, aku merasa lega. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Bronze
Jurit Malam
Deeta Pratiwi
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Tumbal Balik
Eve Shi
Cerpen
Bronze
Pesan dari masa lalu
Novita Ledo
Flash
Bronze
Makhluk Bertaring di Bibir Sumur
Abdi Husairi Nasution
Novel
Bronze
Rumah Seribu Jendela
Randy Arya
Novel
ZOMBI DAN MEREKA YANG TAK BISA MATI
Meliana
Flash
Parade Kunang-kunang
Ragiel JP
Novel
ILAFAT
Topan We
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Hamburg
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
The Game of Ghost
Rama Sudeta A
Novel
Kamar Mandi Angker di Dekat Pohon Beringin
Sohibul Wahidin
Novel
Bronze
DENDAM
Ayu Komang
Novel
Gold
Fantasteen Saving Ludo
Mizan Publishing
Flash
Tanah Sengketa
Nurbaya Pulhehe
Rekomendasi
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Hari-hari Sial buat Linda
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Menampung Air Hujan
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Misteri Kertas Milik Tony
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Karyawan yang Malas Membaca
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Novel yang Tak Selesai
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Secangkir Kopi untuk Kakek Husni
Kiara Hanifa Anindya
Flash
2024 dan 2025
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Gosip yang Terhenti
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Guru Marah
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Isi Bekal Amel
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Trend
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Sebuah Gambar dan Sebuah Puisi Untuk Tahun Baru
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Belanja
Kiara Hanifa Anindya
Novel
Dunia dalam Novelku
Kiara Hanifa Anindya