Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gadis Pembenciku
2
Suka
257
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Tatapan mencela.

Aku tak paham kenapa sekumpulan anak perempuan itu mencelaku? Kadang terang-terangan, kadang juga bisik-bisik tapi dengan suara lumayan kencang, sambil milirik ke arahku.

Apakah karena aku tampak lusuh dibanding tampilan mereka yang cantik, wangi dan modis? Kadang aku heran sendiri bagaimana mungkin seragam yang sama bisa terkesan berbeda di tubuh mereka?

Atau mereka kesal karena aku tak bayar tapi ikut kelas tambahan bersama mereka?

Oh, apa mungkin karena aku tidak ikut acara jalan-jalan bareng mereka? Ah, aku bahkan tidak pernah diajak. Masa iya, jadi tamu tak diundang.

Atau kenapa ya...?

Aneh memang, jika memang mau bicara ya bicara saja, tak perlu pura-pura, menyembunyikan maksud hati di balik sindirian atau pun kiasan.

Mereka mencelaku. Ah tidak, tampaknya hanya salah satu dari kumpulan anak perempuan itu, yang berkuncir kuda, berwajah cantik dan tampak pintar itu. Justru dia, yang paling jelas menampakan permusuhannya. Dia sering memelototiku.

Pernah suatu hari, kami di kelas tengah memberi catatan kesan satu sama lain dalam selembar kertas.

Kau tahu pendapatnya tentangku?

Kecentilan!

Dia menempelkan tulisan itu di dahiku.

Padahal seingatku, aku tak pernah menyakiti dia, atau menggoda pacarnya. Bahkan aku tidak tahu menahu apakah ia pacaran atau tidak.

Atau dia marah padaku karena..., aku di posisi paling depan kelas, dan sering ditatap si guru biologi yang tampan?

Arg! Aku hanya bisa protes dalam hati. Karena suaraku sering kali tak mau keluar. Di dalam kelas aku senatiasa diam saja, meski keberadaanku lumayan menonjol.

Hah! Aneh bukan?

Bisa dibenci padahal jarang berinteraksi. Bahkan, aku senantiasa menjaga jarak dengan dia dan geng perempuannya.

Kalau kata anak-anak sekarang 'tidak sefrekuensi' istilahnya.

Entahlah, aku sendiri tidak tahu akan kesalahanku, namun tatapannya senantiasa terlihat menghujam saat bersirobok dengan mataku.

Apakah Kalian pernah mengalami itu?

Aku terus termangu tanpa berkedip di depan kelas, di samping papan tulis, sampai dua anak laki-laki datang menghampiriku.

Si ganteng berkaca mata langsung menggandeng lenganku, dan si tubuh atletis merangkul pinggangku. Saking rapatnya jarak di antara kami, sampai-sampai... hidung mereka yang bangir hampir menempel di pipiku.

Gadis yang membenciku itu menatap tajam ke arah kami, lalu si kaca mata berseru,

"Torso anotomi ini udah kelar dipake kan?! Mau dibalikin ke laboratorium."

***

ilustrasi dibuat dengan Wonder AI dan diedit dengan Canva

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@charlottedeeana : iya ya Kak. mending pindah dimensi aja dulu mengamankan kewarasan hahah.
Lha itu... Hahaha.. menghadapi mental korban itu yang juga bikin kaku ati.
@charlottedeeana : Bisa jadi, atau justru yang dibenci lah yang bermental korban? XD.
@rudiechakil : mungkin karena kebaikan bagi masing-masing orang itu relatif. Entah dari si pelaku ataupun si penerima. Perbedaan pengertian soal hal yang disebut baik, bisa jadi pemicu konflik. -__- dan ya situasi jadi aneh.
Yang lagi ramai di medsos adalah membahas soal NPD. Mungkin gadis yang membenci temannya itu adalah salah satunya.
Padahal semua orang menyukai kebaikan. Tapi ketika seseorang berbuat baik, tidak menjadikan ia disukai oleh semua orang, melainkan lebih banyak yang membencinya. Itu adalah kenyataan yang aneh.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Setelah Kepergian Ibu
Momo Shiny
Flash
Tiket Terakhir
Yuli Harahap
Flash
Gadis Pembenciku
verlit ivana
Novel
Gadis jari Lucah dan Gadis pemalu
Dhailillah
Novel
Bronze
Simulakrum
Dinda Ratri
Novel
TRAUMA
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Bronze
Galaunya Seperempat Abad
MonicaLo
Novel
PINJAM DULU SERATUS
Euis Shakilaraya
Cerpen
Bronze
Crown Shyness
Yekti W. Widanti
Novel
Bronze
Ada Cinta di Rinjani (Buku Pertama)
Imajinasiku
Novel
Bronze
Saksi Terakhir
DENI WIJAYA
Flash
Fairy Godmother
Pamella Paramitha
Novel
JENDELA KEDUA
Vina Sri
Novel
Kaca Penuju Surga
hrznia
Cerpen
Bronze
Sesal
Adel Romanza
Rekomendasi
Flash
Gadis Pembenciku
verlit ivana
Flash
Isi Lemari
verlit ivana
Novel
Halaman Sembilan
verlit ivana
Cerpen
Secangkir Utopia
verlit ivana
Flash
Pekerjaan Rumah Dua Puluh Tahun Lalu
verlit ivana