Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Ditakuti Anak-anak
2
Suka
1,159
Dibaca

Malam ini, aku pulang dari kantor bersama suamiku, Raka. Kami berdua kecapekan, dan sangat mengantuk. Ingin rasanya cepat tiba di rumah dan berbaring di ranjang.

Sampai di rumah, aku langsung membuka pintu. Raka mengikutiku masuk ke ruang tamu. Sampai di sana, kami langsung duduk di atas sofa.

“Ma, anak-anak mana, ya?” tanya Raka.

“Nggak tahu, Pa. Paling-paling mereka main di kamar,” jawabku.

“Panggilkan mereka. Suruh turun dan menyiapkan makan malam untuk kita.”

Walaupun capek, aku menuruti perkataan Raka. Aku bergegas menuju loteng. Ketika membuka kamar anak-anak, aku terkejut karena mereka ternyata tidak ada.

“Trisna, Edi, Nora? Di mana kalian?” panggilku.

Tiba-tiba, terdengar suara tawa seram dari belakangku. Aku menoleh, dan sesosok bayangan putih mendekatiku.

“Hyaaah! Apa-apaan ini? Kenapa ada hantu di rumah ini?” jeritku panik, sambil berusaha mundur.

Bayangan itu mendekatiku. Aku mundur terus, sampai membentur sebuah tembok. Aku nyaris tidak bisa bernapas, dan saking takutnya, aku sampai berteriak-teriak tidak jelas.

“Pa! Papa! Tolong aku… tolong! Ada hantu di loteng!”

Beberapa detik kemudian, Raka datang. Bayangan putih yang tadi mendekatiku, sekarang berbalik arah. Dia mendekati Raka.

“Awas kalau berani mendekat! Aku pukul nanti!” ujar Raka sambil mengambil sebuah tongkat.

“Pa, mana mungkin hantu bisa dipukul. Badannya, kan, tembus,” ucapku sambil mengumpul-ngumpulkan energi.

Tak disangka, pintu gudang dekatku terbuka. Kini, dua bayangan putih menyapaku dan tertawa seram. Aku sangat terkejut, dan buru-buru berlari.

“Ya, Allah! Kok, ada tiga hantu sekaligus di rumah ini, sih?!” omelku.

Bruk! Aku tersandung sesuatu dan akhirnya terjatuh. Sementara, hantu yang paling kecil mendekatiku, lalu tertawa. Kemudian…

“Mama! Ini aku, Nora!”

Bayangan kedua yang mengejarku segera menghampiriku. Dia berkata, “Mama, Papa, aku Trisna!”

“Dan aku, Edi!”

Semua hantu ternyata adalah anak-anakku sendiri! Ah, dasar anak-anak jahil! Sudah tahu orangtuanya capek sehabis pulang kerja, malah ditakut-takuti!

“Ngapain kalian cosplay jadi hantu?” tanya Raka kepada ketiga anak itu.

“Hahaha… nggak apa-apa, Pa. Kan, cuma iseng,” jawab Edi sambil mematikan suara tawa seram di ponselnya.

“Ide siapa, sih, bikin-bikin seperti ini? Mama tadi sampai jantungan, tahu!”

“Ya, biasalah, ide si Mas Edi.”

Kami semua tertawa. Raka pun menyuruh mereka bertiga mengambilkan makanan buat aku dan dirinya. Setelah menyantap mie goreng buatan anak-anakku, aku merasa lega. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Novel
Gold
The Haunting of Hill House
Mizan Publishing
Cerpen
Glitched Apocalypse
Bima Kagumi
Novel
Bronze
Diburu Mayat Hidup
Handi Yawan
Cerpen
Bronze
Canda berujung petaka. Malam jum'at kliwon
Bang Jay
Novel
Bronze
Dikutuk
Bulan Separuh
Cerpen
Bronze
Kutukan Makam Sang Jenderal
gungkeris
Flash
Bronze
Ajakan Bapak
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
DOSA
Ahmad Rusdy
Flash
Makam Keluarga
Ahmad R. Madani
Cerpen
Bronze
Wadah Baru
Ron Nee Soo
Novel
Bayang di Balik Kabut
Aqiel Hilmy Irawan
Cerpen
Death Game: Are You Ready to Play?
N Laila
Flash
Bronze
A Mysterious Sign on A Red Sofa
Shabrina Farha Nisa
Cerpen
Bronze
Cermin Di Kamar Kost
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Bronze
Mengapa Kita Perlu Membantu Proses Penyerbukan?
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Senyum Bela
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Tidak Ikut
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Bukan Sekedar Perjalanan
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Sebuah Gambar dan Sebuah Puisi Untuk Tahun Baru
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Cerdas Cermat
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Lawakan Geri
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Hari-hari Sial buat Linda
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Di Sebuah Gua
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Lagu Persahabatan
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Aku Ingin Mudik, Tapi Tidak Bisa
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Trend
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Bertemu Ajak di Thailand
Kiara Hanifa Anindya
Flash
Belanja
Kiara Hanifa Anindya