Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gadis Pembenciku
0
Suka
30
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Tatapan mencela.

Aku tak paham kenapa sekumpulan anak perempuan itu mencelaku? Kadang terang-terangan, kadang juga bisik-bisik tapi dengan suara lumayan kencang, sambil milirik ke arahku.

Apakah karena aku tampak lusuh dibanding tampilan mereka yang cantik, wangi dan modis? Kadang aku heran sendiri bagaimana mungkin seragam yang sama bisa terkesan berbeda di tubuh mereka?

Atau mereka kesal karena aku tak bayar tapi ikut kelas tambahan bersama mereka?

Oh, apa mungkin karena aku tidak ikut acara jalan-jalan bareng mereka? Ah, aku bahkan tidak pernah diajak. Masa iya, jadi tamu tak diundang.

Atau kenapa ya...?

Aneh memang, jika memang mau bicara ya bicara saja, tak perlu pura-pura, menyembunyikan maksud hati di balik sindirian atau pun kiasan.

Mereka mencelaku. Ah tidak, tampaknya hanya salah satu dari kumpulan anak perempuan itu, yang berkuncir kuda, berwajah cantik dan tampak pintar itu. Justru dia, yang paling jelas menampakan permusuhannya. Dia sering memelototiku.

Pernah suatu hari, kami di kelas tengah memberi catatan kesan satu sama lain dalam selembar kertas.

Kau tahu pendapatnya tentangku?

Kecentilan!

Dia menempelkan tulisan itu di dahiku.

Padahal seingatku, aku tak pernah menyakiti dia, atau menggoda pacarnya. Bahkan aku tidak tahu menahu apakah ia pacaran atau tidak.

Atau dia marah padaku karena..., aku di posisi paling depan kelas, dan sering ditatap si guru biologi yang tampan?

Arg! Aku hanya bisa protes dalam hati. Karena suaraku sering kali tak mau keluar. Di dalam kelas aku senatiasa diam saja, meski keberadaanku lumayan menonjol.

Hah! Aneh bukan?

Bisa dibenci padahal jarang berinteraksi. Bahkan, aku senantiasa menjaga jarak dengan dia dan geng perempuannya.

Kalau kata anak-anak sekarang 'tidak sefrekuensi' istilahnya.

Entahlah, aku sendiri tidak tahu akan kesalahanku, namun tatapannya senantiasa terlihat menghujam saat bersirobok dengan mataku.

Apakah Kalian pernah mengalami itu?

Aku terus termangu tanpa berkedip di depan kelas, di samping papan tulis, sampai dua anak laki-laki datang menghampiriku.

Si ganteng berkaca mata langsung menggandeng lenganku, dan si tubuh atletis merangkul pinggangku. Saking rapatnya jarak di antara kami, sampai-sampai... hidung mereka yang bangir hampir menempel di pipiku.

Gadis yang membenciku itu menatap tajam ke arah kami, lalu si kaca mata berseru,

"Torso anotomi ini udah kelar dipake kan?! Mau dibalikin ke laboratorium."

***

ilustrasi dibuat dengan Wonder AI dan diedit dengan Canva

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Muara Rindu
penamaliafara
Flash
BAPAK
Areta Swara
Flash
Gadis Pembenciku
verlit ivana
Cerpen
Bronze
Karma Time
Herumawan Prasetyo Adhie
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Novel
Bronze
CATATAN SURVIVOR 1998
Siti Hodijah
Novel
Bronze
Half Brother's
Hideyo Sakura
Novel
MELAWAT
Aldi A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Novel
Gaung
Resty Luthfiyah Zahidah
Novel
Miserably 30
Angela Loewi
Novel
CINTA TERHALANG KRISMON
Lirin Kartini
Flash
Bronze
Guru Dadakan
Nurbaya Pulhehe
Flash
Riana -Perkenalan- eps 1
Anisah Ani06
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Rekomendasi
Flash
Gadis Pembenciku
verlit ivana
Flash
Bronze
Pekerjaan Rumah Dua Puluh Tahun Lalu
verlit ivana
Novel
Halaman Sembilan
verlit ivana
Cerpen
Bronze
Secangkir Utopia
verlit ivana
Flash
Bronze
Isi Lemari
verlit ivana