Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
JALAN GROOVE
ANDRE melihat kawannya bersembunyi di balik pagar. Karena penasaran, akhirnya ia mendekati kawannya yang tengah bersembunyi itu.
"Hai, kawan. Kenapa kau sembunyi-sembunyi begini, ada apa?" tanya Andre.
Pertama tak diindahkan pertanyaan itu, kawannya malah menyuruh Andre supaya tidak terlihat mencolok dan memberitahu keberadaannya.
"Ssstttt..." kata Jeffrey, nama kawannya, sambil satu jari menutupi mulutnya. "Kalau kau tidak ikut bersembunyi, keberadaanku bisa ketahuan. Celakalah aku!"
Karena merasa tidak enak hati, akhirnya Andre menuruti permintaan kawannya. Tak lama, muncul dua sosok polisi berpakaian lengkap dengan membawa seekor anjing yang memimpin jalan. Sikap mereka seolah sedang mencari sesuatu, yang jelas mereka mencari kawan Andre.
"Gawat!" kata Jeffrey sedikit bergetar. "Kita harus mencari jalan lain. Di sini kurang aman." Mau tidak mau, Andre menuruti lagi permintaan kawannya.
"Baiklah, kawan. Kau memimpin jalan," katanya kemudian.
Jeffrey memimpin jalan. Dengan gerak gesitnya terlihat bahwa ia memang sudah biasa melakukan ini. Andre mengikutinya sambil mengawasi mereka dari belakang. Namun, entah mengapa kedua polisi itu akhirnya tahu keberadaan mereka, dan lolongan anjing disertai genderang sepatu berat terdengar jelas di belakang Andre.
"Lewat sini!" Jeffrey menaiki pagar kawat yang memisahkan mereka dari pemukiman warga ke hamparan rumput luas.
Melihat Jeffrey lincah menaiki pagar, Andre mencoba menggapai pagar itu. Ia berhasil naik dengan dibantu kawannya dari atas, tapi dari belakang suara lolongan anjing itu makin terdengar. Karena panik akhirnya Andre kesusahan mempertahankan pegangannya, kemudian Andre mencoba cara lain.
Ia memperhatikan sekitarnya. Ada sebuah pintu di bagian sisi lain. Ia mencoba pintu itu. Pintu itu dapat terbuka! Andre secepat kilat melesat menghilang dari jangkauan si anjing yang terdengar sangat meraung lapar itu, tapi di balik pintu itu keadaan ruangan sangat gelap dan Andre kesulitan mencari jalan keluar untuk bergabung dengan kawannya.
Ia terus berusaha mencari jalan keluar dengan mengikuti lorong-lorong yang sunyi, gelap, dan pengap itu. Tidak ada jalan keluar, yang ada hanya barisan pintu yang tertutup rapat dan tidak bisa dibuka. Namun, Andre tetap bersikeras membuka pintu-pintu itu dan sampai tenaganya habis.
Tapi apakah Andre menyerah? Tentu tidak. Entah dikarunai kekuatan apa, dengan kekuatan penuhnya Andre menendang pintu salah satu darinya dan pintu itu dapat terbuka, tapi di ruangan itu dari arah jendela sudah ada satu polisi yang sudah dari tadi mengintai dari jendela dengan menggunakan senter mengamati ruangan dalamnya.
Andre terpaksa berjalan jongkok, bersembunyi di balik-balik kursi dan meja makan yang berbaris rapih itu. Tak disangka polisi itu dapat melihat bahwa ada sesuatu yang bergerak di dalam ruangan itu. Ia memecahkan kaca itu, dan memaksa masuk.
Ketika ketahuan, Andre dengan sekuat tenaga dapat mempertahankan dirinya dari sergapan polisi itu. Dengan kelincahan yang ia punya, ia dapat menjatuhkan benda pemukul polisi itu dan merebut senter darinya, tapi setelah ia dapat berhasil melarikan diri dari kejaran polisi, tiba-tiba polisi yang lain mengejarnya dari arahnya.
Dengan tembakan peringatan, polisi itu berlari sekencang-kencangnya mengejar Andre, yang diketahui membawa alat pemukul dan senter milik temannya.
Apakah Andre dapat melarikan diri dari kejaran polisi itu? Rupanya ketika ia sudah merasa aman dari kejaran polisi itu, ia bertemu kembali dengan seekor anjing yang sedari tadi mengincar tubuhnya yang masih dirasainya cukup segar itu. Dengan cepat anjing itu berlari melesat dan menggigit kaki kiri Andre ketika ia hendak menaiki pagar pembatas pemukiman yang lain.
Ah, nasib sial menimpa Andre, dan polisi di belakangnya bersama temannya ikut mengepung Andre yang tak bisa berlari kemana-mana. Sementara kedua polisi itu mencoba melepaskan gigitan di kakinya, Andre menahan rasa skit yang sangat amat di kakinya. Rasanya untuk lari saja ia sudah tidak sanggup.
Benaknya berkata, dimana kawannya itu, kenapa ia tak menyelamatkan dirinya dari polisi-polisi ini? Tak disangka, rupanya berkat sekali-dua kali selama setahun ini ke gereja, Tuhan masih mendengarkan doanya. Kemudian muncul sesosok pria berperawakan sok seram dan bertubuh kecil di balik bayangan gelapnya malam membelakangi terang bulan. Andre senang melihat kawannya kembali, tapi tak disangka kawannya itu mengeluarkan benda yang tak diketahui Andre sebelumnya. Dengan cepat ia menekan pelatuk pistol yang dibawanya, dan peluru dengan melesat mengenai dada kedua polisi itu yang belum bersiap bertahan. Bahkan anjingnya tak luput ditembak mati.
Kemudian kawannya itu berkata, "Jangan kira kami memiliki kulit hitam kau bakal menyangka kami adalah seorang gangster, pengedar narkoba, perusuh, atau sebagainya!"[*]
12 Oktober 2023