Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Suntikan Penyesalan
0
Suka
453
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Suntikan Penyesalan

Entah kenapa otak keras kepalaku ini tidak mendengar nasihat ayah. Beliau selalu mengingatkanku untuk menjaga kesehatan agar tidak mudah sakit, apalagi di posisiku yang sedang merantau di negeri yang jauh dari rumahku. Aku telah tinggal disini selama tiga tahun dan bulan depan seharusnya menjadi momen bahagiaku merayakan kelulusan mendapat gelar ahli madya. Tetapi kebahagiaanku hancur karena kelalaianku sendiri. Aku terlalu meremehkan pentingnya menjaga kesehatan dan sekarang menerima konsekuensinya. Seperti bekas luka yang tidak bisa hilang dan permanen, begitu pula penyakit yang kuderita ini.

Ini semua bermulai sejak aku mengunjungi dokter, mengeluhkan kakiku yang terus mengalami kram dan rasa laparku yang tidak kunjung reda walaupun sudah makan banyak. Dokter itu mulai memeriksa tubuhku dengan cermat mulai dari mengecek tekanan darahku hingga mengecek kadar gula. Setelah itu dia menanyakan gaya hidupku sehari-hari. Mendengar jawabanku, wajahnya terlihat sangat serius, wajahnya jelas menujukkan kekhawatiran, seolah-olah tahu aku terkena penyakit yang serius. Ekspresinya itu membuatku mulai takut mengetahui nama penyakit yang akan dia sebutkan.

Setelah beberapa detik yang terasa lama, dokter yang ada di depanku ini mengatakan aku terkena Diabetes. Perkataannya bagaikan palu yang menghantam keras. Bukankah umurku masih 22 tahun, masih muda tapi terkena diabetes? bukankah yang terkena diabetes adalah mereka yang sudah tua dan hampir mati? Badanku masih kuat dan muda, kenapa hal seperti ini dapat terjadi padaku? Semua pertanyaan itu berkecamuk di kepalaku, menyelimuti emosiku dengan campuran penyesalan, amarah, kesedihan, dan yang paling dominan, ketakutan. Penyakit ini membuatku teringat dengan om-ku yang saat itu meninggal karena diabetes, kakinya hitam bengkak dan menghitam membuat mereka yang melihatnya ingin muntah. Dan sekarang aku menderita penyakit yang sama?

Dokter menjelaskan leih lanjut bahwa pankreasku tidak lagi menghasilkan insulin secara normal yang berarti hidupku sangat bergantung pada suntikan insulin untuk menjaga kadar gulaku tetap stabil. Suntik insulin? Bukankah itu artinya diabetesku sudah sangat parah? Bagaimana ayah dan ibuku menanggapi ini? Ayahku pasti akan sangat kecewa dan ibuku pasti akan menangis mendengar hal ini. Dan aku? Aku hanya dapat menerima kenyataan pahit bahwa tubuhku sudah tidak bisa sembuh lagi. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
AKU DIANTARA KALIAN
mahes.varaa
Skrip Film
Me Love Me
Romaliah
Flash
Suntikan Penyesalan
Yitro
Cerpen
At The Crossroads of Love
Erdem Emre
Novel
Langkah Cinta
YanuarSandieWijaya
Cerpen
Bronze
Kucing yang kutemui di jalan itu
Afina Munzalina F
Novel
Bronze
Jika Langit Jingga
Yuliani
Novel
Kota Angera
Mayhttt
Cerpen
Bianglala Langit Abu-abu
Almira
Novel
Bronze
Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)
Martha Z. ElKutuby
Novel
Bronze
Bukan Cinta Picisan
Nur'afifah Hasbi Nasution
Novel
Gold
Talijiwo
Bentang Pustaka
Novel
Langit 1998
Ephrilia Skha
Novel
The Secret Of Snowflakes
Dyah Arum
Novel
Bronze
Tell Me Your Secret
Risda Ully Safitri
Rekomendasi
Flash
Suntikan Penyesalan
Yitro
Flash
Bronze
PHP
Yitro
Flash
Suara Hati
Yitro
Flash
Bronze
Penumpang Tak Terduga
Yitro
Flash
Google Membunuh Tidurku
Yitro
Flash
Langkah Pertama Menuju Kebebasan
Yitro