Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Balasan Pesan
0
Suka
58
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

BALASAN PESAN

KAU menunggu balasan dari seseorang. Terkadang pesan-pesan balasan dibalas agak lama dan kadang direspon dengan cepat. Kau lelah melihat-lihat pantulan dirimu di depan cermin. Entah mengapa kau sempat berpikir 'selalu kurang di mata perempuan'. Itulah sebabnya kau ingin berpenampilan terbaik ketika ada kesempatan untuk keluar dari rumah. Walau hanya sekedar mengunjungi perpustakaan. Akhirnya kau menyerah, melempar seluruh pakaian yang akan kau kenakan di atas lantai begitu saja. Kau duduk di tepian tempat tidurmu. Kau melamun. Kepalamu hampir sumpek dipenuhi pikiran sendiri.

Dalam keputusasaan, kau memilih baju kemeja biru gelap, agak melorot tapi itulah yang menambah nilai kemejamu, pikirmu. Tidak lupa kau tambahkan aksen supaya agak terbuka dua kancing di bagian kerah. Kemudian, kalung menambah kekosongannya.

"Ya, begitu." katamu sambil tersenyum. "Biarkan perempuan-perempuan itu melihat tubuhmu yang cukup kekar ini." Inilah pakaian terbaikmu. Di bawah, sepatu sneakers hitam putih, dan disusul celana jeans berwarna gelap.

Hakim adalah anak muda yang baru berusia 23 tahun. Pria kecil dengan dagu serta hidung yang kecil pula itu merupakan pria yang lincah. Ia akan menjadi seorang penulis suatu kelak. Bersekolah di sekolah tinggi kepenulisan rupanya tidak membuat Hakim menyukai dunia baca. Katanya, ia tak mau terpengaruh dengan bahan bacaan. Ia mau menjadi orisinil. Asli dari bentuk pemikirannya sendiri dan imajinasinya. Sambil belajar, ia juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis konten di situs daring. Sudah seperti pekerjaannya yang dimulai dari hari Senin sampai Jumat, kadang hari Sabtu disibukan pula. Terkadang tak ada hari libur untuk mengirim konten karena baginya menulis adalah sudah bagian dari dirinya.

Di dalam lift, setelah lelah menunggu lift sambil berdiri, Hakim menemukan sosok yang menarik. Akhirnya ia memutuskan untuk tetap berada di dalam lift itu, rupanya begitupun perempuan itu. Sampai akhirnya kalian saling menukar nomor dan menunda untuk pulang ke rumah masing-masing.

Perempuan itu bernama Fitri. Ia merupakan sosok yang tekun. Bekerja sebagai Data Analyst dengan gaji yang sekedar cukup untuk kebutuhan sehari-hari dari sebuah perusahaan swasta. Pekerjaan itu cukup menyibukkan dirinya sehingga membuatnya tak pernah memiliki hidup untuk sekedar berleha-leha. Fitri terbiasa menunda makan sepanjang hari karena itu terlihat dari tubuhnya yang kecil. Bekerja di depan meja komputer membuatnya untuk terus melawan rasa bosan yang melanda terlihat dari bentuk dagunya yang berlipat. Hidung tajamnya dengan mudah menangkap sifat palsu manusia. Sebulan sekali ia mengunjungi perpustakaan di dekat daerah rumahnya. Kebetulan perpustakaan ini memang terletak sangat strategis. Orang-orang dari mana saja bisa mengunjunginya, entah itu menggunakan bus kota, kereta, atau kendaraan pribadi.

Mereka sempat berdebat mengenai kebiasaan wanita dalam merajut, entah itu untuk sapu tangan atau pakaian. Fitri rupanya merupakan seorang wanita yang kurang tertarik dengan kebiasaan kuno itu. Justru ia adalah sosok wanita modern yang mempunyai pemikiran maju. Sikapnya yang suka mengamati sekitar menambah nilai. Fakta lainnya, walaupun nama lengkapnya berawalan dengan nama Juli–Juliana Adini Fitri–bukan berarti ia lahir di bulan Juli. Tidak. Ia lahir di bulan November.

Kami sempat mengunjungi sebuah warung kopi. Sesosok pria bertubuh kurus kering dengan lekuk tulang wajah yang memperlihat jelas dagu panjangnya menyambut kami. Rupanya ia seorang Barista di sana. Hidung peseknya sempat tercecer bubuk kopi, namun dengan segera ia hapus cepat sebelum kami menegurnya.

"Saya mau pulang." Kata perempuan di depannya.

"Sebentar lagi, ya." Harap Hakim.

"Tidak bisa, masih ada urusan kerja yang belum selesai."

"Nanti dulu, Fit," kata Hakim berat. "Biar saya antar."

"Tidak perlu. Saya bisa pulang sendiri."

Kemudian, selepas Hakim pulang dan sampai di rumahnya, ia mengirimi pesan kepada Fitri. Terkadang respon pesan-pesan balasan dikirim agak lama dan kadang direspon dengan cepat. Dan, ia menunggu balasan-balasan lagi.[*]

Oktober, 2023

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Mars untuk Venus
Neng Jihan
Novel
Eunoia
Name of D
Novel
Bronze
My Sugar Baby
Arsa khoirol lathifa
Novel
Sebuah Surat Di Kotak Pos Merah
Nur Intan Dwi Purnama Hakim
Flash
Balasan Pesan
Donny Setiawan
Novel
Gold
Posesif
Noura Publishing
Novel
Bronze
I Love My Army Wife
Author WN
Novel
Astray
Psychedelic
Novel
Gold
Gustira
Mizan Publishing
Komik
Harmony to Your Dream
Ivon Agustin / Vania Yolanda
Novel
Opor Ayam Ibu
Respati
Novel
Djournal Town
Retnoari
Novel
Gold
Young Marriage
Mizan Publishing
Novel
Dian
Alfinda Walidah
Novel
Klandestin
Zaira Diva Adissa
Rekomendasi
Flash
Balasan Pesan
Donny Setiawan
Novel
Pangledjar
Donny Setiawan
Flash
Stasiun
Donny Setiawan
Flash
Adera Lina
Donny Setiawan
Novel
Marisa
Donny Setiawan
Novel
Kehormatan
Donny Setiawan
Cerpen
Bronze
Raja Tikus
Donny Setiawan
Flash
Gasan Rahmi
Donny Setiawan
Flash
Bintang
Donny Setiawan
Flash
Jalan Groove
Donny Setiawan
Cerpen
Bronze
Misteri Hantu Rumah Kosong
Donny Setiawan
Flash
Chandramaya
Donny Setiawan
Flash
Delana
Donny Setiawan
Novel
Orang-Orang Kotabuku
Donny Setiawan
Cerpen
Rendra dan Tulisannya
Donny Setiawan