Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hendra memanggul karung hasil curiannya. Dia berlari kencang-kencang dan menunduk bila terdengar suara pistol.
"Tangkap! Tangkap dia!" seru salah satu polisi.
Hendra berlari menembus hutan. Dia juga menemukan sebuah gua yang tertutup dengan sebuah batu besar. Henda bergegas mendorong batu itu, dan masuk ke dalamnya. Tak lupa dia menutup kembali pintu gua dengan batu tersebut.
Hendra menahan napas begitu terdengar langkah-langkah sepatu para polisi. Dia berusaha agar tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun selama polisi-polisi itu berada di dekat gua.
“Hmm… mungkin pencurinya sudah kabur. Besok kita selidiki lagi hutan ini, dan juga daerah-daerah sekitarnya,” kata salah satu polisi.
Hendra mengembuskan napas dengan lega. Setelah langkah-langkah si polisi menjauh, dia meletakkan karung hasil curiannya. Hendra berencana menginap di gua itu sampai esok harinya.
Dia menjelajahi gua kecil itu sambil merangkak. Tiba-tiba, matanya melihat ada sinar di balik sebuah batu. Karena kelelahan, tubuh Hendra terjatuh, dan tangannya menyentuh batu sampai bergoyang.
“Aduh, aduh…” bisiknya.
Batu yang tersentuh tangan Hendra seketika bergeser sedikit, memperlihatkan cahaya luar yang terang. Tiba-tiba, Hendra melihat sesosok bayangan besar. Bayangan itu memakai topi pet dan juga berseragam biru. Dia membawa pistol dan juga senter.
“Mati aku!” teriak Hendra.