Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hari itu, cuaca cukup panas. Maya dan suaminya, Colin, baru saja pulang dari berwisata. Mereka tidak ingin berjalan kaki sampai rumah, maka dari itu Maya meminta Colin memesan taksi.
“Kamu itu, May, kerjanya memboroskan uang… saja. Lebih baik kita jalan kaki daripada naik taksi dan menghabiskan uang,” omel Colin.
“Tidak apa-apa, Sayang. Kamu sendiri juga capek, kan? Aku, kan, tidak bermaksud memeras uangmu,” kata Maya.
Colin menjawab dengan dengusan. Dia pun mengutak-atik ponselnya.
“Kita duduk di situ, yuk, daripada capek berdiri,” ajak Maya sembari menunjuk ke sebuah bangku panjang.
Setelah mereka berdua duduk di bangku itu, Maya menatap Colin. Rupanya suaminya itu sedang sibuk mencari taksi.
“Aku lapar. Kita cari makan dulu, yuk!”
Colin diam saja, tidak menggubris perkataan istrinya.
“Colin, kamu mau tahu, tidak?”
“Tidak!”
“Loh, kenapa? Biasanya kamu mau tahu, kok.”
“Kamu itu maunya apa, sih, Maya?”
“Aku, kan, cuma tanya, kamu mau tahu, nggak?”
“Kan, aku sudah jawab nggak mau!”
“Kenapa?”
“Kamu pasti mau kasih tahu yang aneh-aneh, kan? Aku sudah tahu apa maksudmu. Kamu mau memberitahuku tentang hal-hal yang kamu lihat di Tiktok, iya, kan?”
“Loh, apa maksudnya? Aku tanya, kamu mau TAHU apa nggak?”
Colin diam.
Maya pun melanjutkan, “Sayang, maksudku tadi adalah menanyakan apakah kamu mau makan tahu apa tidak, bukan malah mau beritahu kamu sesuatu. Tuh, lihat, di seberang ada warung tahu campur. Kalau kamu mau makan tahu campur, nanti kita ke sana, terus makan. Biar aku yang traktir.”
Colin yang semula diam, lalu tersenyum. Kemudian dia tertawa.
“Apaan, sih, kok, malah ketawa? Ayo yang jelas, kamu mau tahu apa nggak?”
“Mau, mau!” jawab Colin sambil berdiri.