Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Weekend, hari kemerdekaan bagi sebagian besar orang. Waktu untuk meregangkan otot setelah berjibaku dengan asam - manis kehidupan. Ada yang memanfaatkannya untuk hibernasi, membuat kinclong rumah, mengikuti event, ataupun family time.
Aku adalah fraksi yang memanfaatkannya untuk berpergian bersama keluarga. Pilihan kami jatuh pada sebuah pusat perbelanjaan dekat rumah. Tujuan pertama kami adalah tempat makan. Kami memutuskan untuk menaiki lift untuk menuju ke lantai atas tempat yang ingin kami tuju.
Aku menekan tombol dengan gambar panah ke atas di samping pintu lift. Tak lama, lift datang lalu kami menaikinya. Lift seperti biasa berhenti tiap lantai. Pada suatu lantai, lift terbuka. Dua orang masuk ke dalam. Kondisi lift itu masih longgar. Kotak besi yang bergerak dengan katrol itu belum mencapai batas maksimal. Entah mengapa lift tidak beranjak naik. Aku bertanya - tanya alasannya.
“Turun dulu aja, mas sama mbaknya yang baru naik. Mungkin liftnya kepenuhan,” ucap seorang wanita yang berada di lift terlebih dahulu.
“Loh, mengapa begitu mbak? Mereka naik tidak bikin penuh kok,” sahutku menolak ide tersebut.
“Iya kak, liftnya suka horror memang jadi lebih baik turun terlebih dahulu,” terang wanita tersebut enteng seperti sebuah makanan sehari - hari. Aku yang teringat pernah mendengar kejadian serupa pun menurutinya.
“Oh, baik,” komentarku. Too stunned to speak
Dua orang yang baru naik tersebut turun setelah percakapan itu usai. Benar saja, lift bergerak naik.
———— The End