Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sebagai hukuman bagi jiwa-jiwa yang menolak diantar ke langit, mereka akan dilepaskan kembali ke dunia tanpa kemampuan mengenali wajah agar tidak dapat bertemu dengan orang yang paling ingin ditemui. Awalnya, Merina pikir kisah ini hanya kebohongan belaka, tetapi kini ia berlarian di jalanan sambil menghindari wujud-wujud kelam di sekitar. Ke mana pun ia memandang, yang terlihat hanyalah sosok-sosok hitam bagai asap.
Frustrasi, Merina mendorong mereka agar menjauh, tetapi dirinya yang justru terjatuh. Di bawah sinar terik matahari, ia meraung-raung, meratapi nasibnya yang tidak akan bisa membalas dendam. Pria yang telah merenggut kehormatannya mungkin masih hidup di suatu tempat. Amarah akhirnya memberi Merina kekuatan satu kali lagi. Ia bangkit dan menyerang dengan membabi buta. Siapa pun yang terkena serangannya, tidak masalah. Tidak ada yang bisa membuatnya lebih menderita dari ini.
Seharusnya Merina tidak merasakan sakit karena hanya jiwanya yang kembali ke dunia. Namun, rasa nyeri menyelimuti sekujur tubuhnya yang kini ditahan oleh beberapa wujud hitam mengerikan. Para wujud hitam itu terus mengatakan sesuatu soal pasien kabur yang akhirnya ditemukan. Merina segera mengerti, bahwa mereka adalah para malaikat yang akan membawanya pergi. Namun, ia terlalu lelah untuk berontak. Mungkin memang lebih baik baginya untuk pergi ke langit dan bersantai di balik awan, daripada berada di dunia yang begitu ramai dan memusingkan.