Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tunggu Iklan
3
Suka
5,236
Dibaca

"Tunggu iklan."

Jawaban Rudi setiap kali disuruh mandi oleh ibunya. Rudi tidak ingin ketinggalan satu detik pun tayangan kartun hari Minggu.

Pada zaman itu, kartun Minggu bisa dibilang sebagai puncak hiburan seluruh anak di negeri ini. Kartun Minggu adalah topik universal dan rutin dalam dunia pergaulan anak-anak. Kalau kau melewatinya, maka minggu itu kau tidak akan bisa mengikuti obrolan di sekolah maupun lapangan bermain.

Rudi pernah melewatkan momen Son Goku berubah menjadi super saiyan karena dia menuruti ibunya untuk mandi. Hal itu membuatnya terasa tertinggal di pergaulan bahkan bukan hanya untuk satu minggu, tapi bertahun-tahun karena mereka terus membahasnya. Sejak saat itu Rudi tidak ingin melewatkan momen penting lagi.

Rudi sering pulang sekolah terlambat. Dia selalu ikut temannya jika ada acara nongkrong atau main sepulang sekolah. Rudi harus tahu semua yang terjadi di pergaulannya. Dia selalu hadir di acara pesta kejutan ulang tahun teman-temannya meskipun dia sering melewatkan pesta ulang tahun ibunya. Rudi juga memilih merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya hingga tengah malam. Saat pulang ke rumah, Rudi mendapati ibunya yang ketiduran di kursi ditemani kue ulang tahun yang krimnya sudah meleleh di atas meja.

Lulus SMA, Rudi terkenal sebagai anak paling gaul, paling tahu segala hal. Rudi si saksi emas. Semua momen penting di SMA, Rudi menyaksikannya. Rudi bangga akan hal itu. Hal itu membuat Rudi ingin menjadi orang yang mengetahui hal yang jauh lebih penting. Rudi masuk kuliah dan mencari koneksi ke sebanyak mungkin yang ia bisa dan hadir di sebanyak mungkin momen penting. Rudi hampir tidak pernah ada di rumah meskipun ibunya sering menelepon memintanya untuk pulang. Rudi semakin banyak mempunyai teman sementara ibunya di rumah hanya ditemani foto mendiang ayahnya.

Namun, Rudi baru menyadari bahwa dunia kuliah terlalu luas, jauh lebih luas dari SMA. Dia tidak akan bisa menjadi saksi di setiap momen penting. Rudi mengalami krisis jatidiri. Saat teman-temannya bernyanyi dan berlompat ria menonton acara konser di kampus, pikiran Rudi mengawang. Dia seperti merasa sendirian di tengah keramaian. Rudi baru tersadar ketika mendengar temannya dari sirkel yang berbeda datang dan langsung mengobrol akrab dengan temannya dari sirkel yang lain lantaran mereka menyukai satu artis yang sama. Rudi tahu apa yang harus dia lakukan. Jika dia tidak bisa hadir di semua momen, maka dia akan hadir di momen yang paling penting. Dia ingin masuk ke dunia showbiz.

Lulus kuliah, Rudi diterima bekerja di sebuah stasiun televisi swasta. Tujuannya untuk dekat dengan dunia showbiz dan menjadi saksi momen-momen penting para artis terkenal terasa semakin dekat. Namun, Rudi tidak tahu bahwa bekerja di stasiun TV tidak seindah yang dia kira. Dia seringkali lembur tanpa tambahan upah. Ide-idenya sering ditolak dan diganti dengan ide-ide lama yang sudah terbukti disukai. Dia juga tidak bertemu artis yang ingin ia temui, dia hanya bertemu artis-artis pencari sensasi yang teman-temannya tidak akan peduli.

Hidup Rudi yang dulu selalu dipenuhi kejutan menjadi monoton seperti kehidupan pegawai paada umumnya hingga dia mendapatkan telepon dari rumah sakit. Rudi tidak tahu bahwa ibunya sudah lama mengidap kanker. Rudi marah pada ibunya yang merahasiakan ini darinya, tapi ibunya bilang dia tidak pernah ada kesempatan untuk memberitahu Rudi karena Rudi tidak pernah ada di rumah. Rudi bilang dia akan berusaha memberikan waktu untuk menemani ibunya kemoterapi, tetapi sebuah panggilan telepon dari atasannya mengubah keputusannya.

Rudi akhirnya dapat kesempatan untuk memegang program besar, acara konser tahun baru di mana banyak artis terkenal yang disukai teman-temannya akan hadir di sana. Rudi sibuk menangani persiapan program itu dan tidak memiliki waktu untuk menemani ibunya. Ibunya bilang Rudi sebaiknya mengejar mimpinya, apalagi ini hanya sebulan. Rudi bekerja keras dalam sebulan itu.

Saat hari siaran langsung tiba, Rudi mendapatkan telepon dari rumah sakit. Rudi meminta izin untuk pergi ke rumah sakit. Namun, sebanyak apapun Rudi memohon, sang pimpinan produksi mengucapkan jawaban yang membuat Rudi melayangkan surat pengundaran diri keesokan harinya. Jawaban yang menghantui Rudi bertahun-tahun setelahnya. Jawaban yang menahannya beberapa menit, tapi sanggup merenggut kesempatannya untuk menyaksikan momen terakhir hidup ibunya. Jawaban yang dia selalu ucapkan pada ibunya saat ia kecil dulu ketika disuruh mandi saat menonton kartun hari Minggu.

"Tunggu Iklan."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Tunggu Iklan
Reyan Bewinda
Cerpen
Dua Puluh Enam Makam Tanpa Nama
Muhammad Ilfan Zulfani
Novel
Bronze
Jodoh Oh Jodoh
Farah Salma Putriani
Novel
a
Ratesla Nadia
Skrip Film
TROUBLESOME CHOISE
Eka Kartika D S P
Cerpen
Bronze
Berhenti Saja Kau Jadi Guru
Habel Rajavani
Novel
Cinta Beda Agama
Syitta khoir syahadatina
Novel
Mendadak Jadi Nyonya Mafia
Dista rumanasari
Novel
Dia cinta pertamaku
Aquariusang
Skrip Film
DON'T JUDGE MAUDY
Fajar Suwandi
Flash
Bronze
Rombongan Teater "Dramatika"
Adinda Amalia
Novel
Aku Tukar 3 Hari Untuk Memori
Wintan D Maharani
Komik
18 Rainbow
deroops
Cerpen
Bronze
KUBURAN DAN SEBUAH TAS BRANDED
Sevi R fardani
Novel
Gold
Posesif
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Tunggu Iklan
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Tunggu Pembalasanku!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Nanti Kami Akan Kabarin Lagi
Reyan Bewinda
Flash
Jangan Dihabisin
Reyan Bewinda
Flash
Makan Bergizi Gratis
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Makan Di sini Apa Dibungkus?
Reyan Bewinda
Flash
Habis Kuota
Reyan Bewinda
Flash
Selamat Tahun Baru!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Kapan Nikah?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Bisa Kurang?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Terserah
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Siap, Noted, Pak!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Masih Banyak Ikan di Laut
Reyan Bewinda
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Kalau bangun duluan, bangunin ya!
Reyan Bewinda